Dalam upaya menanggulangi TBC, Indonesia mendapatkan dukungan dana dari The Global Fund. Dukungan ini disalurkan kepada pemerintah Indonesia beserta komunitas untuk saling berkolaborasi. Salah satu prioritas program dari Pemerintah adalah dengan mengupayakan ketersediaan obat dan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang ramah, berkualitas dan berpusat pada pasien TBC. Selain itu, dukungan komitmen politik pemerintah juga dituangkan dalam ketersediaan kebijakan dan anggaran yang berfokus untuk penanggulangan TBC. Sejalan dengan hal tersebut, pihak komunitas turut berperan dalam upaya menanggulangi TBC melalui proses pencegahan, penemuan dan pendampingan kasus TBC hingga sembuh.
Bimbingan Teknis SITK Mobile di Garut, Jawa Barat
Salah satu upaya penanggulangan TBC adalah dengan cara melakukan Investigasi Kontak (IK). IK merupakan strategi dalam penemuan kasus TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan sumber yang terinfeksi TBC. Untuk memaksimalkan strategi serta cara penemuan kasus, proses IK perlu mengedepankan prinsip pendekatan pemberdayaan dari akar rumput. Pendekatan yang mendorong peran aktif masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lokal potensial, dalam menemukan kasus TBC dengan potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal, yakni dengan melakukan edukasi tentang TBC sesuai tingkat pemahaman masyarakat setempat.
Elemen penting dalam melaksanakan IK adalah pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan yang baik memainkan peran kunci dalam memastikan efektivitas dan kesuksesan program pengendalian TBC serta mengidentifikasi dan mengurangi penyebaran infeksi lebih lanjut. Selain itu, pencatatan dan pelaporan dapat membantu para tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi dan memberikan perawatan tepat pada kontak yang berisiko tinggi terinfeksi TBC.
Praktik kegiatan Investigasi Kontak menggunakan SITK Mobile di Makassar, Sulawesi Selatan
Untuk melakukan percepatan dan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI telah mengembangkan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITK) Mobile. SITK Mobile ini telah diuji coba secara langsung di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan IK, dengan melibatkan kader-kader dan juga para Patient Supporter (PS) serta Manajer Kasus (MK) di wilayah provinsi DKI Jakarta (11-12 Januari 2023), Banten (12-13 Januari 2023) dan Jawa Barat (16-17 Januari 2023). Dengan adanya SITK Mobile, diharapkan dapat menjadi media yang mendukung proses akselerasi dalam pelaksanaan IK berbasis indeks kasus yang didapatkan dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). SITK mobile juga diharapkan dapat meningkatkan proses capaian pendampingan pasien TB RO sampai sembuh.
Melalui SITK Mobile, para kader sebagai ujung tombak pelaksana IK di lapangan, bisa melakukan proses IK dengan lebih cepat. Karena kader-kader tersebut telah didaftarkan sebagai user SITK Mobile yang dapat mengakses secara langsung data indeks kasus melalui Smartphone nya masing-masing. Melalui berbagai menu dan sub menu yang terintegrasi dengan baik dalam SITK Mobile, para kader bisa melaporkan secara cepat proses pelacakan dan pendampingan kasus, bahkan secara real-time. Begitu juga dengan teman-teman PS dan MK dalam melakukan pendampingan kasus TB RO.
Bimbingan Teknis SITK Mobile di Bekasi, Jawa Barat
Guna mendukung akselerasi pelaksanaan IK dalam rumah tangga (IK-RT) dan pendampingan pasien TB RO berbasis data SITB, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI melaksanakan kegiatan “Bimbingan Teknis Akselerasi IK RT dan Pendampingan Pasien TB RO Berbasis Data SITB dan Pencatatan Pelaporan SITK Mobile”. Kegiatan bimtek ini ditujukan bagi para kader, MK dan PS dan dilakukan di tingkat Kota/Kab (SSR). Adapun SSR yang terlibat dalam kegiatan uji coba ini adalah Provinsi Jawa Tengah (19 SSR), Jawa Timur (5 SSR), Jawa Barat (17 SSR), Sumatera Utara (2 SSR), Sulawesi Selatan (2 SSR), Lampung (2 SSR), DKI Jakarta (4 SSR), dan Banten (3 SSR). Wilayah-wilayah tersebut dipilih karena memiliki kontribusi capaian indeks kasus tertinggi dengan rentang sekitar 300-4000 kasus.
Kegiatan bimbingan teknis dilakukan secara paralel oleh tim Data Management (DM) PR PB-STPI pada periode waktu 15 Mei hingga 28 Juni 2023 dengan melibatkan 1 orang Staf SR, 1 orang Pengelola Program SSR, 9 orang Kader, 3 orang Koordinator Kader, 2 orang MK dan 9 orang PS di SSR di masing-masing wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua tahapan, yang pertama yaitu proses diskusi dan koordinasi, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktik penggunaan SITK Mobile. Proses diskusi difasilitasi oleh tim PR, SR dan SSR untuk mendapatkan gambaran utuh pemahaman dan implementasi dalam pencatatan, pelaporan serta pendokumentasian berbasis aplikasi di tingkat SR dan SSR/IU/MK. Dengan tujuan untuk menggali solusi serta sebagai penguatan kapasitas Kader dan PS terkait SITK Mobile. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktek penggunaan SITK Mobile yang dilakukan oleh tim SR, SSR/IU, Kader dan PS untuk secara bersama-sama melihat hal apa yang sudah baik, dan apa saja yang perlu ditingkatkan agar penggunaan SITK Mobile dapat optimal untuk menunjang kegiatan bagi Kader, PS, dan MK di lapangan.
Praktik kegiatan Investigasi Kontak menggunakan SITK Mobile di Pekalongan, Jawa Tengah
Setelah adanya kegiatan ini, harapannya seluruh wilayah yang telah dilakukan bimbingan teknis tersebut dapat segera memaksimalkan penggunaan SITK Mobile. Kedepannya, wilayah lain yang belum mendapatkan bimtek juga akan disasar untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Proses pembuatan SITK Mobile ini merupakan sebuah pendekatan digitalisasi untuk memudahkan dan meningkatkan dukungan kegiatan penemuan kasus di kalangan kader, PS dan MK. Sehingga seluruh sumber daya akan lebih mudah untuk menginput data pencatatan dan pelaporan kasus, serta dapat meminimalisir penggunaan form-form pencatatan dan pelaporan dalam bentuk cetakan (hardfile).
Penulis: Winda Eka Pahla
Editor: Dangan Prasetya