Kolaburasi Kuat Kader dan Puskesmas Purwokerto Barat, Ciptakan Angka Capaian Tertinggi di Jawa Tengah

Seperti yang kita ketahui bersama, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang dapat menular melalui udara, dari pasien TBC ke orang-orang disekitarnya. Dalam 1 tahun, jika pasien TBC yang terkonfirmasi bakteriologis tidak diobati secara cepat, tepat dan sesuai standar, maka ia berpotensi menularkan kepada 10-15 orang di sekitarnya. Dengan kondisi tersebut, diperlukan penemuan kasus secara aktif untuk mendeteksi secara dini dan akurat terhadap orang yang berkontak dengan sumber infeksi TBC. Investigasi Kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TBC (indeks kasus) untuk menemukan terduga TBC. Kontak yang memiliki gejala TBC akan dirujuk ke layanan kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan dan bila hasil diagnosanya positif TBC, akan segera diberikan pengobatan sesuai standar. Sejak tahun 2021, Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI (PB-STPI) turut aktif dalam melakukan kegiatan IK di 190 kabupaten/kota wilayah intervensi. Sehingga dari tahun 2021-2022, melalui kader-kader komunitas yang turun langsung untuk melakukan IK, berhasil menjaring 15.894 kasus TBC.

Pak Sugeng melakukan kunjungan ke rumah indeks kasus (pasien) untuk skrining dan edukasi TBC

Dari seluruh wilayah intervensi Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, wilayah Banyumas, Jawa Tengah merupakan salah satu penyumbang capaian terbesar kegiatan IK. Banyumas memiliki capaian notifikasi kasus tertinggi di Jawa Tengah yaitu sebesar 1.001 (184%) dan berkontribusi 20% dari total capaian Jawa Tengah (6.661). Praktik baik dari Banyumas ini, adalah kerjasama antar kader yang aktif dalam melakukan IK di masyarakat, salah satunya adalah Bapak Muhammad Sugeng. Pak Sugeng, merupakan salah satu kader komunitas di wilayah Purwokerto Barat. Di wilayahnya, beliau dikenal sebagai kader yang cermat dalam melakukan pendekatan kepada pasiennya. Beliau sangat runtut  dalam memberikan edukasi dengan menjelaskan apa itu TBC,  faktor penyebab TBC, gejala TBC dan pengobatan terkait TBC. Beliau juga selalu memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dengan juga memberikan edukasi TBC kepada lingkungan sosial pasien. “Saya pernah mendapat laporan bahwa orang yang terkena TBC berjualan dan masyarakat sekitarnya tahu sehingga menyebabkan jualannya tidak laku. Maka dari itu, ketika melakukan IK saya juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitarnya agar pasien TBC tidak diasingkan,” ucap Pak Sugeng.

Pemberian pot dahak dari kader komunitas kepada pasien TBC

Pak Sugeng mengatakan bahwa terdapat suka duka menjadi kader komunitas. Baginya, bentuk suka yang beliau rasakan adalah proses silaturahmi yang terjalin di lingkungan pasien TBC, bahkan sampai tingkat kecamatan, kelurahan, dan RT/RW. “Saya sangat senang ketika harus bersilaturahmi dengan banyak orang. Karena yang awalnya ngga kenal lalu jadi akrab, otomatis jadinya kita tambah keluarga baru,” jelas Pak Sugeng. Dukanya pun beliau rasakan ketika melakukan kunjungan pasien namun alamat yang dikunjungi tidak jelas. “Saya sering bingung kalau kunjungan tapi ternyata alamatnya kurang tepat. Terkadang kasus seperti ini terjadi karena domisili atau pasien pindah rumah namun tidak lapor kepada RT/RW setempat. Tapi alhamdulillah banyak senangnya daripada dukanya karena yang selalu saya rasakan adalah bahagia ketika menjalankan tugas,” tutur beliau.

Kerjasama yang baik antara Puskesmas Purwokerto Barat dengan Pak Sugeng dan rekan kader lainnya dinilai menjadi faktor pendukung utama dalam kesuksesan eliminasi TBC ini. “Alhamdulillah koordinasi antara kader komunitas dengan Puskesmas Purwokerto Barat sangat luar biasa. Kami mendapatkan suspek dan pot dahak dari Puskesmas, kemudian kalau hasilnya positif, kami langsung memberitahu kepada Puskesmas sehingga cepat untuk ditangani. Kemudian masalah data-data kami juga tidak pernah ada hambatan,” jelas Pak Sugeng.

Koordinasi Pak Sugeng dengan Mba Dini (PJ-TB) terkait pemberian data indeks kasus

Hal ini didukung oleh pendapat dari Mba Qiam Dwi Ramdhani sebagai Penanggung Jawab Program TBC di Puskesmas terkait. Menurutnya, kader komunitas sangat membantu untuk penemuan indeks kasus di Purwokerto Barat. “Selain mereka berpengalaman, mereka juga dapat membantu kami mengajak kader-kader kelurahan untuk lebih aktif lagi, sehingga kasus indeks di Puskesmas Purwokerto barat bisa di temukan lebih maksimal.” Beliau juga menambahkan bahwa setiap tersedianya kasus indeks, pihak Puskesmas selalu mengkomunikasikan dengan kader komunitas agar dapat di kunjungi dan di laporkan ke pihak Puskesmas untuk progressnya. Mereka juga memiliki grup Whatsapp yang di dalamnya terdapat kader komunitas sehingga komunikasi yang dijalin lebih terjaga.

Dari pelajaran cerita di atas tersebut, terlihat jelas bahwa dengan adanya koordinasi yang dijalin secara baik, maka akan memberikan dampak yang baik pula terhadap capaian eliminasi TBC. Semoga adanya kader komunitas di tengah-tengah masyarakat dapat membuat masyarakat lebih ter-edukasi dan terduga kasus TBC lebih maksimal untuk di temukan di Puskesmas Purwokerto Barat.


Penulis: Winda Eka Pahla

Pak Marzuki, Penyintas TBC yang Berdedikasi Membantu Menemukan Kasus TBC, Obati, dan Mendampingi Sampai Sembuh

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkontribusi dalam penanggulangan tuberkulosis di Indonesia melalui penemuan kasus TBC berbasis komunitas. Dalam penemuan kasus TBC, salah satunya dilakukan melalui kegiatan community outreach yang diimplementasikan di 30 provinsi dan 190 kabupaten/kota wilayah intervensi program kerja komunitas. Community outreach adalah kegiatan penemuan kasus secara aktif (active case finding) yang memberikan layanan edukasi dan skrining TBC kepada populasi-populasi berisiko yang sulit memiliki akses ke pelayanan kesehatan, Dengan melaksanakan community outreach yang berdasarkan Indeks Kasus TBC, maka komunitas dapat melakukan edukasi dan skrining secara sistematis dan terukur. Menyasar masyarakat di sekitar indeks kasus dalam satu wilayah tertentu, yang sesuai dengan wilayah kerja pemerintahan; Dusun, Rukun Tetangga atau Rukun Warga.  

Potret Pak Marzuki sebagai Koordinator Kader Komunitas wilayah Tegalsiwalan, Probolinggo saat melakukan community outreach

Pak Marzuki, merupakan salah satu koordinator kader TBC Komunitas, di Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo. Beliau telah berdedikasi menjadi kader TBC selama 6 tahun. Hal ini bermula ketika pada tahun 2014 ia terdiagnosis terkena TBC dan harus menjalani pengobatan hingga 6 bulan lamanya. Saat menjadi pasien TBC, beliau bertemu dengan Penanggung Jawab Tuberkulosis (PJ-TB) Puskesmas Tegalsiwalan, yaitu Pak Bakhri. Pak Bakhri lah yang mendampingi dan memantau Pak Marzuki selama pengobatan. Ketika sembuh, Pak Marzuki langsung dipercaya untuk menjadi kader TBC di wilayah Tegalsiwalan. “Saya sangat merasakan butuhnya dukungan selama menjadi pasien TBC, oleh karena itu, setelah sembuh saya langsung berdedikasi untuk mengabdikan diri saya menjadi kader TBC di wilayah Tegalsiwalan agar menemukan pasien dan mendampingi mereka hingga sembuh,” ucap beliau. 

Pak Marzuki memberikan edukasi dan skrining TBC di pondok pesantren wilayah Tegalsiwalan

Menurut beliau, untuk melakukan proses-proses skrining atau investigasi kontak, beliau harus sensitif dan cermat untuk mencari lokasi penyuluhan. “Sebelum melakukan community outreach,  kita harus mencari sebanyak-banyaknya referensi lokasi dan mempunyai feeling bahwa kegiatan community outreach di lokasi tersebut dapat meraih capaian yang banyak,” jelasnya. Di wilayah Tegalsiwalan, beliau lebih sering bekerjasama dengan pihak pondok pesantren untuk mengadakan kegiatan tersebut. Hal ini karena potensi banyaknya penemuan kasus TBC di pondok pesantren, yang merupakan salah satu contoh dari congregate setting. Congregate Setting adalah suatu lingkungan dimana sejumlah orang bertemu dan berbagi ruangan sosial dalam jangka waktu tertentu atau biasanya lama. Situasi dalam congregate setting tersebut dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular, salah satunya TBC. 

Pak Marzuki saat menyerahkan pot dahak ke Puskesmas untuk diperiksa

Selain di pondok pesantren, Pak Marzuki dengan para kader lainnya juga aktif untuk mendengarkan informasi dari masyarakat. “Untuk bisa meningkatkan capaian community outreach, kami harus peka dan mendengarkan informasi yang datangnya dari masyarakat. Misalnya di suatu wilayah mayoritas masyarakatnya batuk-batuk, gejalanya sangat mendekati dan bisa diprediksi bahwa itu TBC, maka kami langsung datang dan memberikan pengertian terkait TBC,” jelasnya. Pak Marzuki menyampaikan bahwa keaktifan kader di wilayahnya berjalan sesuai yang diharapkan.

“Saya sebagai koordinator kader mengatakan kepada seluruh kader untuk menemukan sebanyak-banyaknya suspek dalam satu indeks. Jangan sampai kita kunjungan hanya mendapatkan satu pot dahak,” lengkapnya. Ia pun menyampaikan bahwa dalam upaya penanggulangan TBC, peran kader TBC terhadap notifikasi kasus sangat dibutuhkan karena mereka lah yang mendatangi warga dengan gejala TBC, mengedukasi dan mendampingi pelaksanaan pemeriksaan TBC sekaligus pengobatan sampai selesai. 

Dari tahun 2021 hingga 2022, Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI telah melakukan penemuan kasus melalui community outreach sejumlah 79.499 dengan rincian semester 1:14.498, semester 2: 23.589, semester 3: 26.012, semester 4: 15.297. Kontribusi tersebut tentunya tidak akan diraih tanpa kerja keras kader TBC dan para stakeholder yang selama ini membantu.


Penulis: Winda Eka Pahla

Hari Tuberkulosis Sedunia 2023: Momentum Peningkatan Literasi Masyarakat terhadap Tuberkulosis

Minggu, 21 Mei 2023, Tim Komunitas Konsorsium Penabulu – STPI yang diwakili oleh PR, SR, SSR dan tentunya Kader Komunitas dari beberapa sudut penjuru DKI Jakarta, Banten (Tangerang dan Tangerang Selatan), Jawa Barat (Bekasi dan Depok) berkumpul bersama di Bundaran HI untuk melakukan kampanye TOSS TBC, BOSS! “Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis, Bersama Kolaborasi Komunitas! dalam rangka peringatan Hari Tuberkulosis Seduania (HTBS) pada sekitaran Jalanan Sudirman – Thamrin. Terdapat kurang lebih 200 orang yang dibagi ke dalam 10 kelompok kampanye untuk memberikan edukasi dan pemahaman pengetahuan yang komprehensif tentang TBC dan TPT. Selain juga proses edukasi organik kepada masyarakat yang berkegiatan di sekitaran Sudirman – Thamrin dilakukan secara langsung, kegiatan kampanye ini juga terintegrasi secara paralel ke dalam akun-akun media sosial konsorsium komunitas dan gimmick Game Tuberculosis Warrior by Johnson and Johnson.

Tim mobilisasi sosial foto bersama dengan pengunjung Car Free Day, Jakarta

Kegiatan #HTBSdiCFD memberikan dampak signifikan terhadap engagement media sosial terutama untuk Instagram/IG @tbc.komunitas. Penuansaan kampanye #HTBSdiCFD melalui media sosial berhasil meningkatkan traffic IG pada hari itu dengan total akun users IG yang menjangkau @tbc.komunitas sebanyak 1.026 (meningkat 123%) dan jumlah 141 (meningkat 1.075%) untuk akun users yang berinteraksi dengan IG @tbc.komunitas. Hal lain dapat terlihat dari penambahan pengikut (followers) IG @tbc.komunitas dengan total tambahan 124 users yang kebanyakan berada pada usia produktif yaitu 25-34 tahun. Selain dilihat dari jangkauan dan penambahan pengikut, kenaikan engagement juga muncul pada hasil infografis aktivitas profil IG. Sebanyak 5 akun mengunjungi IG @tbc.komunitas melalui tautan eksternal dan 404 akun mengunjungi melalui platform IG yang notabene semua pengikut berasal dari Jakarta. Hasil traffic kenaikan engagement kampanye #HTBSdiCFD tentunya dapat menjadi referensi yang kuat untuk pengembangan konsep kampanye mendatang baik dari segi konten, sasaran konten, dan implementasinya agar menunjukkan grafik peningkatan yang baik di kemudian hari.

Tim mobilisasi sosial mengajak pengunjung Car Free Day bermain game TB Warrior untuk mendapatkan merchandise menarik

Berikutnya dari segi kunjungan website, terdapat 203 pengakses dan total 218 jumlah kunjungan pada hari tersebut. Hal ini merupakan sebuah keuntungan dan sesuai dengan tujuan kegiatan kampanye TOSS TBC, BOSS!, mengingat masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan TBC dan PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI itu sendiri. Sementara, untuk akses dalam permainan TBC Warrior, beberapa catatan yang berhasil terekam antara lain: terdapat 111 users yang mengakses game TBC Warrior yang merupakan salah satu gimmick kampanye TOSS TBC, BOSS!. Dengan rata-rata 5x dari 111 users mengakses game TB Warrior pada pagi hari itu. Serta diperkirakan jumlah screening time rata-rata yang dihasilkan, mencapai hampir 1 menit, atau 47 detik.

Seluruh peserta berkumpul bersama untuk persiapan mobilisasi sosial

Pengumuman Pemenang Pelelangan Pengadaan Jasa Skrining X-Ray Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Tahun 2023

PENGUMUMAN PEMENANG HASIL PELELANGAN
Nomor : PL.21.005/PR PB-STPI/VI/2023

Sehubungan   dengan   lelang   pekerjaan   Pengadaan Jasa Skrining  X-Ray Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, dan berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Lelang Nomor : PL.21.004/PR PB-STPI/VI/2023, tanggal 12 Juni 2023, maka dengan ini Panitia Lelang Pengadaan Jasa Skrining  X-Ray PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengumumkan pemenang lelang untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:

Nama Perusahaan: PT. Suprima Mitra Adihusada (Tirta Medica Centre)
Alamat Perusahaan: Bellagio Mall O.G & O.UG 21 – 24, Kawasan Mega Kuningan Barat Kav E4.3, Jakarta Selatan 12950
Nomor Telepon: 021 – 30066508

Demikian kami sampaikan untuk diketahui, atas perhatian dan partisipasi saudara, kami ucapkan terima kasih.

Panitia Lelang Pengadaan Jasa Skrining X-Ray

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI

Jakarta, 13 Juni 2023

Unduh lampiran surat pengumuman pemenang

Research Staff untuk Program Eliminasi TB – Konsorsium Komunitas Penabulu STPI

Latar Belakang

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah Principal Recipient (PR) Komunitas TBC, berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional Penanggulangan TBC yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML). Dalam kerja sama dengan para mitra, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI bertujuan mengakselerasi eliminasi TBC 2030 di 30 provinsi dan 190 kota/kabupaten yang meliputi: 1) Penemuan dan pendampingan pasien TBC sensitif obat, 2) Penemuan dan pendampingan pasien TBC resisten obat, 3) Penguatan sistem komunitas, dan 4) Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi pasien dalam mengakses pelayanan TBC berkualitas sampai sembuh.

Untuk kebutuhan pengelolaan program sebagaimana disebutkan di atas, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI sedang membutuhkan staff untuk posisi Research Staff . Dibawah supervisi Knowledge Management Coordinator (KMC), Research Staff melalui keahliannya dapat merencanakan dan menerapkan riset-riset dalam mengelola pengetahuan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI untuk mendukung tercapainya tujuan program.

Tugas & Tanggung Jawab Utama

  1. Mendukung KMC dalam mengindentifikasi prioritas strategi pengelolaan pengetahuan dan riset-riset untuk menangkap pembelajaran, mengembangkan inovasi, berbagi pengetahuan, dan menggunakannya secara efektif.
  2. Membantu KMC dalam mengelola data-data, yang dihasilkan oleh unit Data Management dan divisi lainnya, dan  perencanaan program periode berikutnya setiap semester.
  3. Membantu KMC dalam implemetasi,  supervisi dan monitoring  kegiatan terkait  pengelolaan pengetahuan dan penelitian.
  4. Mengembangkan desain, perencanaan, implementasi riset/kajian untuk mendukung program Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI  yang dilakukan 2-3 kali setiap tahunnya.
  5. Melakukan pengumpulan data-data sekunder untuk mendukung program Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI
  6. Memberikan bantuan teknis kepada staff PR dan SR dalam pengelolaan pengetahuan dan mengintepretasikan informasi program menjadi produk pengetahuan.
  7. Membantu KMC dalam mengembangkan rekomendasi dan mengkoordinasi kegiatan diseminasi hasil pengelolaan pengatahuan, riset dan/atau kajian kepada pihak internal dan/atau eksternal Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.
  8. Membangun jejaring dengan perkumpulan/kelompok/asosiasi peneliti dan menjelajahi kanal informasi pengetahuan berkaitan dengan isu kesehatan, sosial dan bidang lainnya yang mendukung kegiatan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.
  9. Bertanggungjawab atas tugas–tugas lain dengan baik yang  diberikan oleh atasan langsung ataupun dari management Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

Kualifikasi & Keahlian

  1. Memiliki latar belakang pendidikan diutamakan S2 dan minimal S1 dengan jurusan Kesehatan Masyarakat, Kesejahteran Sosial, Ilmu sosial, atau jurusan lain yang relevan.
  2. Memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun dalam kegiatan penelitian, pengelolaan pengetahuan, atau program kesehatan masyarakat dan sosial khususnya TBC, atau isu lain yang relevan. Adanya publikasi penelitian dan/atau pengalaman terlibat dalam program Global Fund akan menjadi nilai tambah.
  3. Memiliki pengalaman bekerja dengan kelompok populasi kunci dan rentan di program TBC dan/atau program HIV/AIDS dan pemahaman kesetaraan gender, hak asasi manusia, perawatan kesehatan yang berpusat pada manusia, dan pemberdayaan masyarakat.
  4. Memiliki pengalaman kerja dalam tim dan keteramplan interpersonal yang baik.
  5. Memiliki keterampilan dalam menangkap pembelajaran dan menuliskannya menjadi produk pengetahuan.
  6. Menguasai metode penelitian dan perangkat lunak analisis kuantitatif dan kualitatif, seperti SPSS, Stata, R, Nvivo, Atlas, dsb.
  7. Dapat menggunakan applikasi visualiasi data seperti google studio menjadi nilai tambah.
  8. Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.
  9. Terampil menggunakan komputer, khususnya dalam Aplikasi Office (Word, Excel, Power Point, dsb.).

Durasi Waktu

Periode penugasan: Juli s/d Desember 2023

Kirimkan CV dan pernyataan minat ke email:

hr@penabulu-stpi.id dengan subject email: Research Staff

Batas Waktu : 19 Juni 2023 pukul 12.00 WIB

Pertemuan Pemangku Kepentingan untuk Pelaksanaan Hotspot TB “Sikat TB” di Kalasan Bergerak Bersama Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus dan Terapi Pencegahan TBC untuk Mendukung Eliminasi TBC 2030

Kamis, 8 Juni 2023 bertempat di Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman Sinergi Sehat Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kab. Sleman, Kalurahan Tamanmartani, SR TBC Siklus Indonesia, dan Zero TB- FKKMK UGM mengadakan Pertemuan Pemangku Kepentingan untuk Pelaksanaan Hotspot TB “Sikat TB” di Tamanmartani Kalasan.

Masih dalam rangkaian Hari TBC Sedunia 2023, dengan tema “Ya! Kita Bisa Mengakhiri TBC!”, bertujuan menginspirasi harapan dan mendorong kepemimpinan tingkat tinggi, peningkatan investasi, pemahaman lebih cepat terhadap rekomendasi baru WHO, adopsi inovasi, percepatan aksi, dan kolaborasi multisektor untuk memerangi TBC. Dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TBC Kalurahan Tamanmartani Kapanewon Kalasan maka pertemuan dengan pemangku kepentingan ini mengambil tema “Bergerak Bersama Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus dan Terapi Pencegahan TBC untuk Mendukung Eliminasi TBC 2030”.

Primarendra selaku Program Officer SSR Sinergi Sehat Indonesia Sleman menyampaikan “Kegiatan hari ini sebagai persiapan pelaksanaan rangkaian kegiatan dukungan TBC Komunitas implementasi Mobile Rontgen Hotspot TB yang diberi Tajuk SIKAT TB yang akan dilakukan selama bulan Juni -Juli di pedukuhan Kalurahan Tamanmartani Kapanewon Kalasan, Sleman.”

Kegiatan hari ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr. Cahya Purnama, M.Kes beserta Kepala Bidang Bidang P2 Dinas Kesehatan Sleman dan jajarannya, Kepala Puskesmas Kalasan dan jajarannya, Lurah Kalurahan Tamanmartani Bapak Gandang Hardjanata beserta jajarannya, seluruh kepala dukuh se-Tamanmartani, seluruh TPK se-Tamanmartani dan kader di Kalurahan Tamanmartani.

dr. Cahya dalam sambutannya menyampaikan “SIKAT TB kepanjangannya adalah Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis, yang merupakan layanan komprehensif multisektor untuk menjamin akses pelayanan pemeriksaan terduga TBC lebih efektif, efisien, setara dan aktif menjangkau keluarga rentan kurang mampu dengan sistem informasi digital.”

Hari ini juga dilaksanakan Bimtek untuk kader yang akan terlibat dalam kegiatan SIKAT TB dengan materi penyuluhan/Community Outreach dan penggunaan Aplikasi SITK Mobile oleh Koordinator Program SR TBC Siklus Indonesia DIY.

dr. Nurholis dalam paparan yang dibawakan Rakhmawati Koordinator Program Siklus Indonesia dengan penuh semangat menambahkan “Tagline SIKAT TB adalah TAMAN MARTANI GOES TO INDONESIA, TB MASALAH BERSAMA DAN DISELESAIKAN BERSAMA, DARI MASYARAKAT, OLEH MASYARAKAT, UNTUK MASYARAKAT!”

 

Narahubung:

Rakhma [Siklus Indonesia – 08157947208] – Primarendra [Sinergi Sehat Indonesia – 081568413113]

Pengumuman Pemenang Pelelangan Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Tahun 2023

PENGUMUMAN PEMENANG HASIL PELELANGAN
Nomor : PL.21.002/PR PB-STPI/VI/2023

Sehubungan   dengan   lelang   pekerjaan   Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Konsorsium Komunitas PENABULU-STPI, dan berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Lelang Nomor : PL.21.001/PR PB-STPI/VI/2023, tanggal 8 Juni 2023, maka dengan ini Panitia Lelang Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) PR Konsorsium Komunitas PENABULU-STPI mengumumkan pemenang lelang untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:

Nama Perusahaan : CV. Andalan Semesta Tata Aksara
Alamat Perusahaan : Jl. H. Ipin No.27 A, Pondok Labu, Fatmawati, Jakarta Selatan 12450
Nomor Telepon : 021 – 7500681

Demikian kami sampaikan untuk diketahui, atas perhatian dan partisipasi saudara, kami ucapkan terima kasih.

Panitia Lelang Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI

Jakarta, 9 Juni 2023

Unduh lampiran surat pengumuman pemenang

Yayasan Siklus Indonesia-Implementing Unit Gunungkidul Mengajak Semua Pihak Bersatu Memutus Rantai Penularan TBC di Kabupaten Gunungkidul

Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak setelah India, yakni dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Tuberkulosis ditularkan melalui udara dari pasien TBC yang infeksius ke orang-orang disekitarnya. Satu pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis yang tidak diobati secara tepat dan berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10 orang per tahunnya.

Dalam rangka merespon kasus TBC tersebut, Yayasan Siklus Indonesia-Implementing Unit Gunungkidul, di tahun 2023 ini menyelenggarakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati hari TBC sedunia dengan tema “Ayo! Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa”.

a. Membangun Sinergi dengan Lembaga Lintas Sektor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rangkaian kegiatan TB Day dimulai dengan mengadakan pertemuan lintas sektor yang diinisiasi oleh Yayasan Siklus Indonesia-Implementing Unit Gunungkidul (20 Maret 2023). Kegiatan ini mengundang beberapa lembaga lintas sektor, diantaranya adalah Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dinas Sosial Gunungkidul, Baznas, Lazismu, Pamella Sembilan Wonosari dan beberapa perusahaan swasta yang ada di Gunungkidul. Dalam kegiatan ini Manajer Kasus TBC RO dari Yayasan Siklus Indonesia mengatakan “Salah satu strategi dalam upaya memutus rantai penularan adalah memastikan pasien TBC mendapatkan pelayanan pengobatan yang baik dan dilanjutkan dengan pendampingan agar pasien tidak putus berobat di tengah jalan”. Menurut beliau apa yang dikatakan tadi tidaklah mudah, kendala yang dihadapi adalah banyak pasien TBC yang kondisinya tidak memungkinkan untuk bekerja karena Efek samping Obat sementara dia adalah kepala keluarga yang harus menghidupi anak istrinya. Untuk itu diperlukan bantuan dari semua pihak untuk membantu pasien yang sedang dalam masa pengobatan TBC.

b. Penyuluhan dan Skrining TBC

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan penyuluhan dan skrining TBC dilakukan oleh kader TBC Komunitas Yayasan Siklus Indonesia Implementing Unit Gunungkidul kepada kelompok beresiko terkena TBC, salah satunya di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2023. Staf Program Siklus Indonesia-Implementing Unit Gunungkidul menyampaikan kegiatan ini akan terus dilakukan sepanjang tahun guna meningkatkan temuan kasus TB untuk mendukung eliminasi TBC 2023.

c. Jambore Kader TBC se D.I Yogyakarta

Rangkaian kegiatan lainnya adalah pelaksanaan jambore kader TBC se-DIY yang diselenggarakan di Pantai Sundak, Gunungkidul, Yogyakarta (6 Mei 2023). Dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Gunungkidul menyampaikan “TBC tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah saja, perlu adanya komitmen semua pihak baik itu masyarakat, fasilitas kesehatan dan juga pemerintah. sementara kader adalah ujung tombak dalam memutus penularan TBC di Indonesia”. Menurut beliau kegiatan ini sangat positif untuk membangun semangat kebersamaan dalam memutus rantai penularan TBC khususnya di Gunungkidul.

d. Pelaksanaan Edukasi dan Motivasi Pemberian Terapi Pencegahan (TPT) Serta Pendampingan Tes Mantoux di UPT Puskesmas Ponjong 1

 

 

 

 

 

 

 

Edukasi dan motivasi pemberian Terapi Pencegahan (TPT) serta pendampingan tes mantoux (31 Mei 2023) adalah kerjasama antara Yayasan Siklus Indonesia IU Gunungkidul, Dinas Kesehatan Gunungkidul dan UPT Puskesmas Ponjong 1. Kegiatan ini mengumpulkan keluarga pasien TBC yang ada di Gunungkidul untuk diberi pengertian tentang pentingnya mendapatkan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dan dilanjutkan tes mantoux sebagai langkah pertama dalam pelaksanaan TPT.

Wasor TB Dinkes Gunungkidul mengatakan “Kegiatan ini jangan sampai hanya dilaksanakan pada TB Day saja, harus berlanjut agar resiko penularan pada keluarga pasien dapat di minimalisir”.

Sementara dr. Astrid Dentisia dari Puskesmas Ponjong 1 menambahkan “Gejala TBC tidak hanya batuk saja, terkadang ada gejala yang tidak kelihatan. Maka dari itu diperlukan tes mantoux untuk skrining awal dalam mendeteksi kuman TBC yang ada ditubuh kita”.

Setelah kegiatan Edukasi TPT dilanjutkan dengan pelaksanaan tes mantoux kepada keluarga pasien. Kemudian, pasien akan diarahkan kembali lagi ke puskesmas untuk pembacaan test mantoux setelah 3 hari untuk penentuan diberikannya TPT.

Rangkaian HTBS 2023 SSR PKBI Kota Yogyakarta gelar Seminar Infeksi Laten TBC [ILTB] dan TPT Menuju Sekolah Bebas TBC di Kota Yogyakarta

Yogyakarta, 29 Mei 2023 – Dalam rangkaian Hari TBC Sedunia SSR PKBI Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Infeksi Laten TBC [ILTB] dan Terapi Pencegahan TBC [TPT] bersama Guru Sekolah di Kota Yogyakarta Menuju Sekolah Bebas TBC di Kota Yogyakarta bertempat di Aula Kelurahan Ngampilan Kemantren Ngampilan Kota Yogyakarta.

SSR PKBI Kota Yogyakarta menyampaikan dari penyelenggaraan kegiatan ini harapannya dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang dasar TBC dan ILTB, adanya pemahaman tentang terapi pencegahan Tuberkulosis, meningkatkan motivasi peserta untuk bersama-sama menemukan penemuan kasus dan ada jadwal pelaksanaan skrining di lingkungan peserta.

Dokter Lana Unwanah selaku Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan dalam paparan tentang Situasi Terkini TBC di Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa Pemerintah kota Yogyakarta sangat serius dalam melakukan upaya penanggulangan TBC, di tahun 2023 sudah ada Rencana Aksi Daerah yang baru dan sudah disahkan dengan Peraturan Walikota No.7 tahun 2023. Salah satu strategi peningkatan akses layanan TBC dengan melakukan skrining di sekolah-sekolah dan melibatkan komunitas seperti SSR PKBI ini yang mempunyai kader dalam melakukan investigasi kontak serta ada pemberian TPT yang diberikan kepada kontak serumah (memenuhi syarat) dengan pasien TBC. Dalam pemberian TPT salah satu tantangannya adalah karena pasien laten tidak memiliki gejala dan tidak merasa sakit. “Sangat mendukung pelibatan dari peserta semua untuk meningkatkan dan mengoptimalkan skrining dan penemuan pasien TBC” tutur Lana saat menutup sesi paparannya.

Materi Percepatan penemuan kasus yang berisi tentang Pengetahuan dasar TBC dan ILTB dan Pengetahuan TPT untuk anak dan dewasa dibawakan oleh dr. Astari Pranindya Sari, Sp.P, M.Sc salah satu Tim Pengajar ILTB di DIY. Dokter Astari memaparkan kepada seluruh peserta tentang bagaimana kondisi klinis pasien ILTB, bagaimana pemeriksaan untuk diagnosis ILTB serta pengobatan ILTB. Beliau menyampaikan “Infeksi laten menyebabkan masalah TBC tidak selesai-selesai maka penting untuk diberikan TPT agar pasien TBC laten tidak menjadi TBC aktif sehingga mendukung program nasional Eliminasi TBC 2030”.

Kegiatan ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut penyusunan jadwal sosialisasi dan skrining TBC di sekolah di bulan Juni dan Juli 2023 yang dipandu oleh Tim SSR TBC PKBI Kota Yogyakarta.

Peringati Hari TBC Sedunia, SSR Bantul Berkolaborasi dengan Puskesmas

Bantul, 30 Mei 2023 – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, SSR Sinergi Bantul bekerja sama dengan Puskesmas Sewon I menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan skrining Tuberkulosis (TBC) di Pondok Pesantren Nurul Iman Sewon.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pondok pesantren tentang bahaya TBC, serta memberikan informasi penting mengenai pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan penyakit ini.

a. Sosialisasi tentang TBC

Pada sesi sosialisasi, dr Endang Fitriyani memberikan penjelasan mengenai Tuberkulosis, termasuk faktor penyebab, cara pencegahan, gejala, dan cara penularannya. Dokter Endang juga memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan rutin dan perawatan yang tepat bagi penderita TBC.

b. Skrining Tuberkulosis

Setelah sesi sosialisasi, dilakukan skrining TBC kepada peserta acara. Programer TB, Programer Promkes dari Puskesmas Sewon I bersama dengan kader dan Tim SSR Bantul melakukan pemeriksaan gejala TBC dengan kuisioner dan tanya jawab untuk mendeteksi gejala Tuberkulosis. Hasil skrining akan memberikan gambaran awal mengenai kemungkinan adanya infeksi TBC pada peserta dan tindakan yang perlu dilakukan.

c. Konsultasi dan Edukasi

Bagi peserta yang memenuhi syarat terduga TBC seperti batuk atau menunjukkan gejala-gejala lain, diberikan kesempatan untuk melakukan konsultasi langsung dengan tim medis yang hadir dan kader maupun tim SSR Bantul untuk berbagi gejala yang dirasakan. Mereka akan mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai langkah-langkah selanjutnya, termasuk pengujian lebih lanjut yang diperlukan.

d.  Penyebaran Materi Edukasi

Selain kegiatan langsung, tim SSR Sinergi Bantul dan Puskesmas Sewon I juga mendistribusikan materi edukasi tentang Tuberkulosis kepada semua peserta. Materi ini berisi informasi tentang cara pencegahan Tuberkulosis, pentingnya hidup sehat, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

dr Nurholis Majid. MPH selaku Direktur Sinergi Sehat Indonesia mengingatkan pentingnya pola hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren, Nurholis menyampaikan sebagai muslim kita harus menjaga kebersihan sebagaimana hadist riwayat Tirmidzi الْوُضُوْءُ شَطْرُ الإِيْماَنِ Berdasarkan buku Ringkasan Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali yang diterjemahkan oleh ‘Abdul Rosyad Siddiq.

Melalui kerja sama antara SSR Sinergi Bantul dan Puskesmas Sewon I, diharapkan masyarakat secara luas maupun masyarakat pondok pesantren dapat lebih memahami bahaya TBC serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, diharapkan penyebaran penyakit Tuberkulosis dapat dikurangi dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik.

Yuhri Ikhsan menyampaikan pentingnya proses sosialisasi dan skrining TBC sebanyak-banyaknya karena Pondok Pesantren merupakan tempat berkumpulnya orang dari berbagai daerah dan menginap dalam satu atap yang sama, hal ini berisiko dalam penularan TBC secara masif, karnanya Staf Program SSR Sinergi Bantul ini menyampaikan penting Menemukan TBC sebanyak-banyaknya, yang telah ditemukan diobati sampai sembuh dan dicegah melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak serumah TBC, yang bisa diakses di puskesmas terdekat secara gratis.

Acara tersebut dihadiri oleh dr Nurholis Majid. MPH Direktur Sinergi Sehat Indonesia, Dokter dr Endang Fitriyani, Programer Promkes Puskesmas Sewon I, Programer TBC Puskesmas Sewon I, Kader TBC, Pengurus dan santri.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tuberkulosis dan langkah-langkah pencegahannya, masyarakat dapat menghubungi Puskesmas terdekat atau Tim Sinergi sehat indonesia melalui instagramnya @sinergi_sehat_indonesia_bantul atau menghubungi kader Sinergi terdekat yang tersebar di 27 Puskesmas se-Kabupaten Bantul.