Skip to content

Konsolidasi Nasional Program Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Periode 2024–2026 : Optimisme Menuju Indonesia Bebas TBC Tahun 2030

DSC04329

Global Tuberculosis Report (GTR) tahun 2022 mencatat bahwa negara peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia adalah Indonesia. Dalam menanggulangi TBC, Indonesia mendapatkan dukungan dana dari The Global Fund yang dihibahkan kepada pemerintah Indonesia dan komunitas untuk saling berkolaborasi. Pemerintah menuangkan komitmen politik untuk mengeliminasi TBC dengan memastikan ketersediaan kebijakan dan anggaran untuk penanggulangannya. Sejalan dengan hal tersebut, pihak komunitas berperan untuk melakukan proses pencegahan, penemuan dan pendampingan kasus TBC hingga sembuh yang disertai dengan kegiatan kemitraan dan advokasi. Komunitas telah berkontribusi pada capaian penemuan kasus dan pengobatan pasien TBC melalui PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. 

National Program Director bersama para manajer menyampaikan implementasi program periode 2024-2026

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI dibentuk dan berkolaborasi dalam menanggulangi TBC melalui dana hibah the Global Fund untuk periode tahun 2021–2023. Sepanjang tahun 2021 hingga 2023 Konsorsium Penabulu-STPI terus meningkatkan capaian target indikator dengan penanda rating yang meningkat setiap semesternya; capaian semester-1 sebesar 24%, semester-2 sebesar 46%, semester-3 sebesar 66%, semester- sebesar 4 81%, semester 5 sebesar 78%, dan diproyeksikan semester-6 mampu mencapai 90%. 

Pada tahun 2024–2026, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI kembali mendapatkan mandat dari The Global Fund sebagai Principal Recipient untuk menjalankan program Eliminasi TBC di Indonesia dengan beberapa penyesuaian indikator utama hingga rincian kegiatan yang mengacu pada Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020–2024. Sebagai salah satu tahapan persiapan pelaksanaan program tahun 2024–2026, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI melaksanakan pembaruan informasi dan penyusunan strategi program. Hal ini akan diupayakan melalui kegiatan Konsolidasi Nasional Program PR Konsorsium Penabulu-STPI Tahun 2024–2026.

Pertemuan Konsolidasi Nasional Program PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI tahun 2024–2026 menjadi agenda penting bersama untuk melakukan pembaharuan informasi dan pembaruan strategi implementasi mengacu proses pelaksanaan program di tahun 2021–2023. Kegiatan pertemuan Konsolidasi Nasional Program PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI dilaksanakan selama 5 hari dengan mendatangkan narasumber-narasumber ahli di bidangnya.

Sesi diskusi bersama dr.Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI

Kegiatan hari pertama diawali dengan kedatangan peserta, registrasi peserta, briefing dan konsolidasi internal tim PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI untuk mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan koordinasi serta tindak lanjut. Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan pembukaan dan  sambutan yang disampaikan oleh Ibu Heny Prabaningrum selaku National Program Director, Nurul Nadia Luntungan selaku Authorized Signatory, Prof.dr. Adang Bachtiar selaku ketua TWG TB Indonesia, dan dr. Imran Pambudi selaku Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dari Kementerian Kesehatan RI. Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang terdiri dari 3 panel dengan topik: a) update situasi TBC dan strategi nasional untuk eliminasi TBC dalam konteks komunitas (diskusi panel 1), b) Peluang Kolaborasi untuk Memperkuat Peran Komunitas dalam Eliminasi TBC di Indonesia (diskusi panel 2), dan c) Best Practices 4 Indikator Utama PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Selain itu, Ibu Heny sebagai NPD turut mengisi sesi di hari kedua dengan memberikan refleksi peran Komunitas tahun 2021–2023 (catatan penting pelaksanaan program oleh PR Komunitas).

Pemaparan hasil diskusi kelompok pada sesi Behaviour Changes Communication

Di hari ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan update kebijakan PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI tahun 2024–2026 seperti struktur PR dan SR, Preventing Sexual Exploitation, Abuse, and Harassment (PSEAH), penjelasan program tahun 2024-2026, dan Pedoman Pelaksanaan Program (PPP) yang disampaikan oleh para manajer. Setelahnya, kegiatan diisi dengan sesi diskusi panel yang terdiri dari topik Peran CSO dalam Memperkuat Komunitas (diskusi panel 4) dan Pelaksanaan IK untuk Penemuan Kasus TBC di Indonesia (diskusi panel 5) dengan mendatangkan narasumber-narasumber ahli dibidangnya. Sesi expert session juga dilaksanakan dengan mendatangkan Ibu Vida selaku konsultan dalam penyusunan strategi komunikasi Behaviour Changes Communication  dan beberapa peneliti seperti Ibu Christa Dewi dari WHO (tim peneliti KAP TB), Ibu Trisasi Lestari dari tim peneliti OR IK, dan Ibu Nurliyanti dari tim peneliti CHW CHV STPI. 

Penyampaian Panduan Implementasi Program (PIP) periode 2024-2026 oleh Program Manager

Di hari keempat, kegiatan lebih diarahkan dengan penjelasan Panduan Implementasi Program (PIP) periode 2024-2026 yang disampaikan oleh Program Manager dan MEL Manager dengan melaksanakan Forum Group Discussion (FGD). Kegiatan diskusi panel juga dilanjutkan dengan beberapa topik seperti Pemberian TPT dalam Upaya Pencegahan TBC di Indonesia (diskusi panel 7) dan Strategi Advokasi Pelibatan Komunitas dalam Penanggulangan TBC di Indonesia (diskusi panel 8). Selain itu, panel terkait Strategi Penghapusan Stigma dan Diskriminasi untuk Menciptakan Lingkungan yang Kondusif dalam Penemuan Kasus TBC di Indonesia juga disampaikan oleh Konsultan Human Right untuk Program GF di Indonesia agar menambah wawasan peserta terhadap diskriminasi bagi pasien TBC. 

Pemberian penghargaan kepada SR Jawa Tengah sebagai SR dengan capaian terbaik

Di hari akhir, kegiatan diisi dengan team building, penyampaian hasil kelas, performance, dan pemberian penghargaan bagi para SR dengan capaian terbaik.  Hal ini dilaksanakan guna mempererat hubungan sesama peserta dan menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik di setiap level. Pada kesempatan tersebut, Ibu Heny Prabaningrum selaku NPD juga berpamitan karena harus menyelesaikan mandatnya sebagai NPD selama periode 2021-2023. Beliau berpesan agar segala sesuatu yang akan dan telah dilaksanakan selama ini dapat memberikan dampak yang baik, terutama untuk pasien tuberkulosis. 

Foto bersama seluruh peserta Rapat Koordinasi Nasional

Adanya momentum ini diharapkan dapat menyatukan kesepahaman bersama antara PR Konsorsium Penabulu-STPI, SRs, pemerintah, dan mitra mengenai indikator kinerja, rencana kerja PR serta rencana implementasi tahun 2024–2026 (PPP, PIP, IAM, M&E Plan). Selain itu, Yuniar Ika Fajarini sebagai Ketua Panitia Rakornas 2023 menyampaikan bahwa, “Kegiatan ini berhasil dilaksanakan berkat kerja keras dan sinergi seluruh tim panitia, serta partisipasi aktif semua peserta. Kami berusaha menyediakan wadah kegiatan yang mendukung pertukaran ide dan kolaborasi antar stakeholder, sehingga mampu menghasilkan solusi-solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi saat ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta dalam kesuksesan Rakornas 2023. Saya yakin, dengan semangat kolaborasi dan tekad untuk terus berinovasi, kita mampu mencapai impian besar kita: eliminasi TBC di Indonesia. Bersama, kita bisa membuat perubahan yang nyata!.” 

Bagikan Artikel

Cermati Juga