MAKASSAR– Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 dijadikan program Tuberkulosis (TBC) Komunitas sebagai momentum untuk menyegarkan pengetahuan dan semangat kader. Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) sebagai pelaksana program TB Komunitas di wilayah Sulawesi Selatan menunjukkan tekadnya untuk terus bergerak menjalankan misi kemanusiaan yakni dengan memerdekakan masyarakat dari penyakit TBC.
Koordinator Program SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, menyampaikan bahwa npenanggulangan TB harus terus digeliatkan mengingat bahwa penyakit menular yang telah berusia 141 tahun itu masih menjadi ancaman nyata di masyarakarat. “Hingga saat ini, negara kita masih menjadi penyumbang kasus TBC tertinggi ketiga di dunia. Karenanya, peran dan kolaborasi bersama baik pemerintah, sektor swasta dan khsusunya masyarakat harus terus digiatkan dan ditingkatkan,” tuturnya.
Yamali TB sendiri bergerak untuk upaya penemuan kasus dan pendampingan pasien TB melalui kader dan pasien supporter yang tersebar di 9 daerah kabupaten dan kota se-Sulsel. Kesembilan daerah itu di antaranya kota Makassar, kabupaten Gowa, Maros, Bone, Wajo, Sidrap, Pinrang, Jeneponto, dan Bulukumba.
“Penyegaran Kader ini adalah upaya peningkatan kapasitas sekaligus memupuk semangat para kader. Kita ada 610 kader, mereka inilah yang sebagai pegiat TB terus aktif di masyarakat dengan ragam kegiatan seperti penyuluhan, investigasi kontak, pelacakan pasien mangkir, serta pendampingan pasien,” ungkap Kasri melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/8).
Sementara itu, SR Manager Yamali TB, Wahriyadi, menyebutkan bahwa melalui momentum peringatan kemerdekaan tahun ini pihaknya ingin mengajak berbagai elemen masyarakat untuk selalu waspada dengan masalah TBC serta bersama-sama memerangi penyakit tersebut. “Selain pasang bendera di rumah atau tempat kita masing-masing, mari kita isi kemerdekaan dengan kesadaran untuk hidup sehat dan merdeka dari segala macam penyakit,” pungkasnya.