Kolaborasi dengan Pemkab Ngawi, Yabhysa Gelar Skrining dan Pencegahan TBC Berbasis Masyarakat

Pencegahan penularan penyakit tuberculosis (TBC) terus diupayakan. Misi tersebut diemban Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera atau Yahbhysa dengan menggandeng Pemkab Ngawi. Sinergitas dalam program penanggulangan TBC tersebut terus berjalan dengan baik. Bulan Oktober ini, kedua pihak menggelar skrining kesehatan keliling wilayah di Ngawi. Contohnya di Puskesmas Pangkur, pada hari Jumat, 20 Oktober 2023. Di puskesmas setempat, digelar  skrining dan pengobatan gratis untuk masyarakat.

Situasi pelaksanaan skrining pencegahan tuberkulosis berbasis masyarakat di Puskesmas Pungkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

”Kami bekerjasama dengan PT Tirta Medical Center dalam mendekatkan pelayanan ke beberapa kecamatan,” ujar Muhammad Via Pratama, Ketua Yabhysa Ngawi. Via mengatakan, pihaknya secara spesifik menyasar orang yang kontak serumah dengan penderita TBC. Adapun skrining tersebut sudah digelar di Kecamatan Widodaren, Paron, dan selanjutnya di Kedunggalar, Kendal, Geneng, Gerih juga Kecamatan Ngawi.

”Kegiatan serupa akan digelar di 10 kecamatan, hingga November mendatang,” kata Via. Via mengungkapkan, sasaran skrining ini berjumlah 1.600 orang. Dari jumlah itu sebanyak 295 sudah diperiksa dengan rontgen. Ditemukan 65 sasaran yang upnormal TB. Selanjutnya hasil skrining tersebut diserahkan ke puskesmas setempat untuk diperiksa lebih lanjut. ”Setelah ada temuan upnormal TB, akan diperiksa di laboratorium spesimen dahaknya,” jelasnya.

Via menilai antusias masyarakat dari program tersebut luar biasa. Dia mengakui keseriusan Pemkab dalam penanganan TBC tak setengah jalan. Itu terbukti dari dukungan sejumlah pemerintah desa yang turut memfasilitasi warganya untuk datang memeriksakan diri. Dengan mendukung mobilitas warga ke lokasi skrining.

Ketua Yabhysa Muhammad Via Pratama (paling kiri), bersama Forkopimcam Pangkur, perwakilan Dinkes Ngawi, dan para kader TBC, usai serah terima penghargaan.

 

 

 

Dinkes Ngawi sebagai mitra Yabhysa menyambut positif kegiatan ini. Sekretaris Dinkes Ngawi dr Heri Nur Fachrudin mengatakan bahwa program penanggulangan TBC di Ngawi bisa lebih cepat dan efektif melalui cara tersebut. Dalam tiga tahun terakhir, pihaknya berkolaborasi dengan Yabhysa berupaya menemukan lebih banyak kasus TBC di Ngawi. Dari target 1400 an di tahun 2023 ini nyatanya sudah menjaring 930 an kasus. ”Dari situ nantinya segera dilakukan pengobatan. Semakin cepat diobati semakin baik,” ungkapnya.

Heri menambahkan dari temuan skrining TBC pada penderita anak-anak nyatanya menjadi faktor yang mempengaruhi stunting. Sebab penderita mengalami ganguan tumbuh kembang karena penyakit tersebut khususnya pada balita. Karenanya diapun juga menghimbau agara masyarakat tak ragu memeriksakan diri ke puskesmas setempat. ”Terlebih untuk keluarga pasien ataupun siapa saja yang menderita batuk lebih dari dua minggu, secepatnya periksa ke puskesmas,” katanya.

Program skrining dan pencegahan TBC melayani rontgen gratis untuk masyarakat Pangkur dan sekitarnya

Kepala Puskesmas Pangkur dr Mochtar turut menyampaikan terimakasih dan dukungan dari terselenggaranya program tersebut. Pihaknya mengakui kegiatan skrining menggunakan mobil rontgen masih menjadi kendala bagi puskesmas. Karenanya kerjasama antara puskesmas, vendor dan Yabhysa dirasa lebih efektif dan efisien. ”Hasilnya akan lebih mudah ditemukan kalau menggunakan rontgen sehingga deteksi lebih dini kasus TBC lebih baik”, katanya. Pihaknya berharap program eliminasi TBC tahun 2030 berhasil. Sinergi antara pemerintah dan pihak pendukung diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan.

Shelter sebagai Rumah Singgah untuk Pasien Tuberkulosis Resisten Obat

Di tengah tantangan yang dihadapi oleh pasien tuberkulosis resisten obat (TBC RO), terdapat cahaya harapan yang terus menyala bagi mereka yang tidak menyerah menjalani perjalanan kesembuhan. Pasien TBC RO menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan proses dan tahap pengobatan mereka. Resistensi obat berarti bahwa tuberkulosis yang mereka alami tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan standar, dan membutuhkan penggunaan obat yang lebih kuat. Ini berarti pasien perlu menjalani perawatan yang lebih lama dan kompleks, dengan efek samping yang serius dan dampak sosial mungkin dapat dialami terhadap kehidupan mereka.

Tampak depan shelter di kota Makassar, Sulawesi Selatan

Sehingga, dalam upaya memberikan bantuan dan perawatan yang lebih baik bagi pasien TBC RO, shelter hadir sebagai solusi untuk menyediakan rumah singgah yang nyaman dan aman bagi pasien selama perjalanan kesembuhan mereka. Seluruh pasien TBC RO dapat mengakses shelter kapanpun dan dimanapun selama mereka memerlukannya. Jarak antara rumah dengan RS PMDT yang cukup jauh dan bahkan berbeda kabupaten/kota, membuat perjalanan mereka cukup menguras tenaga. Dengan lokasi shelter yang berdekatan dengan RS PMDT, pasien dan keluarga dapat bersinggah untuk istirahat sejenak setelah/sebelum melakukan pemeriksaan di RS PMDT. 

Selain itu, manfaat utama shelter adalah penyediaan lingkungan yang steril dan terkontrol. Pasien TBC RO harus menghindari risiko penularan infeksi kepada orang lain, termasuk anggota keluarga mereka sendiri. Shelter menyediakan ruang yang terpisah, sehingga pasien dapat menjalani perawatan mereka dengan aman dan tidak menghadapi stigmatisasi yang seringkali terjadi di masyarakat. Sehingga di beberapa kota besar, pasien lebih memilih tinggal di shelter dari awal pengobatan hingga selesai pengobatan untuk menghindari terjadinya penularan di kediaman mereka yang cukup sempit. 

Proses Forum Group Discussion (FGD) pasien bersama dengan Organisasi Penyintas TBC (OPT)

Saat ini, tim komunitas memiliki 10 shelter aktif yang tersebar di beberapa wilayah. Dengan ketersediaan shelter tersebut, pasien merasa terbantu untuk menjalani proses pengobatan yang mereka lakukan. Shelter komunitas juga berperan sebagai tempat penyediaan perawatan terpadu yang lengkap. Pasien tidak hanya mendapatkan obat yang diperlukan, tetapi juga mendapatkan dukungan psikologis dan sosial yang sangat dibutuhkan. Dengan adanya pasien supporter (PS) dan manajer kasus (MK) yang memantau proses pengobatan pasien, melalui sesi konseling kelompok dan individu, pasien dapat berbagi pengalaman dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penyakit mereka. Ini secara positif mempengaruhi persepsi mereka terhadap penyembuhan, pemulihan, dan mengurangi tingkat kecemasan dan depresi yang seringkali timbul.

Dukungan psikososial yang diberikan dari Pasien Supporter (PS) kepada pasien TBC RO di shelter

Penting untuk mengakui peran vital dan dampak positif yang dibawa oleh shelter bagi proses penyelesaian pengobatan pasien TBC RO. Dalam kondisi pasien yang seringkali sulit baik jiwa dan raga, shelter memberikan tempat yang aman, nyaman, dan mendukung untuk pemulihan pasien. Melalui fasilitas ini, pasien TBC RO dapat merayakan perjalanan kesembuhan mereka, mengatasi stigmatisasi, dan membangun kembali kehidupan yang sehat.

Pemberian nutrisi dari tim SR Sulawesi Selatan kepada pasien TBC RO di wilayah kota Makassar

Dalam upaya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pasien TBC RO, penting bagi masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah untuk bekerja sama dalam mendukung pemberian tempat yang baik dan layak untuk pasien TBC RO. Melalui upaya bersama, kita dapat membawa harapan bagi mereka yang berjuang melawan penyakit yang mematikan ini. 

National Program Director (NPD) untuk Program Eliminasi TB – Konsorsium Komunitas Penabulu STPI

Latar Belakang

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah Principal Recipient (PR) Komunitas TBC, berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional Penanggulangan TBC yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML). Dalam kerja sama dengan para mitra, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI bertujuan mengakselerasi eliminasi TBC 2030 di 30 provinsi dan 190 kota/kabupaten yang meliputi: 1) Penemuan dan pendampingan pasien TBC sensitif obat, 2) Penemuan dan pendampingan pasien TBC resisten obat, 3) Penguatan sistem komunitas, dan 4) Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi pasien dalam mengakses pelayanan TBC berkualitas sampai sembuh. Untuk periode program tahun 2024-2026, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan bekerja di 190 Kabupaten Kota di tahun 2024 dan di 229 Kabupaten/Kota di tahun 2025-2026.

Untuk kebutuhan pengelolaan program periode tahun 2024-2026 sebagaimana disebutkan di atas, Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI membutuhkan staff untuk posisi National Program Director (NPD). Dibawah supervisi Authorized Signatory (AS), NPD melalui keahliannya bertanggung jawab untuk memimpin progam management unit (PMU) PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. NPD memastikan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI digunakan dan dikelola secara efektif untuk mencapai tujuan & target program.

Job Position: National Program Director
Direct Report: Authorized Signatory
Direct Supervise: Program Manager, Finance Manager, MEL (Monitoring, Evaluation & Learning) Manager, General Affair (GA) Manager, Knowledge Management Specialist, ACSM (Advocacy, Communication, & Social Mobilization) Specialist.
Duration: 3 Years
Location: Jakarta
Working Hour: 40 hours/week
Status: Temporary Staff (LoE 100%)

Kualifikasi

  1. Pendidikan: Lulusan minimal S-1, dengan latar belakang pendidikan di bidang kesehatan akan menjadi nilai tambah. Lulusan S-2 diutamakan.
  2. Pengalaman Bekerja:
    1. Pengalaman Program TB: Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun dalam program penanggulangan tuberkulosis (TB).
    2. Pengalaman dalam Pengembangan Jaringan: Memiliki pengalaman dalam perumusan dan pengembangan jaringan, aliansi, atau kelompok berbasis komunitas di bidang kesehatan dan/atau kesejahteraan masyarakat.
    3. Pengalaman Berjejaring dan Kolaborasi: Memiliki pengalaman dalam berjejaring dan berkolaborasi dengan pemerintah, sektor swasta, dan komunitas, serta, mendemonstrasikan kemampuan untuk bernegosiasi dengan multi-pihak untuk mencapai objektif organisasi.
  3. Pengetahuan Kebijakan TB: Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kebijakan penanggulangan TBC di Indonesia, terutama Rencana Strategi Nasional Penanggulangan TBC di Indonesia, dan, pedoman-pedoman TBC internasional, terutama dari World Health Organization.
  4. Kompetensi:
    1. Kemampuan Manajerial: Memiliki pengalaman manajemen organisasi yang mencakup perencanaan strategis, pengorganisasian tugas dan tanggung jawab, pengelolaan sumber daya keuangan, dan, pengembangan sumber daya manusia. Lebih disukai jika mendemonstrasikan kemampuan manajemen organisasi untuk proyek yang didanai oleh Global Fund dan/atau donor internasional lainnya.
    2. Kemampuan Kepemimpinan: Terbukti memiliki kemampuan kepemimpinan yang efektif melalui pengalaman dalam memimpin tim dan organisasi.
    3. Kemampuan Berpikir Analitis: Memiliki kemampuan untuk berpikir secara analitis dalam mengidentifikasi permasalahan dan solusi stratejik yang efektif dalam menghadapi tantangan dan mencapai objektif organisasi.
    4. Kemampuan Berkomunikasi: Memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang sangat baik dengan staff, donor, mitra kerja, dan atasan. Mendemonstrasikan tulisan laporan dan presentasi yang sangat baik untuk menyampaikan update dan pembelajaran program kepada pemangku kepentingan.
    5. Kemampuan Bahasa Inggris: Kemampuan menulis, bicara, dan mendengar dalam Bahasa Inggris secara professional.
  5. Pemahaman Lintas Bidang: Memiliki pemahaman mendalam tentang
    1. kesetaraan gender, hak asasi manusia, sistem dan layanan kesehatan yang berpusat pada manusia, serta pemberdayaan masyarakat,
    2. PSEAH (Pencegahan Eksploitasi, Kekerasan, Pelecehan Seksual)
    3. Perlindungan anak.
    4. Perlindungan data pribadi.

Peran & Tanggung Jawab

  1. Memberikan kepemimpinan yang strategis dan berkualitas dalam pengelolaan Program TBC Komunitas pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan juga pemantauan dan evaluasi.
  2. Mengembangkan peta jalan dan strategi pelaksanaan program eliminasi TBC Komunitas dan mengevaluasinya setiap tahun guna peningkatan kualitas dan kapasitas manajemen program termasuk upaya-upaya yang berkaitan dengan PSEAH, perlindungan anak dan perlindungan data pribadi.
  3. Mengelola dan mengkoordinasikan tim dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program yang berkualitas efektif-efisien mencapai target secara tepat waktu dan memadai sesuai perencanaan.
  4. Memastikan bahwa sistem dan prosedur, juklak dan juknis digunakan oleh tim pelaksana program di tingkat PR, SR dan SSR/IU.
  5. Membangun hubungan kerja yang kuat dan efektif dengan para pemangku kepentingan (Pemerintah, Global Fund, CCM, TWG, organisasi masyarakat sipil, organisasi mitra pembangunan dan sektor swasta).
  6. Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan program dan pencapaian target merujuk kepada dokumen perencanaan program.
  7. Bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas manajemen dan kinerja di dalam pelaksanaan program secara menyeluruh.
  8. Mengidentifikasi, mengawasi, dan mengatasi tantangan serta hambatan strategis dalam mengelola, mengimplementasikan dan mencapai tujuan program.
  9. Memeriksa dan memastikan kesesuaian semua dokumen yang akan ditandatangan dan disahkan oleh AS.
  10. Menyampaikan laporan secara tertulis kepada AS terkait pelaksanaan program berdasarkan indikator pencapaian tiap triwulan, semester dan tahunan.
  11. Bertanggungjawab dalam penyusunan laporan program kepada GF ATM yang akan disahkan oleh AS.
  12. Bertanggungjawab dalam mengatasi masalah berdasarkan temuan audit internal, eksternal dan LFA bersama AS dan Manager
  13. Melakukan penyusunan analisis varians secara berkala bersama para manager dan mengambil keputusan yang strategis berbasis analisis varians.
  14. Mencegah, menjaga dan menghindari terjadinya konflik kepentingan sesuai dengan PPP dalam ruang lingkup tanggung jawabnya bersama AS dan seluruh Manager.

Durasi Waktu

Silahkan mengirimkan CV dan lamaran ke email hr@penabulu-stpi.id dengan subject: NPD PB-STPI. Mohon lengkapi informasi yang diperlukan termasuk kontak pemberi referensi yaitu dua (2) dari atasan langsung dan satu (1) dari HR sebelumnya.

Batas Waktu : 31 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB

Tahapan Timeline
Penerimaan aplikasi 24 – 31 Oktober 2023
Penyaringan aplikasi 1 – 2 November 2023
Interview kandidat 3 – 6 November 2023
Reference Check 9 November 2023
Pemberitahuan kepada
staf terpilih & tidak terpilih
15 November 2023
Draft kontrak 16 – 17 November 2023
Penandatanganan kontrak 20 November 2023


Jadwal dapat diubah oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI tanpa pemberitahuan kepada pelamar.

Hanya kandidat yang memenuhi syarat yang akan dihubungi.

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkomitmen untuk mencegah segala jenis perilaku yang tidak diinginkan di tempat kerja termasuk pelecehan seksual, eksploitasi dan penyalahgunaan, kurangnya integritas dan pelanggaran keuangan; dan berkomitmen untuk mempromosikan kesejahteraan anak-anak, remaja, orang dewasa, dan penerima manfaat yang bekerja sama dengan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengharapkan semua staf dan sukarelawan untuk berbagi komitmen ini melalui kode etik. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menempatkan prioritas tinggi untuk memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki dan menunjukkan nilai-nilai diatas dapat bekerja bersama Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

Semua tawaran pekerjaan yang ditawarkan oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan didasarkan pada pemeriksaan/ penyaringan yang sesuai untuk catatan kriminal dan pemeriksaan keuangan terkait dengan terorisme. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan meminta informasi kepada pelamar kerja melalui tempat kerja sebelumnya tentang temuan-temuan kekerasan seksual dan pelecehan seksual selama bekerja atau insiden-insiden yang sedang diselidiki ketika pelamar meninggalkan pekerjaannya. Dengan mengirimkan lamaran, pelamar telah memahami prosedur rekruitmen dari Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkomitmen untuk memastikan keberagaman dan kesetaraan gender dalam organisasi dan mendorong pelamar dari berbagai latar belakang untuk melamar.

Syarat dan Ketentuan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI:

  1. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap kandidat terpilih.
  2. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI hanya akan menghubungi kandidat yang terpilih.
  3. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI tidak bertanggung jawab atas informasi palsu yang diberikan oleh pelamar.
  4. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI tidak memungut biaya apapun terkait proses rekrutmen.
  5. Harap diperhatikan bahwa pengajuan lowongan akan diperiksa oleh administrasi kami dan penerimaan pelamar akan ditentukan oleh syarat dan ketentuan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.
  6. Seluruh informasi yang telah dihimpun harus dipenuhi tepat waktu sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.
  7. Kerahasiaan Data
    1. Pengumpulan Informasi: Informasi yang diberikan dalam lamaran kerja ini dikumpulkan hanya untuk tujuan mengevaluasi kesesuaian Anda untuk bekerja. Ini termasuk informasi pribadi dan profesional, seperti nama, detail kontak, riwayat pekerjaan, dan latar belakang pendidikan Anda. Informasi ini akan digunakan secara ketat untuk proses rekrutmen.
    2. Penggunaan Data: Informasi pribadi Anda akan digunakan secara eksklusif untuk menilai kualifikasi dan kecocokan potensial Anda dalam organisasi kami. Informasi ini dapat dibagikan dengan personel terkait yang terlibat dalam proses perekrutan, termasuk para anggota panitia seleksi dan manajer perekrutan.
    3. Keamanan Data: Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan informasi pribadi Anda dan telah menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk melindungi dari akses, pengungkapan, perubahan, atau penghancuran yang tidak sah.
    4. Penyimpanan Data: Data lamaran Anda akan disimpan untuk jangka waktu yang wajar, sebagaimana yang diperlukan untuk proses rekrutmen. Jika lamaran Anda tidak berhasil, data Anda akan dihapus dengan aman dalam jangka waktu yang wajar.
    5. Persetujuan Data: Dengan mengirimkan surat lamaran dan CV, Anda menyetujui pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi Anda seperti yang dijelaskan dalam disclaimer ini.
    6. Catatan: Kami tidak menjual, memperdagangkan, atau memindahkan informasi pribadi Anda kepada pihak ketiga. Namun, perlu diketahui bahwa kami mungkin diwajibkan secara hukum untuk mengungkapkan informasi kepada otoritas pemerintah atau pihak ketiga lainnya dalam keadaan tertentu. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang penggunaan atau keamanan data Anda, atau jika Anda ingin memperbarui atau menghapus informasi Anda dari catatan kami, silakan hubungi HR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

POP TB bersama PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengajak Masyarakat Bogor Melawan Diskriminasi kepada Pasien TBC RO

Pada pengobatan TBC di Indonesia, khususnya pasien TBC RO, kesehatan mental, stigma dan diskriminasi menjadi sebuah permasalahan serius yang mungkin dihadapi. Hal ini dipengaruhi oleh lamanya pengobatan yang menguras energi pasien, terlebih lagi efek samping obat yang memicu terjadinya depresi, kecemasan dan keputusasaan. Diagnosis awal TBC merupakan salah satu penyebab gangguan psikologis terutama depresi. Kebanyakan pasien akan merasa takut dan menganggap bahwa TBC adalah penyakit yang dapat membuat mereka kehilangan masa depan.

Suasana Peserta Saat Mengikuti Sosialisasi Penggunaan laportbc.id

Untuk dapat mengoptimalkan upaya pendampingan, maka komunitas mendorong penguatan layanan kesehatan mental agar dapat terakses, terjangkau dalam proses pengobatan dan pelayanan yang berpusat pada pasien TBC. Dalam hal ini, SR Tematik telah mengembangkan Hotline Kesehatan Mental untuk pasien TBC dalam rangka mendukung layanan pengobatan dan pendampingan pasien yang bermartabat. Telah terlatih 14 responder hotline kesehatan mental untuk memberikan dukungan psikososial bagi pasien TBC. POP TB Indonesia/SR Tematik sebagai unsur komunitas mengambil peran strategis dalam mendorong adanya mekanisme pemantauan yang menghasilkan tanggapan atau umpan balik dari penyedia layanan maupun pemangku kepentingan sehingga kebutuhan pasien dan atau komunitas bisa dipenuhi. SR Tematik (SRT) POP TB Indonesia meluncurkan kanal aduan berbentuk Website based laportbc.id yang melayani 4 aduan, yaitu: 1. Akses Layanan, 2. Enabler, 3. Konseling 4. Stigma dan diskriminasi dalam mendukung kesembuhan pasien TBC dan juga menjadi sarana umpan balik bagi pasien TBC atau CBMF (Community Based Monitoring Feedback). 

Mas Jajuli saat menjelaskan terkait penggunaan kanal laportbc.id

Demi memperluas kebermanfaatannya, maka diperlukan kampanye serta keterlibatan semua pihak untuk bergerak bersama dan menjadikan masyarakat turut andil di dalamnya. Merespon hal tersebut, POP TB bersama PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menyelenggarakan Sosialisasi CBMF Nasional Serta Campaign kenali TBC pada 29-30 September 2023, yang mana kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Swiss-Belhotel Bogor dan kampanye dilaksanakan di Stadion Pakansari Bogor bagian luar.   

Senam pagi peserta kampanye dan seluruh pengunjung Stadion Pakansari Bogor

Sosialisasi CBMF Nasional serta Kampanye kenali TBC menjadi bekal dan memberi pemahaman terkait CBMF di laportbc.id bagi peserta di hari pertama kegiatan. Peserta yang melibatkan 93 orang dari mulai MK, SR, Kader, dan PS dibekali pengetahuan mulai dari pemaparan materi dari Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat tentang stigma dan diskriminasi bagi pasien TBC RO, kemudian dilanjutkan dengan materi alur pengobatan dan pendampingan pasien TBC RO yang disampaikan oleh Wasor Dinas Kesehatan Bogor. Di malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan paparan grafik kunjungan laportbc.id serta cara penggunaan dari kanal tersebut yang disampaikan oleh Mas Jajuli dan diakhiri dengan briefing teknis untuk pelaksanaan kampanye esok hari. 

Edukasi TBC dan sosialisasi laportbc.id kepada pengunjung Stadion Pakansari Bogor

Pada hari kedua tepatnya Sabtu tanggal 30 September 2023, seluruh peserta berkumpul menggunakan atribut yang sama untuk menggaungkan kanal laportbc.id kepada seluruh masyarakat Bogor yang hadir di wilayah Stadion Pakansari. Kegiatan diawali dengan senam bersama dan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh Ketua POP TB Nasional Pak Budi Hermawan dan National Program Director PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Heny Prabaningrum. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 5 orang dengan pembagian tugas masing-masing seperti pemberian edukasi umum terkait TBC serta informasi tentang kanal website laportbc.id. Kegiatan kampanye juga dimeriahkan dengan tersedianya merchandise menarik yang diberikan kepada seluruh pengunjung Stadion Pakansari Bogor. Antusiasme masyarakat terlihat dari semangat mereka yang berkenan untuk mengikuti acara dari awal hingga pembagian merchandise dan acara berakhir. Untuk meningkatkan komitmen, seluruh peserta, elemen komunitas dan pengunjung Stadion Pakansari Bogor diberikan wadah untuk menyampaikan komitmen mereka melalui cap tangan dan tanda tangan deklarasi. Tentunya hal ini merupakan wujud nyata semangat warga Bogor untuk mendukung anti kekerasan, stigma dan diskriminasi bagi pasien TBC RO terutama di wilayah Bogor. 

Tanda tangan deklarasi anti diskriminasi untuk pasien TBC

Budi Hermawan sebagai ketua POP TB Nasional menyampaikan bahwa “kepedulian akan pentingnya melindungi pasien TBC RO dimulai dari sendiri. Semoga dengan momentum ini akan banyak masyarakat yang terketuk hati untuk terus memberikan payung perlindungan kepada pasien TBC RO. Selain itu, terbentuknya kanal website laportbc.id juga diharapkan dapat membantu memecahkan seluruh masalah pasien TBC di Indonesia.”

Pemberdayaan Pasien TBC Melalui Ternak Ayam dari Program Inovasi SSR Yabhysa Ngawi, Jawa Timur

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang membutuhkan waktu pengobatan yang tidak sebentar. Selain itu, adanya efek samping obat dan tantangan-tantangan lainnya yang dialami oleh mereka pasien tuberkulosis juga membuat pasien TBC kesulitan menjalankan kegiatan sehari-hari secara produktif. Dengan kondisi tersebut, Yabhysa Ngawi melalui program SSR YABHYSA PEDULI TBC membuat sebuah program inovasi yaitu Pemberdayaan Pasien TBC melalui Ternak Ayam.

Pemberian ayam kepada pasien TBC SO untuk dikembangkan dan diternak

Program inovasi tersebut bertujuan untuk memberdayakan pasien TBC selama pengobatan berlangsung. Mereka diberikan tanggung jawab untuk memelihara ayam yang nantinya dapat dikembangkan menjadi lebih banyak lagi. Program inovasi ini dipilih dengan melihat beberapa sisi. Dari sisi ekonomi pemberdayaan ini bisa berkembang dan diarahkan ke ekonomi ketika ayam dapat berkembang banyak. Kemudian dari sisi pola hidup sehat, telur yang dihasilkan menjadi protein tambahan buat pasien selama pengobatan. Dan dari sisi psikososial pasien, pasien memiliki kesibukan atau kegiatan tambahan sehingga dapat mengurangi rasa jenuh dalam meminum obat selama pengoabatan.

Sasaran dari program inovasi ternak ayam adalah pasien TBC SO dalam masa pengobatan, yang mampu dan memiliki kemauan untuk menerima program ini. Setiap penerima manfaat akan diberikan 2 ekor ayam betina dewasa dengan kesepakatan bahwa ketika ayam tersebut sudah bertelur, menetas lalu tumbuh dewasa, selanjutnya SSR Yabhysa Ngawi akan meminta 2 ekor ayam betina lagi dari hasil telur untuk diberikan kepada pasien TBC lainnya. Sehingga program ini dapat berkelanjutan dan dirasakan manfaatnya untuk pasien TBC lainnya. Oleh karena itu, makna mampu disini ialah dalam hal kesepakatan diawal tentang program dan keberlanjutannya.

Pemberian ayam kepada pasien TBC SO untuk dikembangkan dan diternak

Awal program inovasi ternak ayam dimulai pada bulan November 2022 lalu dengan jumlah 4 penerima manfaat dari 4 wilayah puskesmas (Paron, Tambakboyo, Kendal, Bringin ). Tentu saja setiap program tidak langsung berhasil. Paada gelombang pertama terdapat 2 ekor ayam dari 1 pasien yang meninggal. Meskipun demikian, SSR Yabhysa Ngawi tidak patah semangat dan memperoleh hasil ketika 3 pasien TBC lainnya dapat mengembangkan ayamnya, dan menyalurkan 2 ekor ayam betina untuk disalurkan ke pasien TBC lainnya pada gelombang kedua bulan September 2023. Melihat keberhasilan tersebut, SSR Yabhysa Ngawi termotivasi untuk semakin mengembangkan program inovasi ini. Pada bulan lalu, SSR Yabhysa Ngawi menyalurkan kembali 8 ekor ayam betina untuk 4 pasien TBC lainnya. Sehingga sampai dengan saat ini sudah ada 11 pasien TBC dengan jumlah 22 ekor ayam betina yang menerima manfaat program pemberdayaan ini. SSR Yabhysa Ngawi juga melakukan monitoring program ini dengan selalu memastikan setiap bulan kepada kader dan penerima manfaat by phone.

Selama ini, SSR Yabhysa Ngawi sudah berupaya untuk mencari mitra atau donor dengan mengajukan proposal terkait program inovasi ini walaupun hingga saat ini masih belum membuahkan hasil. Meskipun demikian, SSR Yabhysa Ngawi tidak patah semangat, karena hal yang besar dimulai dari hal kecil. Meskipun hanya dari 2 ekor ayam betina dan baru 11 pasien, mereka yakin bahwa program ini akan berhasil dan akan semakin berkembang sehingga dapat dirasakan manfaatnya untuk pasien TBC yang lain.

Harapannya ialah, pasien TBC memerlukan perhatian dari semua pihak baik dari pemerintah, swasta, masyarakat atau pribadi. Semoga program ini mampu memberikan manfaat bagi pasien TBC di Kabupaten lNgawi dan semakin banyak lagi penerima manfaat dari program ini. Lebih jauh lagi, semoga program ini dapat direplikasikan di daerah lainnya untuk mewujudkan program pengentasan TBC yang inovatif dan kreatif.