Di tengah tantangan yang dihadapi oleh pasien tuberkulosis resisten obat (TBC RO), terdapat cahaya harapan yang terus menyala bagi mereka yang tidak menyerah menjalani perjalanan kesembuhan. Pasien TBC RO menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan proses dan tahap pengobatan mereka. Resistensi obat berarti bahwa tuberkulosis yang mereka alami tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan standar, dan membutuhkan penggunaan obat yang lebih kuat. Ini berarti pasien perlu menjalani perawatan yang lebih lama dan kompleks, dengan efek samping yang serius dan dampak sosial mungkin dapat dialami terhadap kehidupan mereka.
Tampak depan shelter di kota Makassar, Sulawesi Selatan
Sehingga, dalam upaya memberikan bantuan dan perawatan yang lebih baik bagi pasien TBC RO, shelter hadir sebagai solusi untuk menyediakan rumah singgah yang nyaman dan aman bagi pasien selama perjalanan kesembuhan mereka. Seluruh pasien TBC RO dapat mengakses shelter kapanpun dan dimanapun selama mereka memerlukannya. Jarak antara rumah dengan RS PMDT yang cukup jauh dan bahkan berbeda kabupaten/kota, membuat perjalanan mereka cukup menguras tenaga. Dengan lokasi shelter yang berdekatan dengan RS PMDT, pasien dan keluarga dapat bersinggah untuk istirahat sejenak setelah/sebelum melakukan pemeriksaan di RS PMDT.
Selain itu, manfaat utama shelter adalah penyediaan lingkungan yang steril dan terkontrol. Pasien TBC RO harus menghindari risiko penularan infeksi kepada orang lain, termasuk anggota keluarga mereka sendiri. Shelter menyediakan ruang yang terpisah, sehingga pasien dapat menjalani perawatan mereka dengan aman dan tidak menghadapi stigmatisasi yang seringkali terjadi di masyarakat. Sehingga di beberapa kota besar, pasien lebih memilih tinggal di shelter dari awal pengobatan hingga selesai pengobatan untuk menghindari terjadinya penularan di kediaman mereka yang cukup sempit.
Proses Forum Group Discussion (FGD) pasien bersama dengan Organisasi Penyintas TBC (OPT)
Saat ini, tim komunitas memiliki 10 shelter aktif yang tersebar di beberapa wilayah. Dengan ketersediaan shelter tersebut, pasien merasa terbantu untuk menjalani proses pengobatan yang mereka lakukan. Shelter komunitas juga berperan sebagai tempat penyediaan perawatan terpadu yang lengkap. Pasien tidak hanya mendapatkan obat yang diperlukan, tetapi juga mendapatkan dukungan psikologis dan sosial yang sangat dibutuhkan. Dengan adanya pasien supporter (PS) dan manajer kasus (MK) yang memantau proses pengobatan pasien, melalui sesi konseling kelompok dan individu, pasien dapat berbagi pengalaman dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penyakit mereka. Ini secara positif mempengaruhi persepsi mereka terhadap penyembuhan, pemulihan, dan mengurangi tingkat kecemasan dan depresi yang seringkali timbul.
Dukungan psikososial yang diberikan dari Pasien Supporter (PS) kepada pasien TBC RO di shelter
Penting untuk mengakui peran vital dan dampak positif yang dibawa oleh shelter bagi proses penyelesaian pengobatan pasien TBC RO. Dalam kondisi pasien yang seringkali sulit baik jiwa dan raga, shelter memberikan tempat yang aman, nyaman, dan mendukung untuk pemulihan pasien. Melalui fasilitas ini, pasien TBC RO dapat merayakan perjalanan kesembuhan mereka, mengatasi stigmatisasi, dan membangun kembali kehidupan yang sehat.
Pemberian nutrisi dari tim SR Sulawesi Selatan kepada pasien TBC RO di wilayah kota Makassar
Dalam upaya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pasien TBC RO, penting bagi masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah untuk bekerja sama dalam mendukung pemberian tempat yang baik dan layak untuk pasien TBC RO. Melalui upaya bersama, kita dapat membawa harapan bagi mereka yang berjuang melawan penyakit yang mematikan ini.