Sinergitas Memberantas TB di Pinrang, Bupati Pimpin Langsung

Sinergitas Memberantas TB di Pinrang, Bupati Pimpin Langsung

PINRANG– Forum Stop TB Kabupaten Pinrang menggandeng SSR Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Kabupaten Pinrang dalam menyemarakkan hari Tuberkulosis se-dunia 24 Maret 2022. Sejumlah aksi bersama dilakukan sejak tanggal 23 Maret, seperti kunjungan rumah dengan pengantaran paket bantuan beras dan telur kepada pasien TBC, vaksinasi boster kader-kader TB di RS Siti Khadijah Aisyiyah, serta ditutup dengan talk show hari TB se-dunia dengan tema “Menjalin sinergitas memberantas TB di Bumi Lasinrang”, yang dihelat di Ruang Media Center Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Pinrang.

Dalam pemaparannya, Bupati Pinrang, Irwan Hamid yang juga selaku Ketua Forum Stop TB Partnership Kabupaten Pinrang berharap angka kasus dan suspek penyakit Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Pinrang dapat berkurang secara signifikan.

Bupati Irwan juga mengapresiasi peran para kader-kader TB yang selama ini secara sukarela melakukan tugas untuk mendeteksi para terduga TB yang ada di Kabupaten Pinrang.

“Saya mengapresiasi peran para kader, meskipun dengan insentif yang tidak seberapa, namun mereka tetap melaksanakan tugas secara maksimal. ZMereka para kader bersama petugas TB adalah pejuang tanpa pamrih dalam memberantas penayakit Tuberkulosis,” ungkap Bupati Irwan.

Sementara itu, Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang drg.Dyah Puspita Dewi,M.Kes mengungkapkan bahwa, Forum TB Partnership ini adalah salah satu bentuk support bagi Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam penurunan kasus-kasus TB di kabupaten Pinrang.

Pada tahun 2021, lanjut Dewi, sapaan akrabnya, tercatat 641 kasus TB di Kabupaten Pinrang, olehnya itu, Pemerintah Kabupaten Pinrang senantiasa membutuhkan support semua pihak terutama forum Stop TB Partnership dalam upaya mengeleminasi penyakit TB ini.

Ketua Yamali TB kabupaten Pinrang, Nurhayati Haruna, menjelaskan bahwa kader-kader TB yang saat ini diorganisir oleh SSR Yamali TB Pinrang adalah kader-kader yang memang telah lama teruji dalam pengentasan TBC di Pinrang. “Sebagian besar kader-kader kita ini bahkan sudah aktif sejak tahun 2008 melalui TB Care Aisyiyah dan sejak 2021 tetap aktif melalui Yamali TB,” terangnya.

Peringatan rangkaian TB Day di kabupaten Pinrang ini hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Pinrang, Dinas Kesehatan, Yamali TB Pinrang, PKK Pinrang, Basnaz Pinrang, serta Paskas. Semuanya tergabung dalam forum Stop TB Partenership kabupaten Pinrang.

Kader Yamali Peringati Hari TB se-Dunia dengan Aksi Turun Jalan dan Menyusuri Pasar

MAKASSAR– Terik matahari pagi menjelang siang tak menjadi penghalang bagi puluhan kader TB Komunitas dari Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulawesi Selatan untuk turun ke jalan memperingati hari tuberkulosis sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret. Aksi turun ke jalan Kader Yamali TB ini dilakukan dengan edukasi terpadu kepada masyarakat umum pengguna jalan serta pedagang dan pengunjung pasar tradisional Toddopuli kota Makassar.

“Momentum TB Day yang tepat diperingati hari ini kita jadikan sebagai peneguhan komitmen mewujudkan masyarakat yang bebas TBC. Karenanya melalui aksi ini, kita bersosialisasi dengan harapan dapat menjaring kasus baru TBC yang belum tersentuh ke layanan kesehatan,” tutur Program Officier Yamali TB Makassar, Masnidar, S,Km., di sela-sela aksi, Kamis (24/3/2022).

Masnidar menegaskan, peringatan hari TBC ini penting untuk kita lakukan mengingat bahwa angkas kasus TBC masih sangat tinggi dan masih menjadi penyakit menular dengan angka kematian tertinggi. “catatan WHO tahun 2021, Indonesia masih menjadi negara nomor tiga dunia sebagai penyumbang kasus TBC tertinggi dengan estimasi 824.000 jumlah kasus dengan kematian sebanyak 13.100 dan hanya 47% kasus yang terlaporkan dalam setahun. Itu artinya masih banyak kasus tapi belum berobat dan terlaporkan,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Program Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, menambahkan bahwa peringatan hari TB tahun ini dilakukan dengan ragam aksi dan kegiatan. Selain aksi turun jalan di Makassar, aksi yang sama serta ragam kegiatan juga dilakukan secara serentak di 8 daerah lainnya seperti Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Maros, Wajo, Bone, Pinrang, dan Sidrap.

“TB day berbasis komunitas ini kita konsolidasikan untuk membuat kegiatan secara terpadu sejak 24 Februari hingga 31 Maret ini, sejumlah kegiatan telah dihelat di 9 daerah itu seperti sisir kutu atau penyuluhan dan investigasi kontak kepada 50.000 orang dan merujuk terduga TB sebanyak 10.000 orang,” pungkasnya.

Kasri menambahkan, selain melakukan penjaringan terduga dan kasus baru TBC serta pendampingan pasien, program penanggulangan TBC juga diarahkan pada ranah advokasi untuk memperoleh dukungan publik, dukungan finansial bagi pasien, dukungan psikososial, serta dukungan komitmen politik dari pemangku kepentingan. “TBC masih menjadi persoalan besar saat ini, bahkan penanganannya diklaim mundur 4 tahun dikarenakan pandemi Covid-19, padahal kita semua tahu bahwa TBC ini juga merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian. Peringatan TB day 2022 ini kami ingin jadikan momentum kampanye agar kita semua tahu,” terangnya.

Peringatan hari TB sedunia tahun ini dilakukan oleh sejumlah pihak baik dari pegiat TB di Dinas kesehatan dan layanan, juga oleh kelompok masyarakat dan komunitas. Tema TB Day tahun sendiri adalah “Perkuat dukungan untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Jiwa”.

PERDHAKI Sumba Barat Daya dan Kareka Sumba Salurkan Sembako untuk Pasien TBC di Hari TBC Sedunia 2022

“Giat Hari TB Sedunia SSR PERDHAKI Sumba Barat Daya”

Sumba Barat Daya – Nusa Tenggara Timur. Sub-Sub Recipient (SSR) Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) Program TBC Kabupaten Sumba Barat Daya memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS).

Dalam rangka memperingati HTBS itu, mereka menggandeng Komunitas Relawan Kemanusiaan (Kareka) Sumba menyalurkan bantuan paket Sambako untuk pasien TBC.

Perwakilan dari SSR Perdhaki Program TBC Kabupaten Sumba Barat Daya, Ronald Asto Dadut, menjelaskan tema hari TB sedunia 2022 adalah “Invest to End TB. Save Lives.” atau “investasi untuk menghentikan TB. menyelamatkan nyawa”.

Asto selaku koordinator program SSR PERDHAKI Sumba Barat Daya ini menerangkan tema ini memberikan pesan kepada kita untuk menginvestasikan sumber daya, meningkatkan perjuangan melawan TB dan mencapai komitmen untuk mengakhiri TB yang dibuat oleh para pemimpin global.

Asto menegaskan dengan semangat yang sama dan kerja kolaborasi Kareka Sumba bersama SSR Perdhaki Kabupaten Sumba Barat Daya menggalang open donasi selama bulan Maret 2022 dan terkumpul Dana sebesar Rp. 15.500.000. Dari dana tersebut yang digunakan untuk pengadaan sembako lalu di salurkan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan TBC.

Setelah dana ini terkumpul dilakukan pengadaan telur 130 Rak dan beras 15 Kg sebanyak 130 Paket.

Telur dan beras ini menjadi paket yang didistribusikan ke 9 Puskesmas di Kabupaten Sumba Barat Daya Wilayah dampingan SSR Perdhaki Program TBC Kabupaten Sumba Barat Daya dibantu oleh pengelola TBC Masing-masing Puskesmas dan kader TBC Perdhaki.

Paket ini dibagikan dalam dua hari yakni Rabu, 23 Maret 2022 kepada pasien di wilayah Puskesmas Waimangura, Weekombak, Tenggaba, Elopada dan Palla. Sedangkan pada Kamis, 24 Maret 2022 Paket disalurkan untuk pasien di wilayah Puskesmas Watukawula, Kori, Kawango Hari dan Bondo Kodi.

Semua pihak yang dengan caranya masing-masing sudah mendukung kegiatan ini. terkhususnya para penyumbang donasi yang mendukung kegiatan ini.

Semoga kerja sama yang baik ini bisa terus dilanjutkan dan kerja kolaborasi ini sebagai wujud kepedulian bersama semua elemen terhadap masalah TBC di Kabupaten Sumba Barat Daya.


Sementara itu Sekretaris komunitas Kareka Sumba, Benya Manulena menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi karena bisa berkolaborasi dengan Perdhaki. Semoga paket bantuan ini bisa memberikan manfaat bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan, dan bisa membantu mereka dari segi gizi dan nutrisi. Semoga kedepan bisa terus kerja sama untuk Sumba yang lebih baik.

“KAREKA SUMBA”

Kareka merupakan komunitas sosial yang berdiri pada 14 Oktober 2014 yang berbasis kerja relawan yang berada di Pulau Sumba, tepatnya di Waitabula, Sumba Barat Daya, NTT. Komunitas ini berfokus pada isu literasi, sosial, kesehatan dan Pendidikan. Kareka sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial di Pulau Sumba dengan berkolaborasi dengan beberapa pihak, baik perorangan, kelompok, lembaga dan perusahan.

Pihak dinas kesehatan setempat juga sangat berterima kasih atas kerja sama ini, paket ini sangat bermanfaat bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan TBC di wilayah dampingan Perdhaki TBC. Semoga kegiatan-kegiatan begini terus diadakan setiap tahun.

Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan di dunia yang menjadi perhatian serius.

Dalam rangka memberantas penyakit ini, dibutuhkan kerja lintas sektor untuk bergerak bersama dalam mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.

Pendistribusian paket ini, dipimpin langsung oleh Irwan Api, Andrys Rina, Rafael, Rifal dan Ades.

Giat Kota Kupang Menuju Hari Tuberkulosis Sedunia 2022

Kupang – Nusa Tenggara Timur. Menuju Hari TB sedunia 24 Maret 2022, berbagai macam kegiatan dilakukan oleh komunitas sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap proses eliminasi TB di daerah masing-masing. Salah satunya di Kota Kupang, menuju Hari TB Sedunia Tahun 2022 dilaksanakan sebuah kegiatan penyuluhan sekaligus skrining di salah satu sekolah menengah atas di Kota Kupang. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara pihak SMA Seminari St. Rafael Kupang, SR PERDHAKI TB/HIV NTT serta didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang dan dihadiri perwakilan 10 dari 11 Puskesmas yang ada di Kota Kupang sebagai pemateri penyuluhan sekaligus yang akan melakukan skrining terhadap peserta Penyuluhan.

“edukasi”

(Pemberian Materi Pengenalan TB oleh Petugas Puskesmas)

Di dalam materi yang disampaikan kepada para murid dan guru-guru yang menjadi peserta penyuluhan telah disampaikan informasi mengenai penyakit TB, hal ini bertujuan untuk memperluas pemahaman kalangan masyarakat mengenai Penyakit TB, apa saja penyebabnya, apa saja gejalanya , beserta hal – hal yang harus dilakukan ketika memiliki gejala TB.

Dengan adanya penyuluhan ini sebagai bentuk edukasi sekaligus kampanye yang mendukung program eliminasi TB khususnya di Nusa Tenggara Timur.

Akhir dari penyuluhan ini dilakukan skrining TB kepada para peserta penyuluhan yakni Murid beserta Guru SMA Seminari St. Rafael Kupang. Dalam penyuluhan tersebut ditemukan beberapa suspek yang langsung diberikan pot dahak untuk dilakukan pengambilan sputum yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan.

(Proses Skrining Dilakukan oleh salah satu petugas Puskesmas)

Semoga dengan adanya penyuluhan ini dapat meningkatkan wawasan masyarakat khususnya para  pemuda serta mau ikut pro aktif dalam menekan angka pertumbuhan kuman TB disekitar dengan cara segera memeriksakan diri apabila memiliki gejala.

 

Gandeng SSR Yamali TB, PPNI Gowa Berbagi 1000 Telur Untuk Pasien TBC

Ketua PPNI Gowa menyerahkan telur secara simbolik kepada Satff Program SSR Yamali TB Kab Gowa. Sebanyak 1000 telur diberikan untuk diditribusikan kepada pasien TB beribat se-Kab Gowa.

GOWA– Dalam hari jadi atau milad Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ke-48 tingkat Kabupaten Gowa, PPNI membagikan 1000 telur kepada pasien TB yang dipercayakan kepada SSR Yayasan Masyarakat Peduli (Yamali) TB kabupaten Gowa selaku pelaksana program TBC Komunitas dan pendampingan pasien berobat. Penyerahan tersebut dilakukan di sela-sela puncak peringatan milad PPNI Gowa, Ahad, 20 Maret 2022.

Ketua PPNI Gowa Hj. Eliati Paturungi, S.Kep. Ns. M.Kep menyebutkan bahwa sebagai rangkaian Milad PPNI, PPNI Gowa bekerjasama Yamali TB Gowa menyalurkan bantuan asupan gizi berupa telur kepda pasien TBC yang sementara berobat, dengan harapan pasien tersebut termotivasi untuk bisa berobat sampai sembuh.

“Karena pasien TB ini harus mengkonsumsi obat dalam waktu yang lama, sekitar enam bulan sehingga perlu dukungan dari banyak pihak, PPNI sebenarnya telah beberapa kali kerjsama dengan Yamali TB dalam rangka pemberian asupan gizi kepada pasien TB,” jelasnya.

Ketua Yamali TB Gowa, Kamaruddin Samad, menyampaikan apresiasi kepada PPNI Gowa yang selama ini banyak berkontribusi dalam pendampingin asupan gizi pasien TBC. “Insyaa Allah ini akan menjadi motivasi kepada pasien TBC untuk bisa berobat sampai sembuh, kegiatan pemberian telur ini telah lama dilaksanakan yaitu mulai tahun 2013 dan 2016 dalam momen TB Day saat itu bertempat di Kecamatan Pallangga,” katanya.

Kamaruddin menambahkan, bahwa Bupati Gowa telah melouncing program tersebut dengan istilah “Sare Bayao”, dengan harapan semua pihak bisa ikut berpartisipasi untk menjadikan indonesia bebas TBC 2030 khususnya di Kab Gowa.

Semangat Menjadi Support System untuk Pasien TB-RO

“Support System”

Kupang – NTT, Memotivasi pasien TB-RO untuk tetap fokus dan semangat dalam menjalani pengobatan bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan. Pengobatan TB RO yang harus dijalani dengan 2 Tipe Pengobatan yaitu pengobatan Jangka Pendek ( 9-11 bulan) dan Jangka Panjang (18-24 bulan),  serta jumlah Obat yang dikonsumi pasien TB RO memberikan beban tersendiri bagi pasien TBC.  Bukan hanya itu, obat yang dikonsumsi juga memiliki efek samping yang  berbeda-beda seperti pusing, mual dan muntah yang membuat pasien TB-RO terkadang merasa putus asa dalam menjalani  pengobatan.

Untuk itu, pendampingan pasien selama minum obat sangatlah penting. Karena selama menjalani pengobatan pasien membutuhkan dukungan dan motivasi serta Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Penyakit TBC dan Efek samping Obat.

Dukungan dari keluarga dan orang terdekat juga sangat dibutuhkan bagi pasien TB-RO untuk menjalani pengobatannya. Ada pasien yang tidak ingin lagi melanjutkan pengobatan akibat dari efek obat yang dirasakan  dan merasa stress karena harus minum obat dengan jumlah yang banyak setiap hari. Tidak adanya dukungan dari keluarga dan orang terdekat juga dapat menjadi faktor pasien tersebut merasa berjuang sendiri.

Sejak adanya kerja sama antara SR PERDHAKI TB/HIV NTT dengan RSUD Prof. DR. W. Z. Yohanes, SR PERDHAKI telah menempatkan 2 orang yang ikut membantu dalam memberikan pelayanan dan pendampingan bagi para pasien TB – RO saat melakukan pengobatan di rumah sakit. Mereka adalah Ibu Yustina Killa yang biasa disapa Kak Angel sebagai Manajer Kasus TB RO dan juga Ibu Ramil Tomasui yang biasa disapa Mak Ramil sebagai Pasien Supporter. Kehadiran mereka di rumah sakit memberikan support tersendiri bagi para pasien TB-RO yang melakukan pengobatan. Mereka juga menjadi teman sekaligus keluarga yang siap mendengar keluh kesah mereka selama pengobatan, menjadi penyemangat dalam pengobatan, serta penjadi pemantau setia para pasien dalam proses pengobatan.

“JATUH – BANGUN”

Meyakinkan dan memotivasi para pasien TB-RO bukanlah hal yang mudah , Kak Angel selaku Manajer Kasus menyampaikan “kami tahu bahwa perjuangan pasien TB-RO itu tidak mudah apalagi dengan usia dan jenis kelamin yang berbeda , mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia , dengan karakter yang berbeda juga kami harus siap untuk menghadapi mereka, Kami hanya bisa berusaha untuk terus meyakinkan mereka untuk tetap semangat dalam menyelesaikan pengobatan namun itu semua kembali kepada mereka dengan segala tekanan yang mereka rasakan , mulai dari reaksi obat , tekanan dari keluarga, kurangnya dukungan orang terdekat hingga hilangnya motivasi dari diri sendiri untuk tetap melanjutkan pengobatan, terkadang kami juga tidak sampai hati karena kami melihat sendiri efek samping obat yang mereka rasakan namun kami harus tetap kuat dan sabar untuk terus menyemangati mereka dalam melakukan pengobatan demi kebaikan mereka sendiri dan kebaikan orang-orang terdekat mereka” ucapnya.

100 KM Untuk Tes Cepat Molekuler (TCM) !

SPESIMEN DAHAK

“TES CEPAT MOLEKULER (TCM)”

SPESIMEN DAHAK

Soe – Nusa Tenggara Timur. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) merupakan metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR. Saat ini, penggunaan TCM menjadi prioritas pemeriksaan diagnosa Tuberculosis (TBC) dibandingkan dengan menggunakan mikroskop. Kelebihan yang dimiliki TCM di antaranya memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi kuman TBC, baik yang sensitive obat maupun yang telah resisten obat. Selain itu, hasil dari pemeriksaan dapat dengan cepat diketahui dalam waktu kurang lebih 2 jam. Namun, tidak di semua daerah dan Puskesmas telah memiliki fasilitas alat TCM untuk melakukan pemeriksaan diagnosa TBC. Seperti di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dari 36 Puskesmas yang ada, hanya ada 3 TCM yang ditempatkan pada Puskesmas Niki-Niki, Puskesmas Kualin dan RSUD Kota Soe.

Sub-Sub Recipient (SSR)/Kabupaten TTS sebagai salah satu Kota/Kabupaten yang diintervensi oleh Sub Recipient (SR) PERDHAKI TB/HIV Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki jarak tempuh yang sangat panjang dan lama antara Puskesmas yang satu dengan yang lain dengan medan yang sangat sulit. Namun kendala ini tidak mematahkan semangat kader-kader di SSR/Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam proses penjaringan dan penanganan TBC di desa/daerah mereka.

Kesulitan masyarakat yang diberikan rujukan oleh kader untuk melakukan pemeriksaan di Puskesmas karena memiliki gejala TBC atau memiliki kontak erat dengan pasien TBC, membuat para kader ikut berpartisipasi untuk langsung terlibat dalam pengantaran sampel/spesimen dahak. Hal ini sangat membantu bagi masyarakat yang tidak dapat pergi ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan secara langsung karena kendala jarak, biaya dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Disini peran kader membantu terduga TBC dengan cara mengambil sampel/spesimen dahak yang ditadah dalam sebuah pot dahak. Lalu, cukup sampel/spesimen dahak tersebut di bawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Jika hasil menunjukkan positif atau sakit TBC, terduga TBC datang ke Puskesmas untuk mengambil obat.

PEMERIKSAAN TCM

“JARAK BUKANLAH HAMBATAN”

Satu hal yang patut diapresiasi dari kader-kader disini adalah perjuangan mereka membawa sampel/spesimen dahak ke Puskesmas yang memiliki fasilitas alat pemeriksaan TCM dengan menempuh jarak yang sangat jauh dan medan yang sulit dilewati (kondisi jalan yang rusak) demi mendapatkan hasil pemeriksaan yang maksimal. Mereka menempuh jarak antara desa yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Noebeba sampai pada Puskesmas Kualin yang memiliki TCM, dengan kondisi karena pada Puskesmas Noebeba tidak memiliki alat TCM. Tidak tanggung – tanggung, jarak tempuh sepanjang 200 KM (pergi-pulang) ditempuh oleh kader, staff program dan koordinator kader yang ikut berpartisipasi langsung dalam melakukan pengantaran spesimen dahak.

Ketika terduga TBC/ pemilik dari spesimen dahak ini memiliki gejala–gejala yang sangat mengarah pada TBC, maka demi memperoleh hasil yang akurat, akhirnya staff program dan koordinator kader berinisiatif untuk turut mendukung kader dalam melakukan pengantaran ke Puskesmas yang memiliki TCM di Puskesmas Kualin. Staff Program terlebih dahulu membangun komunikasi yang baik dengan pengelola TCM dan Pengelola TBC di Puskesmas Kualin. Perjuangan ini menunjukkan bahwa jarak, waktu dan biaya bukanlah hal yang diperhitungkan demi menyelamatkan lebih banyak jiwa yang memiliki gejala TBC.

Rakor Bersama PKM dan Dinkes Makassar, IU Yamali TB Makassar Perkenalkan Sejumlah Kader Baru

Foto Kader-kader baru TB Komunitas di PKM Sudiang, Biringkanayya, Kota Makassar

MAKASSAR– Implementing Unit Yamali TB Kota Makassar menggelar rapat koordinasi penanggulangan Tuberkulosis (TBC) tingkat kota Makassar dengan melibatkan Dinas Kesehatan Makassar, petugas TB Puskemas, Koordinator Kader dan sejumlah Kader TB Komunitas. Kegiatan ini digelar di RM Fatmawati Makassar, Jumat (25/2/2022).

Program Officier Implementing Unit Yamali TB Kota Makassar, Masnidar menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan wahana perencanaan program penanggulangan TB di kota Makassar selama satu semester ke depan. “Titik tekan dari rapat koordinasi kita kali ini adalah sejauhmana kerjasama kolaborasi kita baik layanan puskesmas, dinas kesehatan, komunitas dan kader untuk selalu bersama-sama bergerak dalam pengentasan TBC di kota ini,” tukas Masnidar, Jumat (25/2/2022).

Melalui rapat koordinasi ini, Yamali TB juga memperkenalkan 10 kader baru hasil dari perluasan wilayah kerja komunitas di kota Makassar, yakni kader dari Puskesmas Sudiang dan Sudiang Raya kecamatan Biringkanyya serta kader Bangkala kecamatan Manggala.

“Kami berharap, kader-kader baru ini diterima dengan baik di layanan, bekerjasama petugas untuk bersama-sama mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengentaskan TBC serta berkesadaran agar memeriksakan diri ke Puskesmas jika punya gejala TBC,” ajak Ida, sapaan akrabnya.

Wasor TB Dinas Kesehatan kota Makassar, Diyah Fajarwati, menyambut baik kehadiran sejumlah kader baru TB Komunitas. Ia berpesan agar kader-kader baru ini dapat membantu petugas PKM dalam menjangkau pasien TBC di lingkungan masyarakat, mengingat angka kasus TB yang masih tinggi di kota Makassar. “Kita bersyukur karena lebih banyak lagi orang yang terlibat dalam upaya penanggulangan TBC ini. Ini bersambut baik dengan upaya pemkot Makassar saat ini yang juga lagi giat menggelar musrembang di setiap kecamatan dalam rangka percepatan eliminasi TBC di kota Daeng, semoga kita bisa bersama-sama untuk hal ini,” pungkasnya.

Diyah menambahkan, dalam menjalankan perannya agar kader juga tetap selalu berkoordinasi dan memberikan laporan kepada petugas PKM agar apa yang telah dikerjakan baik melalui kegiatan investigasi kontak maupun penyuluhan dengan temuan kasus TB baru, juga tercatat dan tersinkronisasi dengan baik melalui pencatatan Dinkes maupun Komunitas. (*)

Mengatasi ILTB dengan Pemberian TPT pada Balita Kontak Erat dan Serumah

 

 

 

Kupang – NTT. Sasaran dalam program TBC Nasional salah satu nya adalah meningkatkan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada  anak dibawah 5 tahun (balita) yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC aktif dan tinggal satu rumah baik dari keluarga maupun kerabat. Balita sebagai salah satu kelompok yang sangat rentan dan beresiko mengalami Infeksi Laten TB (ILTB). Kondisi ini dialami saat balita terpapar bakteri TBC, namun bakteri tersebut tidak aktif atau dalam keadaan laten/tidur dan tidak menunjukkan gejala TBC. Sehingga diberikannya TPT pada anak dapat mencegah kuman TBC yang tertidur/laten/tidak aktif terbawa terus dalam tubuh lalu aktif dikemudian hari bahkan saat dewasa ketika daya tahan tubuh menurun dan kemudian menyebabkan sakit TBC.

Penelitian menunjukkan bahwa 5-10% orang yang ILTB akan berkembang menjadi TBC Aktif. Biasanya balita yang ILTB saat dites dahak atau ronsen thorax maka hasilnya akan negative TBC. Namun, saaat dilakukan pemeriksaan dengan Tes Mantoux atau Tes Darah maka hasilnya akan positif. Positif disini menunjukkan adanya bakteri TBC dalam tubuh, namun bakteri tersebut tidak aktif/laten dan tidak bisa menularkan ke orang lain, sehingga tidak digolongkan sebagai sakit TBC.

Meskipun bakteri TBC-nya dalam keadaan tidak aktif/laten, tetapi bakteri TBC tersebut sangat berpotensi menjadi TBC aktif dikemudian hari. Potensi inilah yang mengharuskan balita dengan ILTB perlu diberi TPT. TPT diminum selama 3-6 bulan secara rutin dan dapat diperoleh secara GRATIS di Puskesmas. Upaya pemberian TPT ini merupakan usaha untuk mengurangi jumlah balita yang menjadi terduga TB karena kontak serumah dengan pasien TB.

Pada tahun 2021, SSR Kab. Sikka merupakan wilayah dengan capaian tertinggi untuk indikator balita yang dirujuk kader dan menerima TPT, dari 5 Kota/Kabupaten yang menjadi wilayah intervensi SR PERDHAKI TB/HIV NTT. Menurut staff program SSR Kabupaten Sikka, layanan TPT bagi balita kontak erat dan serumah dengan pasien TBC bukanlah hal yang baru karena sejak awal disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, program ini sudah menjadi fokus perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten melalui para pengelola program TB di Puskesmas. Hal tersebut juga menjadikan upaya penjaringan kasus TB pada balita yang membutuhkan TPT tidak sulit untuk dirujuk dan diberikan layanan. Sebelumnya, alur pemberian TPT di Kab. Sikka dilaksanakan tanpa didahului dengan kegiatan investigasi kontak. Namun, setelah ada nya program eliminasi TBC berbasis kader/komunitas melalui SSR Kabupaten Sikka, maka pemberian TPT dan OAT bagi balita telah didahului dengan  investigasi kontak pada indeks kasus TBC. Apabila ada balita yang ditemukan pada saat investigasi kontak maka akan dikumpulkan untuk dilakukan scoring TB Anak yang salah satunya melalui tes Mantoux. Jika hasil scoring balita terindikasi sakit TBC (TBC Anak+) maka akan diberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), dan jika hasil scoring balita tidak terindikasi sakit TBC (TBC Anak-) atau hasil tes Mantoux memperlihatkan bahwa balita hanya mengalami Infeksi Laten TB (ILTB), maka akan diberikan TPT.

Pada beberapa SSR lain yang menjadi wilayah intervensi SR PERDHAKI TB/HIV NTT, beberapa kendala pun kerap muncul terkait dengan pemberian TPT. Seperti SSR Kabupaten Kupang, dimana sebenarnya mereka telah menemukan dan merujuk cukup banyak balita yang memiliki kontak erat serumah dengan Pasien TBC di tahun 2021, namun layanan TPT di  Kabupaten Kupang belum berjalan di Puskesmas hingga saat ini dan baru dijanjikan oleh Wasor Kabupaten untuk mulai menjadi perhatian di tahun 2022. Kendala lain juga terjadi di 2 SSR lainnya yakni SSR Kabupaten Timor Tengah Selatan dan SSR Kabupaten Sumba Barat Daya. Permasalahan yang dihadapi SSR Kabupaten TTS dalam pencapaian indikator balita menerima TPT ialah obat TPT yang belum tersedia di layanan. Sedangkan, SSR Kabupaten Sumba Barat Daya merasa bahwa lemahnya kontrol Dinas Kesehatan Kabupaten terhadap ketersediaan obat bagi balita baik TPT maupun OAT setiap bulannya menjadi salah satu kendala yang ada. SSR juga merasa sulit masuk kedalam ranah dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk sekedar mencoba menekan agar selalu tersedianya logistik di Puskesmas. Sehingga, komunitas membutuhkan Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memastikan Dinas Kabupaten-nya dan Puskesmas untuk sama-sama lebih proaktif dalam ketersediaan logistik dan penggunaanya agar dapat digunakan seefisien mungkin serta tidak kadaluarsa. Bahkan terkait layanan TPT ini, SSR Kabupaten Sumba Barat Daya sebenarnya telah membangun ruang komunikasi dengan Dokter Anak dan Dokter Umum di beberapa Puskesmas dalam proses pemberian layanan TPT, namun pihak–pihak tersebut mengeluhkan hal yang sama yakni ketersediaan logistik.

Berdasarkan kendala dan hambatan yang telah disampaikan oleh semua SSR, maka Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT melalui ibu Aminah Haslinda selaku Wasor TBC telah merespon dalam diskusi pada Rapat Koordinasi Wilayah Tingkat Propinsi yang diadakan oleh SR PERDHAKI pada 4-5 Februari 2022 yang lalu. Beliau menyatakan bahwa pihak Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur sebenarnya telah mengirimkan logistik ke setiap Kabupaten dan sudah tersedia di gudang Dinas Kesehatan Kabupaten, namun sepertinya pihak Dinas Kabupaten dan Puskesmas-nya kurang proaktif dalam mengontrol ketersediaan obat digudang dan pemanfaatannya.

Wasor TBC Provinsi berjanji akan menginformasikan dan mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskemas-nya untuk mengecek ketersediaan obat dan segera mendistribusikannya agar tidak kadaluarsa atau tidak terpakai. Wasor TBC Provinsi juga meminta agar turut dilibatkan pula dalam setiap pertemuan koordinasi SSR PERDHAKI Kabupaten dengan Dinas Kesehatan Kabupaten agar dapat langsung memberikan arahan nya padamomen-momen tersebut.

 

Kerjasama Bakrie Centre Foundation, Yamali TB Berbagi Paket Sembako ke Pasien TBC

SR Manager Yamali TB, Wahriyadi bersama seorang Kader TB, menandangi salah satu pasien TBC di kediamannya di kawasan Manggala, Kota Makassar.

MAKASSAR– Pandemi Covid-19 yang belum usai masih menjadi salah satu faktor yang menambah beban pasien Tuberkulosis (TBC). Karenanya dalam rangka mengurangi beban itu, Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel bekerjasama dengan Bakrie Centre Foundation menyalurkan paket sembako sebagai asupan gizi dan nutrisi untuk pasien TBC yang sementara menjalani pengobatan, di kota Makassar dan kabupaten Gowa.

Penyaluran paket sembako ini sendiri dilaksanakan melalui Kader TB dan Petugas Puskemas dengan mengunjungi langsung pasien TBC di rumahnya masing-masing, terhitung sejak tanggal 22 Januari 2022, dan saat ini tercatat sudah lebih dari 50 orang pasien TBC yang dijangkau.

SR Manager Yamali TB, Wahriyadi, menyatakan bahwa penyaluran paket dengan kunjungan rumah dilakukan selain untuk memberikan support asupan nutrisi juga sekaligus untuk memberikan edukasi pentingnya menjaga kesehatan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan yang sehat sehingga bisa memutus rantai penularan TBC di masyarakat.

“Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena bisa membantu mengurangi angka putus berobat sekaligus bisa menemukan kasus-kasus baru yang berada di seputar kontak pasien TB baik kontak serumahnya ataupun kontak eratnya,” tuturnya.

Wahriyadi menambahkan, dari sisi pasien program ini sangat dibutuhkan. “Dengan pembagian beras 5 kilo gram dan 1 rak telur perbulan serta asupan gizi lainnya berupa susu, sari buah dan lainnya, selain membantu proses kesembuhan pasien juga membantu mengurangi beban ekonomi keluarga mereka. Ini termasuk dukungan psikologi yang dapat meringankan beban kejiwaan pasien salama menjalani pengobatan yang relatif cukup lama yakni sekitar 6-9 bulan untuk pasien TB Sensitif Obat dan 9-24 bulan untuk pasien TB Resisten Obat,” jelasnya.

Upaya menanggulangi penyakit TBC ini memang semesetinya dilakukan dengan banyak pandekatan. Selain dengan berobat sesuai prosedur, juga dengan pendampingan dan support kasus TBC yang diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien, mengurangi angka kesakitan dan kematian, serta mengurangi bahkan bisa memutus mata rantai penularan TBC. “Harapannya dengan kegiatan seperti ini menjadi contoh sehingga menggugah kepedulian banyak orang terhadap isu TBC. Dengan sinergitas dengan semua pihak percepatan eliminasi TBC dapat dicapai bahkan target Indonesia Bebas TBC tahun 2050 bukan hal mustahil untuk bisa diraih,” tutup Wahriyadi.

Kerjasama Yamali TB dengan Bakrie Center Foundation untuk membantu pasien TBC ini sendiri merupakan kelanjutan dari program Lead Indonesia, dengan sejumlah kegiatan seperti fundraising bersama melalui kitabisa.com, peningkatan kapasitas kader TBC, serta penayaluran paket asupan gizi dan nutrisi bagi pasien TBC terdampak Covid-19.