Setiap tahun, tepatnya tanggal 24 Maret seluruh dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS). Hari Tuberkulosis Sedunia tentunya menjadi momentum terhadap upaya-upaya berbagai pihak untuk mengeliminasi penyakit Tuberkulosis terutama di Indonesia. Kegiatan HTBS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara terus menerus tentang dampak kesehatan, ekonomi dan sosial dari penyakit Tuberkulosis (TBC).
Pada hari Kamis, 2 Mei 2024 kegiatan puncak Hari Tuberkulosis Sedunia nasional berlangsung dari pukul 08.00 – 15.00 WIB di Pos Bloc, Jakarta Pusat. PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk berpartisipasi dalam kegiatan Hari Tuberkulosis 2024. PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI juga mengadakan sesi talkshow dengan beberapa narasumber, flashmob Jingle TBC, dan membuka booth edukasi di acara HTBS. Booth berisi poster edukasi dengan kegiatan games yang menarik untuk mendapatkan hadiah merchandise berupa mug, bolpen, stiker, dan pin.
Acara dimulai dengan tarian tradisional sebelum akhirnya dibuka oleh MC. Setelah acara resmi dimulai, dr. Imran Priambudi selaku Direktur P2PM memberikan sambutan sekaligus membacakan data-data terkait penyakit TBC selama beberapa tahun terakhir. Dr. dr. Maxi Rein Rondonowu, DHSM, MARS selaku Direktur Jenderal P2PM juga turut memberikan sambutan dan arahan pembukaan acara. Beliau juga menjelaskan program terbaru untuk mengeliminasi penyakit TBC di Indonesia untuk tahun 2024 dan rencana kedepannya.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemberian apresiasi dan hadiah kepada pemenang lomba HTBS oleh Direktur Jenderal P2PM. Apresiasi juga diberikan kepada Kader, Koordinator Kader, Pasien Supporter, dan Manajer Kasus terbaik dari 30 provinsi dan 190 Kabupaten/Kota wilayah intervensi Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Apresiasi ini diberikan guna memberikan penghargaan dan semangat kepada seluruh elemen komunitas yang telah bekerja keras selama ini di lapangan.
Setelah sesi pemberian apresiasi, acara dilanjutkan dengan melakukan Flashmob Jingle TOSS TBC untuk memeriahkan acara. Flashmob dipimpin oleh instruktur dari komunitas yang diikuti oleh seluruh Kader yang hadir sejumlah 50 orang serta diikuti oleh seluruh pengunjung yang hadir dalam acara puncak HTBS tersebut.
Acara disambung dengan sesi Talkshow “Gerakan Indonesia Akhiri TBC” yang dipimpin oleh moderator selebriti Sarah Sechan dan dihadiri oleh beberapa narasumber, yakni dr. Imran Priambudi selaku Direktur P2PM Kemenkes, Samsul Jamaluddin selaku QAGC PT. JNE, dr. Nurdin selaku pejabat Walikota Tangerang, dan Mas Raja selaku Penyintas TBC. Tema “Gerakan Indonesia Akhiri TBC” diusung dengan harapan seluruh komponen dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, swasta, perusahaan dan masyarakat dapat bergotong royong mencapai Indonesia Bebas TBC 2030.
Pada sesi ini, dr. Imran Priambudi menjelaskan kondisi penyakit TBC di Indonesia yang terus bertambah sekitar 1.000.000 kasus setiap tahunnya. Tahun lalu, penyakit TBC sudah berhasil ditemukan sebanyak 80%. Saat ini, dengan kebaruan yang ada di bidang kesehatan penyakit TBC dapat disembuhkan dengan lebih cepat. Pak Samsul juga menyampaikan bahwa di bidang kurir tentunya tingkat penyebaran penyakit sangat tinggi. PT. JNE cukup aktif dalam penanggulangan penyakit TBC bahkan melakukan pencegahan dan penindakan lebih lanjut..
Mas Raja turut menceritakan pengalamannya sebagai penyintas TBC Ekstra Paru yang dialaminya pada tahun 2022. Terakhir, Pak Nurdin menjabarkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap penanggulangan penyakit TBC berupa payung kebijakan, anggaran yang cukup, dan program-program untuk menangani kasus TBC.
Sesi kedua acara dilanjutkan setelah istirahat siang dengan talkshow yang dimoderatori oleh Lina Harahap selaku perwakilan komunitas. Talkshow dihadiri oleh beberapa narasumber yakni Bu Ertin sebagai Koordinator Kader terbaik, Pak Bunli sebagai TB Army terbaik, Bu Poppy sebagai Manajer Kasus (MK) terbaik, Bu Kamisah sebagai Kader terbaik, dan Pak Sofyan sebagai Pasien Supporter (PS) terbaik.
Pada sesi ini, para narasumber melakukan sharing tentang pengalaman yang telah mereka lalui selama ini. Salah satu narasumber, Bu Poppy menceritakan keluh kesahnya selama menjadi Manajer Kasus (MK), baik itu kendala di lapangan maupun secara internal. Tidak sedikit pasien TBC yang tidak mau melakukan pengobatan, bahkan sampai melakukan perlawanan ketika diberikan edukasi. Bu Poppy tidak menyerah sampai disitu, beliau memberikan edukasi secara terus menerus untuk membujuk pasien hingga mau berobat. Dengan kegigihan yang dimilikinya, Bu Poppy berhasil menjadi Manajer Kasus (MK) terbaik.
Selanjutnya kegiatan sampai juga pada penghujung acara yang dimeriahkan oleh guest star yaitu Salma Salsabil yang membawakan beberapa lagu untuk menghibur para peserta yang hadir. Semoga kegiatan ini dapat memberikan edukasi tentang TBC yang masif kepada seluruh masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.