MAKASSAR– Pandemi Covid-19 yang belum usai masih menjadi salah satu faktor yang menambah beban pasien Tuberkulosis (TBC). Karenanya dalam rangka mengurangi beban itu, Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel bekerjasama dengan Bakrie Centre Foundation menyalurkan paket sembako sebagai asupan gizi dan nutrisi untuk pasien TBC yang sementara menjalani pengobatan, di kota Makassar dan kabupaten Gowa.
Penyaluran paket sembako ini sendiri dilaksanakan melalui Kader TB dan Petugas Puskemas dengan mengunjungi langsung pasien TBC di rumahnya masing-masing, terhitung sejak tanggal 22 Januari 2022, dan saat ini tercatat sudah lebih dari 50 orang pasien TBC yang dijangkau.
SR Manager Yamali TB, Wahriyadi, menyatakan bahwa penyaluran paket dengan kunjungan rumah dilakukan selain untuk memberikan support asupan nutrisi juga sekaligus untuk memberikan edukasi pentingnya menjaga kesehatan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan yang sehat sehingga bisa memutus rantai penularan TBC di masyarakat.
“Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena bisa membantu mengurangi angka putus berobat sekaligus bisa menemukan kasus-kasus baru yang berada di seputar kontak pasien TB baik kontak serumahnya ataupun kontak eratnya,” tuturnya.
Wahriyadi menambahkan, dari sisi pasien program ini sangat dibutuhkan. “Dengan pembagian beras 5 kilo gram dan 1 rak telur perbulan serta asupan gizi lainnya berupa susu, sari buah dan lainnya, selain membantu proses kesembuhan pasien juga membantu mengurangi beban ekonomi keluarga mereka. Ini termasuk dukungan psikologi yang dapat meringankan beban kejiwaan pasien salama menjalani pengobatan yang relatif cukup lama yakni sekitar 6-9 bulan untuk pasien TB Sensitif Obat dan 9-24 bulan untuk pasien TB Resisten Obat,” jelasnya.
Upaya menanggulangi penyakit TBC ini memang semesetinya dilakukan dengan banyak pandekatan. Selain dengan berobat sesuai prosedur, juga dengan pendampingan dan support kasus TBC yang diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien, mengurangi angka kesakitan dan kematian, serta mengurangi bahkan bisa memutus mata rantai penularan TBC. “Harapannya dengan kegiatan seperti ini menjadi contoh sehingga menggugah kepedulian banyak orang terhadap isu TBC. Dengan sinergitas dengan semua pihak percepatan eliminasi TBC dapat dicapai bahkan target Indonesia Bebas TBC tahun 2050 bukan hal mustahil untuk bisa diraih,” tutup Wahriyadi.
Kerjasama Yamali TB dengan Bakrie Center Foundation untuk membantu pasien TBC ini sendiri merupakan kelanjutan dari program Lead Indonesia, dengan sejumlah kegiatan seperti fundraising bersama melalui kitabisa.com, peningkatan kapasitas kader TBC, serta penayaluran paket asupan gizi dan nutrisi bagi pasien TBC terdampak Covid-19.