Door To Door Edukasi dan Tes Tuberkulin di Banjarnegara

 

Data final TB Indonesia tahun 2021 menunjukkan bahwa estimasi kasus tuberkulosis di Indonesia sebanyak 824.000, ternotifikasi kasus tuberkulosis sebanyak 443.235, terkonfirmasi tuberkulosis resistance obat (RO)/ multiple drugs resistance (MDR) sebanyak 8.268, kasus tuberkulosis anak sebanyak 42.187 dan angka kematian tuberkulosis sebanyak 15.186. Sedangkan estimasi kasus tuberkulosis di Jawa Tengah  pada tahun 2021 sebesar 83.076, teridentifikasi 41.928, kasus tuberkulosis anak sebanyak 4.831 dan angka kematiannya sebanyak 1.782. Untuk Kabupaten Banjarnegara sendiri, tahun 2021 menunjukkan estimasi tuberkulosis sebanyak 2.056, teridentifikasi 706, teridentifikasi tuberkulosis resisten obat (RO) atau Multiple Drugs Resistance (MDR) 6 kasus, kasus tuberkulosis anak sebanyak 25 serta angka kematian 13 kasus.

Sebagai upaya dalam menekan angka sakit akibat tuberkulosis dan bentuk dukungan terhadap program pemeritah “Eliminasi Tuberkulosis pada Tahun 2030” seperti dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada saat penandatanganan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis pada 02 Agustus 2021 lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Puskesmas Wanadadi 1, Puskesmas Wanadadi 2 dan Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara melakukan kegiatan door to door di masyarakat dalam edukasi dan tes tuberkulin (mantoux test) pada keluarga yang kontak serumah dengan pasien positif tuberkulosis.

Orang yang kontak serumah dengan pasien TBC memiliki resiko tertular penyakit TBC. Terdapat 3 (tiga) kemungkinan yang bisa terjadi jika bakteri TBC masuk dalam tubuh. Pertama, sistem kekebalan tubuh berhasil membunuh bakteri TBC sehingga seseorang tidak tertular penyakit TBC. Kedua, sistem kekebalan tubuh hanya mampu membatasi bakteri TBC dan membuatnya tidur sehingga tidak menimbulkan gejala sakit TBC atau disebut Infeksi Laten TB (ILTB). Ketiga, jika daya tahan tubuh sedang tidak baik maka orang yang terinfeksi laten TBC akan menjadi sakit TBC. Tes tuberkulin (mantoux test) dilakukan pada usia diatas 5 tahun penting dilakukan sebagai upaya deteksi dini guna menentukan perlu atau tidaknya pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah ataupun kontak erat tersebut. TPT perlu diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Mencegah penyakit TBC akan mengurangi sumber penularan selanjutnya, sehingga dapat memutus penularan TBC di masyarakat. TPT juga terbukti dapat mengurangi risiko sakit TBC 80-90%. Bapak Afif Turisno selaku Wakil Supervisor Tuberkulosis Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara menyampaikan bahwa “upaya penekanan angka sakit akibat tuberkulosis akan optimal jika tidak hanya fokus dalam program pengobatan bagi yang sudah sakit namun juga adanya upaya pencegahan bagi yang belum sakit”.

Kegiatan door to door tersebut berhasil mengedukasi dan mengajak orang tua yang memiliki balita <5 tahun untuk diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT). Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dan Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara terus mengajak masyarakat Banjarnegara yang mengalami gejala batuk terus menerus berdahak maupun tidak berdahak, demam atau meriang dalam jangka waktu yang panjang, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, nafsu makan menurun serta berkeringan di malam hari mesti tanpa melakukan aktifitas untuk segera periksa ke layanan kesehatan terdekat dan dapat ditindaklanjuti jika diindikasi positif TBC.


Penulis: Saroh, S.Kep.

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas

Perluasan Wilayah Intervensi Penanggulangan Tuberkulosis berbasis Komunitas di Kabupaten Banjarnegara

 

Kita ketahui bersama Indonesia merupakan negara peringkat ke 3 (tiga) tuberkulosis tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data final TB Indonesia tahun 2021, estimasi kasus tuberkulosis di Indonesia sebanyak 824.000, ternotifikasi kasus tuberkulosis sebanyak 443.235, terkonfirmasi tuberkulosis resistance obat (RO)/ multiple drugs resistance (MDR) sebanyak 8.268, kasus tuberkulosis anak sebanyak 42.187 dan angka kematian tuberkulosis sebanyak 15.186. Jawa Tengah pada tahun 2021 mempunyai estimasi tuberkulosis sebesar 83.076, teridentifikasi 41.928, kasus tuberkulosis anak sebanyak 4.831 sedangkan angka kematiannya sebanyak 1.782. Selanjutnya pada tahun 2021, estimasi tuberkulosis sebanyak 2.056, teridentifikasi 706, teridentifikasi tuberkulosis resisten obat (RO) atau Multiple Drugs Resistance (MDR) 6 kasus, kasus tuberkulosis anak sebanyak 25 serta angka kematian 13 kasus. Artinya, bahwa sebagian besar kasus belum ditemukan keberadaannya yang berpotensi terus terjadi penularan terhadap yang lain. Upaya pelacakan, edukasi, penemuan aktif baik secara intensif ataupun massif berbasis keluarga dan masyarakat perlu diimplementasikan secara terus menerus melalui kegiatan investigasi kontak untuk mendukung penekanan angka sakit akibat tuberkulosis di Kab. Banjarnegara.

Sebagai upaya meningkatkan edukasi, investigasi kontak dan penemuan kasus, Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara melakukan perluasan wilayah intervensi penanggulangan tuberkulosis berbasis komunitas di Kab. Banjarnegara. Hingga Juni 2022, wilayah intervensi penanggulangan tuberkulosis berbasis komunitas meliputi 25 puskesmas (14 kecamatan). Wilayah-wilayah tersebut meliputi Mandiraja, Purwanegara, Klampok, Susukan, Wanadadi, Bawang, Punggelan, Rakit, Pagedongan, Banjarnegara, Madukara, Karangkobar, Wanayasa, dan Kalibening. Semester baru ini, Juli 2022 wilayah intervensi bertambah 5 puskesmas (3 kecamatan) yakni Sigaluh, Banjarmangu dan Pejawaran.

Melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Staff Program dan Staff Keuangan Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara melakukan kulonuwun pada kepala puskesmas, kepala tata usaha, pengelola program tuberkulosis dan analis laboratorim di puskesmas calon wilayah intervensi agar dipilihkan kader yang aktif dan berkenan diberikan pelatihan teori dan praktik penanggulangan tuberkulosis berbasis komunitas. Upaya tersebut dilakukan untuk membentuk sumber daya manusia kader yang aktif dan berkualitas agar semakin membantu pemerintah Kab. Banjarnegara dalam pelacakan kasus tuberkulosis secara optimal, yang sakit ditemukan dan melakukan pengobatan sesuai prosedur sehingga angka penularan dapat ditekan.

Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara menargetkan bahwa maksimal akhir 2022 seluruh wilayah puskesmas di Kab. Banjarnegara telah masuk intervensi program penanggulangan tuberkulosis berbasis komunitas. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Puskesmas dan Sub- Sub Recipient Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara terus mengajak Masyarakat Banjarnegara yang mengalami gejala batuk terus menerus berdahak maupun tidak berdahak, demam atau meriang dalam jangka waktu yang panjang, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, nafsu makan menurun serta berkeringat di malam hari mesti tanpa melakukan aktifitas untuk segera periksa ke layanan kesehatan terdekat.


Penulis: Saroh, S. Kep

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas

Penyegaran Kader Komunitas dalam Penemuan dan Pendampingan Kasus TBC di Lingkungan Sekitar (PART 2)

Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur. Penyegaran terhadap kader-kader sangat diperlukan untuk mempertahankan semangat kader yang masih ikut berpartisipasi dalam program eliminasi TBC diwilayahnya masing-masing. Hal ini dapat diliat dari antusis kader-kader, baik kader yang lama maupun yang baru direkrut dalam mengikuti refreshment kader.

SSR PERDHAKI TBC Kota Kupang melakukan refreshment kader paada tanggal 18 – 20 agustus 2022 diikuti oleh 30 kader yang tersebar di 11 wilayah puskesmas. Kegiatan terbagi menjadi 2 agenda yakni 2 hari di dalam ruangan dan 1 hari atau hari terakhir dipakai untuk langsung turun langsung kelapangan untuk melakukan investigasi kontak secara langsung.

“pre-test”

Kegiatan hari pertama dibuka oleh Ibu Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang dan langsung dimulai dengan Pre-Test, yang kemudian dilanjutkan dengan materi dasar dan gambaran kondisi kasus TBC di Kota Kupang yang dipaparkan oleh Ibu Emi Koroh selaku Wasor TBC Kota Kupang. Pemberian materi pertama ini sangat membantu kader dalam menyegarkan kembali pengetahuan-pengetahuan mengenai TBC dan juga memberikan informasi kepada beberapa kader baru yang baru bergabung.

“Informasi Dasar TBC”

Kegiatan ini juga diselingi dengan sesi tanya jawab, begitu antusias kader-kader dalam meberikan pertanyaan seputar TBC dan beberapa kendala mereka dilapangan disampaikan oleh kader-kader lama. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah mengenai kesulitan mendapatkan indeks baru, kelengkapan data yang diterima, ketersediaan logistik untuk Balita yang layak diberikan TPT, hingga penjaringan atau penemuan kasus baru melalui rujukan pemeriksaan oleh kader ke puskesmas.

Sesi tanya jawab ini juga mendapatkan respon positif dari pembawa materi, yakni ibu Emi selaku wasor TBC Kota Kupang. Beliau menjelaskan bahwa kedepanya pihak dinas kesehatan Kota Kupang akan berkoordinasi dengan setiap pengelola TBC yang ada di setiap puskesmas di Kota Kupang untuk bisa membantu para kader dalam penemuan kasus lewat pemberian data yang lengkap untuk dilakukan investigasi kontak, begitu juga mengenai pemberian TPT terhadap balita kontak serumah beliau juga menyatakan bahwa ketersediaan obat sudah ada dan beliau berjanji akan berkoordinasi dengan pengelola di setiap puskesmas untuk segera melakukan permintaan agar obat bisa segera di distrubiskan.

“INVESTIGASI KONTAK

RUMAH TANGGA & NON RUMAH TANGGA”

Materi berikut mengenai Investigasi Kontak Rumah Tangga dan Non Rumah tangga dipaparkan oleh Bapak Andika A. Diaz Viera selaku Staff Program SR PERDHAKI TBC NTT. Penjelasan mengenai 2 kegiatan ini sangat membantu para kader yang belum begitu memahami tentang kegiatan ini dan perbedaannya, bahkan setelah materi ini diberikan, pada sesi diskusi munculnya pengakuan dari beberapa kader bahwa selama ini mereka hanya memahami tentang Investigasi Kontak Rumah Tangga saja sehingga kegiatan yang mereka lakukan selama ini hanya samapai pada Investigasi Kontak. Mungkin saja hal ini yang menyebabkan angka penemuan kasus di Kota Kupang oleh kader komunitas menjadi sangat rendah setiap bulannya. Namun dengan adanya refreshment kader ini harapan baik bahwa akan ada hasil yang lebih baik setelah kegiatan ini dilakukan.

“TPT , KOMUNIKASI EFEKTIF & PROSEDUR PENGAMBILAN DAHAK”

Materi selanjutnya yakni Pemberian TPT, Komunikasi Efektif dan juga Proses pengambilan Sputum. Tiga materi ini disampaikan oleh Ibu Elda Tauk selaku mantan pengelola TBC salah satu puskesmas di Kota Kupang . Sebelum pensiun beliau baru saja mendapatkan penghargaan sebagai pengelola TBC terbaik di se puskesmas di Kota Kupang. Beliau dipilih sebagai fasilitator dalam kegiatan ini karena memang beliau sudah memiliki banyak ilmu dan praktek langsung dengan kasus TBC di Kota Kupang. Semua materi yang dibawakan sangat diterima dengan baik oleh para kader mulai dari proses penjaringan kasus TPT yang selama ini kurangnya pemahaman terhadap kader, selanjutnya materi tentang komunikasi efektif dimana kader diajarkan oleh beliau sehingga kader-kader tahu bagaimana harus berproses dilapangan dengan berkomunikasi yang baik dan benar agar proses dilapangan dapat berjalan dengan baik bahkan kader juga diberikan praktek bermain peran kegiatan Investigasi Kontak. Penyuluhan berkelompok dan Penyuluhan masal sebagai contoh dan akan di nilai langsung oleh Ibu Elda. Dan mater beliau yang terakhir adalah mengenai proses pengambilan sputum dan bagaimana mengambil dan memberikan sputum yang berkualitas untuk diperiksa , materi terakhir beliau ini adalah materi yang paling belum diketahui oleh hampir semua kader sehingga kader juga merasa terbantu dengan informasi ini.

“BERMAIN PERAN”

“PENCATATAN DAN PELAPORAN”

Di hari kedua, tak kalah pentingnya dengan materi-materi diatas, pemaparan mengenai Pencatatan dan Pelaporan oleh salah satu Staff SR PERDHAKI TBC NTT, yakni Andre Louis Stenly Seran selaku Staff MEL, beliau menekankan bahwa ketika kader-kader melakukan kegiatan dilapangan harus juga dilakukan pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar agar dapat terekam dengan baik oleh komunitas, apalagi Komunitas memiliki Sistem Informasi Tuberkolosi dimana setiap bulannya semua kegiatan yang dilakukan oleh kader akan di masukan kedalam sistem tersebut. materi mengenai pencatatan dan pelaporan ini juga terdiri dari penjelasan mengenai Form-Form kader yang dimiliki dan digunakan oleh komunitas untuk pencatatan dan pelaporan. Dan materi selanjutnya masih berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan yakni alur pengambilan dan pembagian indeks sehingga merata dan dapat dilakukan secara maksimal oleh masing-masing kader di wilayah kerjanya.

Selanjutnya mengenai materi pencatatan dan pelaporan ini juga langsung dibukan sesi diskusi, sehingga mendapatkan banyak pertanyaan dan respon positif dari para peserta kegiatan, mulai dari pertanyaan seputar form-form kader dimana sampai hari dimana mereka mengikut kegiatan refreshment kader rata-rata hanya mengetahui mengenai Form Investigasi Kontak Rumah Tangga saja sehingg mereka baru mendapatkan informasi mengenai form-form lain setelah mengikuti refreshment kader ini. Kader-kader juga merasa bersyukur dengan materi ini mereka jadi tahu jenis-jenis form lain yang mereka bisa gunkan dan bisa menambah reward mereka apabila digunakan dalam proses penemuan kasus TBC dilingkungan sekita mereka. Mengenai pembagian kasus indeks, pihak PERDHAKI TBC sendiri mengakui bahwa pembagian indeks masih belum merata karena keaktifan kader yang masih rendah, respond kader terhadapat indeks kasus yang diberikan masi kurang aktif sehingga harus diambil alih oleh kader lain. Makas setelah mater ini para kader jadi memiliki wawasan dan pengetahuan baru untuk kegiatan mereka dilapangan.

“Penemuan Kasus Baru TBC dan Peran Kader”

Materi terakhir disampaikan oleh Koordinator Porgram dan MEL SR PERDHAKI TBC NTT, ibu Maria Fatima D. Dellu yakni materi tentang Penemuan Kasus Baru TBC dan Peran Kader, dalam materi ini telah dijelaskan mengenai Penemuan Kasus Baru TB sebagai upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir tingkat penyebaran dan risiko TB di masyarakat, dan juga Penemuan kasus Baru TB ini bisa didapat dari serangkaian kegiatan seperti Investigasi Kontak dan Penyuluhan. Dalam semua kegiatan ini diperlunya peran dan keaktifan kader yang baik agar kegiatan-kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Melanjutkan dari materi ditindaklanjuti dengan pembagian indeks kasus kepada kader – kader yang mengikuti kegiatan refreshment kader ini untuk langsung melakukan kegiatan penemuan kasus dilapangan lewat kegiatan investigasi kontak sekaligus menerapkan materi-mater yang telah disampaikan oleh semua pembicara dari hari pertama hingga kedua.

Diakhir kegiatan Pastor Paroki Gereja St. Maria Asumpta Romo Aditya juga ikut berpartisipasi dalam meberikan penyegaran iman dan penguatan terhadap kader-kader yang akan melakukan tugas mulia dilapangan.

Diharapkan dengan adanya kegiatan refreshment kader ini dapat meningkatkan keaktifan kader dan juga meningkatkan angka penemuan kasus dilapangan.

Kampanye Bersama, Yamali TB dan Prodi HI UIN Alauddin Ajak Warga Makassar Merdeka dari TBC

Tim Yamali TB bersama Prodi HI UIN Alauddin Makassar kamoanye terbuka Eliminasi TBC di Lego-lego, Makassar.

MAKASSAR – Yayasan Masyarakat Peduli Tuberklosis (Yamali TB) Sulsel bersama civitas akademika Prodi Hubungan Internasional (HI) UIN Alauddin Makassar menggelar kampanye eliminasi TBC di Lego-lego Center Point Indonesia (CPI) kota Makassar, Sabtu (13/8/2022).

Koordinator Program SR Yamali TB Sulsel Kasri Riswadi mengatakan, kegiatan itu merupakan kegiatan kampanye eliminasi TBC SdGs 2030, yang diinisiasi oleh dua pihak yang berkolaborasi yakni prodi HI UIN Alauddin Makassar dengan Yamali TB Sulsel.

“Orientasi dan targetnya adalah edukasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat umum bahwa saat ini kita belum betul-betul keluar dari ancaman penyakit global, tak hanya COVID-19 tetapi juga penyakit TBC yang saat ini bahkan telah berusia 141 tahun,” tuturnya kepada media, Minggu (14/8/2022).

dr. Sitti Munawwarah, Sp. P. dari RSUD Labuang Baji melayani konsultasi paru secara kepada pengunjung Lego-lego dalam aksi kampanye ini

Bagi Yamali TB, informasi ini penting diketahui oleh masyarakat mengingat bahwa angka kasus TBC masih sangat tinggi, dimana secara global Indonesia saat ini berada di urutan ketiga dunia sebagai punyumbang kasus TBC teringgi.

Di sisi yang lebih spesifik, di Sulsel estimasi kasusnya bahkan telah berada di angka 31.022 data per tahun 2021 lalu. “Kita berharap bahwa dari informasi yang kita sebar, tercipta masyarakat yang berkesadaran dalam hidup sehat serta mengenali gejala TBC khususnya.

“Dari pengetahuan itu, saat mereka menjumpai orang dengan gejala sebagaimana yang kita sampaikan, masyarakat ini dapat menjadi semacam agent untuk mengarahkan agar segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan, sebab TBC dapat diobati dan obatnya juga gratis. Kita ingin semua itu berjalan, sehingga cita-cita eliminasi TBC 2030 dapat terwujud,” kata Kasri Riswadi.

Terpisah disampaikan, Kaprodi HI UIN Alauddin Makassar Nur Aliyah Zainal, kegiatan ini kita lakukan dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat serta suatu upaya untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 tahun.

Pengunjung yang menerima edukasi melakukan TOSS TB sebagai bentuk antusiasmenya pada kegiatan ini

“Bagi kami, ancaman itu bukan hanya ancaman perang hingga penjajahan, menyakit menular atau wabah juga adalah ancaman nyata. Penyakit TBC ini adalah salah satunya, di sejumlah negara bahkan tidak membiarkan warga negara lain masuk jika tidak dapat mebuktikan dirinya bebas dari panyakit ini. Karena itu, bagi kita merdeka dari tbc juga merupakan sesuatu yang sangat penting,” ungkapnya.

Kegiatan kampanye di Lego-lego ini dilakukan dengan sejumlah rangkaian, dimulai dengan pengarahan, seminar terbuka dan konsultasi ahli bersama dr. Sitti Munawwarah, Sp. P., yang merupakan dokter paru RSUD Labuang Baji, serta doakhir dengan edukasi dan penyuluhan kepada para pengunjung lego-lego sapanjang pagi hingga siang hari.

Penyegaran Kader Komunitas dalam Penemuan dan Pendampingan Kasus TBC di Lingkungan Sekitar (PART 1)

 

Sumba Barat Daya – Nusa Tenggara Timur. Peran komunitas dalam berpartisipasi untuk penanggulangan TBC sangat membantu pemerintah dalam program eliminasi TBC melalui kegiatan investigasi kontak yang dilakukan oleh kader-kader yang telah dilatih. Mereka turun langsung ke wilayah-wilayah dimana ada pasien yang ternotifikasi TBC sehingga dapat melakukan investigasi kontak atau skrining TBC diwilayah sekitar tempat tinggal pasien TBC tersebut.

Kegiatan investigasi kontak ini bertujuan untuk melihat kemungkinan sebaran kuman TBC pasien TBC baik dengan kontak serumah, tetangga, orang terdekat atau kerabat yang pernah ditemui sejak bergejala hingga sudah ternotifikasi menjadi pasien TBC. Apabila dalam proses skrining ditemukan kontak yang memiliki gejala, maka kader-kader akan merujuk untuk dilakukan pemeriksaan di fasyankes terdekat dan apabila ada kontak yang ternotifikasi TBC maka harus langsung mendapatkan pengobatan TBC.

Sejak pandemi COVID-19,  keaktifkan kader dalam melakukan penjaringan kasus TBC dilingkungan sekitar semakin menurun. Beberapa kader menghilang tanpa kabar dan tidak melakukan kegiatan dilapangan lagi yang mana hal ini juga berpengaruh terhadap capaian yang dihasilkan.  Keaktifan kader sejalan dengan capaikan kegiatan investigasi kontak yang didapatkan, sehingga turunnya keaktifan kader secara langsung berdampak pada penurunan penemuan kasus baru dilingkungan sekitar.

Di 2022 ini , dengan adanya bantuan dana dari Global Fund melalui PR Konsorsium Penabulu-STPI, setiap SSR dapat melakukan kegiatan “Refreshment Kader” di wilayahnya masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kembali angka kegiatan investigasi kontak di wilayah masing-masing SSR.

SSR Sumba Barat daya adalah satu dari 5 wilayah intervensi SR PERDHAKI TB NTT yang pertama melakukan kegiatan Refreshment Kader. Kegiatan ini dilakukan mulai dari tanggal 11 – 13 Agustus 2022. Kegiatan ini diikuti oleh 30 Kader baik kader lama maupun kader yang baru direkrut dari 13 puskesmas wilayah dampingan SSR PERDHAKI TBC Kabupaten Sumba Barat Daya.

“pre-test”

Kegiatan ini berlangsung dengan baik diawali dengan pre-test yang harus dikerjakan oleh kader-kader yang kemudian dilanjutkan dengan materi-materi yang disampaikan oleh beberapa narasumber.

Kegiatan secara resmi dimulai dengan pembukaan oleh Sherly Kaka, Amd.Kep selaku Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan Kab. Sumba Barat Daya yang juga hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini. Dalam sambutan dan arahannya, kabid P2 Dinas Kesehatan Kab. Sumba Barat Daya berterima kasih kepada SSR PERDHAKI TBC Kab. Sumba Barat Daya yang telah merekrut dan melatih kader dari 13 Puskesmas di Kab. Sumba Barat Daya. Dengan adanya kader TBC dari PERDHAKI, angka penemuan kasus sejak tahun lalu dan tahun ini (2022) menjadi lebih baik, dan hal inilah yang perlu  dijaga sambil membenahi apa yang belum optimal. Beliau juga berharap dengan adanya kegiatan refreshment kader seperti ini, bapak ibu kader baik yang lama dan baru dapat memperoleh peningkatan kapasitas melalui materi yang diterima selama 3 hari ini.

Fasilitator dalam kegiatan ini adalah Wasor TBC Kab. Sumba Barat Daya Yustina Dendo,Amd.Kep dan Lusia Natalia, Amd.Kep selaku pengelola TBC Puskesmas Watukawula.

Adapun topik yang disampaikan dihari pertama kegiatan refreshment adalah fasilitator menggali informasi kendala dan tantangan kader selama menjalankan tugas di lapangan serta mendapatkan gambaran umum terkait kasus TBC di Kab. Sumba Barat daya, dan informasi dasar TBC. Sehingga diawal kegiatan terdapat sesi curah pendapat terkait tantangan dan suka duka yg kader dapat di lapangan.

Selanjutnya selama 3 hari, para narasumber memberikan materi mengenai situasi TB di Sumba Barat Daya, menjelaskan teori terkait IKRT, IK NON, penemuan terduga, TPT dan cara mengeluarkan dahak. Hal ini bertujuan untuk menyegarkan kembali kader – kader yang lama dan mengedukasi kepada kader-kader baru mengenai garis besar kegiatan yang akan mereka lakukan dilapangan. Selanjutnya, dijelaskan juga apa saja peran kader dan koordinator kader dalam proses penjaringan kasus dilapangan. Mereka juga dibekali ilmu bagaimana cara pencatatan dan pelaporan yang baik beserta praktek langsung. Pada akhir kegiatan, kader di edukasi terkait pembuatan RTL dan pembagian index oleh Puskesmas yang menjadi wilayah intervensi SSR PERDHAKI TB Kab. Sumba Barat Daya untuk dilakukan investigasi kontak oleh kader-kader baru yang mengikuti refreshment kader.

Sesuai dengan tujuan dan harapan, bahwa semoga kegiatan refreshment kader ini akan menghasilkan capaian yang baik dilapangan khususnya kegiatan investigasi kontak yang berkualitas sehingga program eliminasi TBC dapat benar-benar ditekan angka penyebarannya.

 

 

 

 

 

 

Kader TBC Komunitas, Warnai Bulan Kemerdekaan dengan Penyegaran dan Semangat Baru

Suasana penyegaran kader di Kabupaten Pinrang, Selasa 9 Agustus 2022

MAKASSAR– Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 dijadikan program Tuberkulosis (TBC) Komunitas sebagai momentum untuk menyegarkan pengetahuan dan semangat kader. Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) sebagai pelaksana program TB Komunitas di wilayah Sulawesi Selatan menunjukkan tekadnya untuk terus bergerak menjalankan misi kemanusiaan yakni dengan memerdekakan masyarakat dari penyakit TBC.

Koordinator Program SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, menyampaikan bahwa npenanggulangan TB harus terus digeliatkan mengingat bahwa penyakit menular yang telah berusia 141 tahun itu masih menjadi ancaman nyata di masyarakarat. “Hingga saat ini, negara kita masih menjadi penyumbang kasus TBC tertinggi ketiga di dunia. Karenanya, peran dan kolaborasi bersama baik pemerintah, sektor swasta dan khsusunya masyarakat harus terus digiatkan dan ditingkatkan,” tuturnya.

Yamali TB sendiri bergerak untuk upaya penemuan kasus dan pendampingan pasien TB melalui kader dan pasien supporter yang tersebar di 9 daerah kabupaten dan kota se-Sulsel. Kesembilan daerah itu di antaranya kota Makassar, kabupaten Gowa, Maros, Bone, Wajo, Sidrap, Pinrang, Jeneponto, dan Bulukumba.

“Penyegaran Kader ini adalah upaya peningkatan kapasitas sekaligus memupuk semangat para kader. Kita ada 610 kader, mereka inilah yang sebagai pegiat TB terus aktif di masyarakat dengan ragam kegiatan seperti penyuluhan, investigasi kontak, pelacakan pasien mangkir, serta pendampingan pasien,” ungkap Kasri melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/8).

Sementara itu, SR Manager Yamali TB, Wahriyadi, menyebutkan bahwa melalui momentum peringatan kemerdekaan tahun ini pihaknya ingin mengajak berbagai elemen masyarakat untuk selalu waspada dengan masalah TBC serta bersama-sama memerangi penyakit tersebut. “Selain pasang bendera di rumah atau tempat kita masing-masing, mari kita isi kemerdekaan dengan kesadaran untuk hidup sehat dan merdeka dari segala macam penyakit,” pungkasnya.

Konsolidasi Laporan Programatik dan Technical Assistance Tata Kelola Keuangan

Lombok – Nusa Tenggara Barat. Pencatatan dan Pelaporan sangatlah penting untuk memastikan capaian yang ditemukan oleh komunitas. PR Konsorsium Komunitas Penabulu STPI membuat sebuah kegiatan yakni Konsolidasi Laporan Programatik dan Technical Assistance Tata Kelola Keuangan yang dihadiri oleh seluruh SR Wilayah dan SR Tematik yang tersebar diseluruh Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing SR seperti PMEL Coordinator, Staff MEL serta FO Coordinator. Kegiatan ini dilakukan dengan  tujuan untuk bersama-sama melakukan finalisasi data capaian seluruh SR komunitas selama kurun waktu 6 bulan atau 1 semester di tahun 2022.

“SAMBUTAN MEL MANAGER PR KONSORSIUM PENABULU STPI”

Kegiatan ini juga dimulai dengan sambutan dari MEL Manager PR Konsorsium Penabulu STPI yang kebetulan berhalangan hadir sehingga dilakukan secara virtual. Beliau mengharapkan, adanya kegiatan yang dilakukan mulai tanggal 2-5 agustus ini dapat menyelesaikan dan memfinalisasikan pencatatan dan pelaporan Semester 1 2022 yang akan dipertanggungjawabkan ke pihak The Global Fund dalam kurun waktu dekat ini.

“PEMBUKAAN KEGIATAN SECARA RESMI OLEH HR MANAGER PR KONSORSIUM PENABULU STPI”

Selanjutnya kegiatan juga dibuka secara resmi oleh para manager PR Konsorsium Penabulu STPI yang juga kebetulan berhalangan hadir sehingga dilakukan secara virtual. Beliau mengharapkan dengan penggunaan SITK tim Program dan MEL dapat memanfaatkan data-data yang ada di SITK untuk melakukan koordinasi dilapangan demi mencapai target-target yang sudah ditentukan.

Kegiatan ini juga sangat membantu khususnya kepada TIM MEL yang sering mengalami kendala dalam sistem SITK sehingga pertemuan secara langsung ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang selama ini dihadapi oleh tiap-tiap SR/SSR/IU. Tim MEL dapat berkonsultasi langsung dan juga melakukan sharing bersama teman-teman Program dan MEL lainnya yang mungkin memiliki kendala yang sama.

Belasan Mahasiswa HI UIN Alauddin Lakukan KKL di Yamali TB Sulsel

Mahasiswa Prodi HI UIN Alauddin Makassar melakukan kuliah kerja lapangan di Yamali TB Sulsel selama sebulan

MAKASSAR– Sebanyak 17 mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melakukan kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) di Sub Recipient (SR) Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel. KKL ini akan berlangsung selama sebulan penuh atau 21 hari kerja terhitung sejak 18 Juli 2022.

Dosen pendamping Peserta KKL, Farahdiba Rahma Bachtiar menyatakan bahwa kehadiran mahasiswa untuk melakukan KKL di Yamali TB sudah memasuki tahun kedua, setelah setahun sebelumnya ada sebanyak 21 mahasiswa sukses melakukan KKL di tempat yang sama. “Keberadaan Yamali TB sebagai pengelola program TB Komunitas dengan dukungan dana Global Fund melalui Konsorsium Penabulu-STPI, menjadi alasan kami memilih Yamali sebgai tempat magang mahasiswa HI. Hasilnya dari mahasiswa sebelumnya cukup memuaskan dalam hal pengetahuan dan pengalaman cara kerja Yamali sebagai sebuah NGO,” tuturnya.

Dosen yang juga merupakan Sekretaris Prodi HI UIN Alauddin ini berharap agar mahasiswa yang sedang KKL di Yamali dapat mengikuti jejak para pendahulunya, yakni mendapatkan banyak pengetahuan serta pengalaman terkait cara kerja NGO sesuai disiplin ilmu yang ia pelajari di kampus selama ini.

Sementara itu, Koordinator Program dan MEL SR Yamali TB, Kasri Riswadi yang menerima mahasiswa menyatakan antusiasnya atas kepercayaan Prodi HI UIN Alauddin Makassar untuk KKL di tempatnya.

“Yamali TB mari anggap saja rumah bersama, karena kita selalu terbuka untuk siapa saja dan kegiatan apa saja guna mendukung upaya eliminasi TBC di Indonesia dan khususnya di Sulsel. Silahkan berkreasi dan berikan kontribusi dengan disiplin ilmunya, di Yamali TB kita bekerja untuk upaya penemuan kasus baru TBC, pendampingan serta pencegahan kasus. Untuk itu kita bergerak bersama kader komunitas, pasien supporter, manager kasus, dan tim pengelola program. Semuanya ini dapat Anda tempati belajar,” pungkasnya.

Dalam pelaksanaan KKL hariannya, mahasiswa KKL ini terbagi ke dalam dua kelompok, yang nantinya akan bekerja berselingan kerja office atau di kantor yamali TB dan terjung ke lapangan melakukan observasi aksi kader dan PS di masyarakat.

Wilayah Baru, Kader Baru dan Tantangan Baru

Timor Tengah Selatan – Nusa Tenggara Timur. Perjuangan dalam menyukseskan program penanggulangan TBC terus dilakukan baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten. Strategi demi strategi dilakukan dalam mendukung program ini. Salah satunya dengan melakukan pelebaran wilayah intervensi agar memperluas wilayah penjaringan kasus TBC, SSR Timor Tengah Selatan yang sebelumnya memiliki 11 kecamatan dengan 11 puskesmas intervensi pada Kuartal 2 2022 kembali melakukan penambahan 2 Kecamatan dan 3 Fasyankes intervensi yakni Puskesmas Kolbano dan Puskesmas SEI dari kecamatan Kolbano dan Puskesmas Hoebeti dari Kecamatan Kotolin.

Kegiatan ini merupakan inovasi dari SSR kabupaten Timor Tengah Selatan menggunakan BL.38 yang dananya diperuntukan untuk pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan juga 3 Puskesmas wilayah yang baru dibentuk.

“REKRUTMEN KADER BARU”

SSR Timor Tengah Selatan juga langsung melakukan perekrutan, pelatihan dan pemberian edukasi mengenai TBC terhadap kader-kader baru yang akan aktif dalam penemuan kasus di wilayah intervensi yang baru ini. Proses perekrutan, pelatihan dan pemberian edukasi ini juga didampingi langsung oleh pihak puskesmas.

“INVESTIGASI KONTAK PERDANA”

Bahkan kegiatan Investigasi Kontak pertama langsung dilakukan setelah melakukan pelatihan kader dengan maksud memperlihatkan secara langsung proses penemuan kasus di lapangan serta bagaimana melakukan penyuluhan atau pemberian edukasi terhadap masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan ini juga didampingi langsung oleh pihak SSR PERDHAKI TTS diantaranya Koordinator Program SSR TTS dan Koordinator Kader.

Pelebaran wilayah intervensi ini diharapkan dapat meningkatan capaian dalam program penanggulan TBC di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mana wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah binaan SR PERDHAKI TB NTT dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi sehingga target yang diberikan juga cukup tinggi.

 

Namun saat ini, kondisi iklim yang masih berubah-berubah menjadi salah satu kendala akan kegiatan yang akan dilakukan oleh kader-kader, gambar diatas merupakan situasi Jalan atau akses menuju 4 Puskesmas yang menjadi wilayah intervensi SSR PERDHAKI TB Timor Tengah Selatan yakni Puskesmas Kualin yang merupakan puskesmas lama dan 3 puskesmas wilayah baru yakni Puskesmas Kolbano, Puskesmas Sei dan Hoibeti. Sehingga menurut Tim SSR Timor Tengah Selatan 3 puskesmas baru ini belum memberikan hasil yang maksimal.

Tim SSR Timor Tengah Selatan berharap akan ada penambahan koordinator kader mengingat adanya penambahan wilayah intervensi yakni puskesmas dan kecamatan sehingga proses eliminasi TBC akan tercipta dengan efektif.

 

SR Yamali TB Inisiasi Pembentukan Tim Pelacak Kasus LTFU, Libatkan Tokoh Agama dan Masyarakat

SR Yamali TB bersama Dinkes Makassar dan Petugas beberapa PMDT se-Makassar

MAKASSAR– Yamali TB meginisisasi pembentukan tim pelacakan kasus Lost to follow up (LTFU) TBC Resisten Obat. Pembentukan tim pelacak tersebut sebagai respon atas beberapa kasus pasien TBC RO yang LTFU dan enggan untuk berobat kembali serta target zero LTFU TBC RO di Sulsel.

“Di Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar untuk tahun 2021 lalu ada 4 kasus pasien LTFU dampingan Pasien Supporter SR Yamali TB. Sebagai upaya para pendamping atau PS telah melakukan pelcakan, 1 orang pasien berhasil kembali melanjutkan pengobatan, sementara 2 pasien menolak dengan alasan tidak kuat lagi, serta 1 pasien hilang kontak dan tak lagi dapat ditemui. Hal ini barang tentu suatu persoalan yang perlu kita pecahkan,” ungkap Koordinator PMEL SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, pada rapat koordinasi semeseter dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar serta petugas PMDT kota Makassar, kamis, 23 Juni 2022.

Kasri menegaskan perlunya strategi dan peran bersama lintas pihak untuk menanganinya, dan salah satunya membentuk tim pelacak yang bukan hanya dari unsur PS dan MK, tetapi juga unsur lain baik itu kader, petugas puskesmas, hingga tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berpengaruh bagi pasien. Tak hanya di kota Makassar, tapi juga di 8 kabupaten wilayah kerja SR Yamali TB seperti Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Bone, Wajo, Sidrap, dan Pinrang.

Wasor TB Dinas Kesehatan kota Makassar, Sierli Natar menimpali bahwa dari pihak layanan hal tersebut memang telah menjadi tupoksinya. Karenanya khusus untuk kasus LTFU di kota Makassar, ia sangat menyambut baik jika komunitas dalam hal ini Yamali TB dapat mempelopori tim tersebut. “Silahkan, kita tentu sangat mendukung, apalagi kalau ini dilakukan sama-sama,” terangnya.

Ifah, Seorang PS saat menjalankan perannya melakukan pendampingan dengan mengunjungi rumah pasien TBC-RO dalam rangka memberikan support dan motivasi

Sementara itu, Manager SR Yamali TB, Wahriyadi menjelaskan bahwa penanganan kasus LTFU ini menjadi bagian penting dari program TB Komunitas. Harapannya, kata dia, angka kasus LTFU semakin berkurang bahkan zero atau nol kasus sesegara mungkin. Untuk itu, tambahnya, selain fokus penanganan kasus LTFU, ia juga meminta agar Manager Kasus dan Pasien Suppoerter menguatkan pendampingan. “Kita juga berharap kerjasama untuk koordinasi yang baik dengan pihak petugas layanan, tentu jika kita sama-sama persoalan ini bisa kita entaskan,” pungkasnya.

SR Yamali TB Sulsel saat ini sedang mendampingi 248 pasien TBC RO. Pendampingan dari sisi psikososial itu diimplementasikan dengan melibatkan 20 pasien Supporter serta 8 Manager Kasus di 9 rumas sakit layanan TBC RO atau PMDT se-Sulsel.