Tidak Hanya Bocah Petualang, Kader TBC Petualang juga Ada lho

Ibu Salimah melakukan kegiatan Investigasi Kontak ke daerah terpencil di Banjarnegara

Banjarnegara- Kita biasa menyaksikan program petualang di stasiun televisi. Namun ternyata, Kader Komunitas SSR Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara salah satunya Ibu Salimah juga berpetualang lho. Berpetualang desa demi desa, pelosok demi pelosok untuk melakukan investigasi kontak. Kegiatan tersebut tak lain dan tak bukan sebagai bentuk menyukseskan program pemerintah yang digalakan Menteri Kesehatan Indonesia, yang mana Menteri Kesehatan kita yaitu Bapak Budi G. Sadikin menargetkan 90% kasus TBC terdeteksi pada tahun 2024 pada pertemuan Global Fund Replenishment Conference Ke 7 di New York, Amerika Serikat pada September 2022 lalu.

Jalan tanah dan basah yang harus dilalui Ibu Salimah saat melakukan Investigasi Kontak

Selasa, 25 Oktober 2022, Ibu Salimah melakukan investigasi kontak di salah satu dukuh di Kecamatan Punggelan. Lokasi indeks kasus sungguh sangat menarik dengan akses jalan tanah serta beberapa bagian yang hanya ber-plesteran semen. Musim penghujan juga menjadi kombinasi yang mengesankan dalam kegiatan investigasi kontak karena dapat dibayangkan bukan ketika jalan tanah diguyur hujan.

Selain berguna untuk meluruskan pemahaman masyarakat terkait mitos tuberkulosis, bagi Ibu Salimah, melakukan kegiatan investigasi kontak ketika yang sakit ditemukan dan melakukan pengobatan adalah bentuk kepuasan batin tersendiri karena dapat memperluas silaturahmi dan menambah saudara dengan masyarakat. Beliau berharap semoga masyarakat senantiasa dapat diajak kerjasama serta semakin banyak masyarakat yang sakit tuberkulosis ditemukan.

Dedikasi dan loyalitas dalam melakukan Investigasi Kontak pun di jalani Ibu Salimah dengan penuh rasa ikhlas. Akses jalan yang sulit terlebih di musim penghujan tidak menyurutkan semangat beliau untuk mencapai para pasien TBC yang membutuhkannya. Bahkan selama tahun 2022 ini, beliau telah membantu 15 pasien memulai pengobatan TBC dan 5 balita memulai Terapi Pencegahan Tuberkulosis di wilayahnya. Semoga, hal-hal baik yang di lakukan Ibu Salimah dapat menjadi percontohan bagi kita semua bahwa sesulit apapun rintangan yang dihadapi, jika kita memiliki niat tulus ikhlas membantu sesama, maka semua akan terasa mudah.


Penulis: Saroh, S. Kep

Editor: Winda Eka Pahla (Communication Staff)

Kader SSR MSI menjadi Kader Terbaik II Tingkat Kabupaten Banjarnegara

Pemberian Penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara kepada Ibu Eko (Kader TBC Komunitas)

Banjarnegara– PERMENKES RI No. 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan menjelaskan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan atau Kader Kesehatan adalah orang yang dipilih dan dilatih menggerakan masyarakat di bidang kesehatan seperti penanggulangan penyakit menular dan tidak menular. Penggerak masyarakat dalam upaya kesehatan sesuai kewenangannya, penggerak pelayanan kesehatan dasar, penyuluh kesehatan kepada masyarakat, pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan pelapor jika ada permasalahan atau kasus kesehatan setempat pada tenaga kesehatan.

Sabtu, 29 Oktober 2022 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan Pemilihan Kader Posyandu Terbaik di Pendapa Dipayudha Adigraha Banjarnegara. Kegiatan tersebut merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara kepada kader posyandu atas kontribusi yang telah dilakukan ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakar Dinas Kesehatan Banjarnegara dr. Sulistiyowati.

Kegiatan Pemilihan Kader Posyandu tersebut diikuti oleh 35 kader posyandu perwakilan dari 20 kecamatan. Tahapan seleksi terdiri atas penilaian administrasi, penilaian kreasi kader dan penilaian pengetahuan yang dilakukan dengan pemberian soal melalui google form. Setelah melakukan proses penilaian yang cukup panjang, kegiatan tersebut mengumumkan hasil penilaian dengan Juara 1 Ibu Titin Waisah dari UPTD Puskesmas Wanayasa 2, Juara II Ibu Bernadete Eko R dari UPTD Puskesmas Karangkobar, kemudian Juara III diperoleh Ibu Eka Giantini dari UPTD Puskesmas Punggelan I. Penyerahan tropi dan hadiah diberikan oleh Sekretaris Daerah Kab. Banjarnegara Bapak Indarto dan PJ Ketua TP PKK Kab. Banjarnegara.

SSR MSI Banjarnegara cukup bangga dengan hasil tersebut mengingat bahwa salah satu kadernya yaitu Ibu Bernadete Eko R dapat menjuarai pemilihan tersebut. Ibu Eko juga merupakan wujud nyata seorang kader yang memiliki daya juang tinggi. Pasalnya, selain merangkap menjadi kader TBC dan kader Posyandu, beliau juga berprofesi sebagai apoteker, yang mana tanpa niat dan motivasi yang tinggi, tentunya ketiga hal tersebut akan sulit dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Dalam kesempatan wawancara, Ibu Eko menyampaikan bahwa “Banjarnegara merupakan kabupaten dengan keindahan alamnya namun masih menghadapi masalah sosial ekonomi yang didalamnya meliputi kasus stunting, pernikahan dini, kasus kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. Hal ini menjadi tantangan bersama untuk bergerak berkolaborasi mencarikan solusi- solusi. Advokasi anggaran dana desa untuk menuju solusi merupakan salah satu tindakan yang sudah dilakukan dan akan terus diimplementasikan,” tutur Ibu Eko.

Semoga ketiga kader kesehatan terbaik tersebut semakin berprestasi dan bermanfaat untuk lingkungan serta semangatnya menjadi motivasi bagi kader yang lainnya.


Penulis: Saroh, S. Kep

Editor: Winda Eka Pahla (Communication Staff)

 

Peran Pemuda dalam Memutus Mata Rantai Penularan TBC

Peran Pemuda dalam Memutus Mata Rantai Penularan TBC

Pemudi Banten memberikan edukasi dan melakukan skrining di salah satu rumah warga

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis ditularkan melalui udara dari pasien TBC yang infeksius ke orang-orang disekitarnya. Satu pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis yang tidak diobati secara tepat dan berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10 orang per tahunnya. Kelompok yang berisiko tinggi untuk terinfeksi adalah orang yang kontak erat dengan pasien TBC, antara lain anak, lansia dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh (misal gizi buruk, infeksi HIV).

Indonesi saat ini berada pada peringkat 3 (tiga) dunia setelah negara India serta China dengan jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 824 ribu dan tingkat fatalitas atau meninggal sebanyak 93 ribu pertahun. Angka ini setara dengan 11 (sebelas) orang kematian per jam.

Untuk merespon hal tersebut, di Provinsi Banten khususnya di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak, ditemukan kasus baru sekitar 1901 (seribu sembilan ratus satu), Investigasi Kontak 2264 (dua ribu dua ratus enam puluh empat) dari kontak 45.898 (empat puluh lima ribu delapan ratus Sembilan puluh Sembilan), oleh kader komunitas Penabulu-STPI berjumlah 340 (tiga ratus empat puluh) yang berada pada 142 (seratus empat puluh dua) Fasyankes di Banten, dan di 80 Kecamatan selama bulan Januari hingga Oktober 2022. Tentunya hasil yang diperoleh bersumber dari semangat para pemuda/pemudi akitivis TBC di Banten yang giat melakukan Investigasi Kontan dan Skrining untuk dapat menjangkau indeks dan memperoleh kasus TBC dari kegiatan-kegoatan tersebut.

Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan Tuberkulosis, Indonesia mempunyai target eliminasi TBC pada tahun 2030. Indonesia juga sudah memiliki Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

Selanjutnya, Perpres 67 2021 pasal 17 menyebutkan pentingnya peran serta Pemuda dan Komunitas dalam penanggulangan penyakit TBC. Pemuda memiliki andil yang kuat untuk turut serta berperan dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit TBC, peran yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit tuberkulosis adalah : 1). Pembentukan wadah kemitraan. 2). Mendorong keterlibatan dalam perencaan, pelaksanaan serta pemantauan. Para pemuda juga dapat memanfaatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) untuk membentuk komunikasi baik dengan pasien, memberikan informasi positif kepada pasien dan memberikan edukasi serta motivasi agar pasien TBC semangat untuk sembuh.

Giat-giat pemuda/pemudi dalam memutus mata rantai penularan penyakit TBC juga diterapkan di Banten dengan berperan langsung dalam :

1). Kegiatan Penyuluhan. Kegiatan penyuluhan mengumpulkan sejumlah 21 orang berdasarkan indeks atau pasien disekitar rumah mereka, yang kemudian kita edukasi bersama untuk mengetahui tentang bahaya penyakit TBC, gejala penyakit TBC, memberikan edukasi dan motivasi, serta menyampaikan cara pencegahannya.

2). Kegiatan Investigasi Kontak kepada kontak serumah dengan pasien dan kontak erat dengan pasien. Investigasi kontak adalah kegiatan bertemu dengan kontak serumah dengan pasien dan kontak erat atau orang yang sering berhubungan langsung dengan pasien TBC untuk dilakukan skrining, ditanyakan gejala utama penyakit TBC seperti apakah batuk lebih dari 2 minggu, kemudian ditanyakan juga tentang gejala lain seperti : sesak napas, berkeringat dimalam hari tanpa ada aktivitas, juga faktor risiko seseorang seperti : ibu hamil, lansia, Diabetes Melitus, dan Perokok.

Skrining TBC yang dilakukan secara tatap muka oleh para pemuda/pemudi Banten

Skrining yang dilakukan oleh pemuda/pemudi di Banten dilaksanakan dengan bertemu langsung agar hasil skriningnya dapat berkualitas. Jika hasil skriningnya sudah memenuhi gejala utama, gejala lain dan faktor risiko maka diminta dahaknya, waktu yang pas untuk pengambilan dahak adalah saat bangun tidur atau pagi-pagi, jika dahaknya sudah keluar kemudian dahaknya disimpan di pot dahak, setelah itu dibautkan surat rujukan ke fasyankes atau puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan. Sekitar 5-6 hari hasil pemeriksaannya akan keluar, jika hasilnya positif akan didampingi oleh pemuda/pemudi agar pasien minum obat tbc.

Pemuda/pemudi juga bisa berperan dalam pencegahan penyakit TBC dengan cara menyampaikan saat kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara pencegahan penyakit TBC diantaranya : 1). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2). Makan-makanan yang bergizi. 3). Rajin berolahraga. 4). Membuka pintu dipagi hari agar sirkulasi udara bisa masuk. 5). Menjemur Kasur dan bantal dipagi hari. 6). Mencuci tangan di air mengalir. 7). Tidak meludah sembarangan. 8). Memakai masker.

Mari pemuda/pemudi Indonesia, ambil peranmu untuk membantu eliminasi TBC di Indonesia. TOSS TBC “ Temukan Obati Sampai Sembuh.


Penulis : Subhan (Tim Eliminasi TBC Banten)

Editor : Winda Eka Pahla (Communication Staff)

KMP TB di Bone Programkan Desa Bebas TBC

Proses pendatangan dokumen kerjasama antara KMP TB Kahu Bone dengan Pemerintah Desa Mangenrang.

BONE – Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkolosis atau disingkat KMP-TB Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar program Desa Bebas TB sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat dan pasien Tuberkolosis di Kecamatan Kahu. Salah satu desa dijadikan sebagai percontohan adalah Desa Maggenrang. Kegiatan ini diinisiasi bersama lembaga afiliasi Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkolosis Sulawesi Selatan (Yamali TB Sulsel) sejak tahun 2021 lalu, dengan menggandeng masyarakat dari beberapa kalangan dalam suatu kelompok kepedulian.

Seperti diungkapkan Ahmad Zailan S.P.,M.P. selaku Ketua KMP-TB, ini adalah bentuk kepedulian yang implemetatif. Ia mengakui tidak mudah menargetkan kebersihan tingkat desa dari sebuah kasus penyakit yang mudah menyebar seperti Tuberkolosis, akan tetapi ini adalah program jangka panjang yang akan terus dilakukan.

“Program ini akan kita laksanakan dalam beberapa tahun ke depan. Sebagaimana yang kami sepakati bersama pemerintah desa, orang tua kami di Desa Maggenrang,” ujar Zailan.

Gayung bersambut, Kepala Desa Mangenrang, H Nurdin menyampaikan antuasisnya dan menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bernilai dan mengedepankan pendekatan kekeluargaan yang membutuhkan banyak proses dan kesabaran.

“Terlebih kita harus mengenal aspek pemahaman masyarakat desa terkait kasus penyakit menular memang sangat sensitif untuk membahasnya,” katanya.

Forum KMP TB Kahu membahas rencana program Desa Bebas TBC

Turut hadir mengawal kegiatan tersebut pihak dari Puskesmas Kecamatan Kahu, Nuraidah E.S.Kep.NS., Saiful S.P., selaku SSR Yamali TB Kabupaten Bone bersama dengan Narasumber yang dihadirkan untuk membawakan materi peningkatan Kapasitas Anggota KMP-TB, Muhlis M.Kom.I.

Dalam materinya, Muhlis menyampaikan pentingnya melebur dengan masyarakat untuk menyentuh dan melihat pendekatan apa yang cocok digunakan bagi anggota KMP -TB untuk mewujudkan masyarakat Desa Bebas TB ini.

“Terkait keorganisasian Ketua dan Anggota Kelompok Peduli TB ini harus dinamis dan elastis dalam pergerakannya,” ujar Muhlis.


Penulis: Kasri Riswadi

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)

TBC Tak Kunjung Usai, Kita Perlu Gaya Baru dalam Penyuluhan

Pegiat Pemerhati Anak bercerita tentang TBC kepada siswa SD Inpres Tamamaung 3 Makassar

MAKASSAR– Jumlah Pasien Tuberkulosis (TBC) di Indonesia semakin tahun semakin bertambah. Demikian ditegaskan langsung oleh Kasri Riswadi selaku ketua Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulawesi Selatan.

Hal tersebut ia sampaikan pada kegiatan Yamali Goes to School dengan Tema Tuberkulosis Bercerita, Generasi Bebas TBC 2030 pada Senin (24/10).

“Saat ini Indonesia menjadi salah satu dengan dengan jumlah kasus TBC yang terus bertambah tiap tahunnya,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), Indonesia berada di urutan Ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di Dunia.

“Pada tahun 2022, Indonesia masih menempati urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia. Tentunya ini menjadi konsentrasi kita bersama,” ujarnya pada kegiatan yang diselenggarakan di SD Inpres Tamamaung III, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Dengan jumlah kasus yang terus bertambah tersebut, perlu adanya pengenalan mengenai TBC sedini mungkin dengan model penyuluhan yang disesuaikan dengan kesukaan anak-anak.

“Mengingat jumlah yang tinggi tersebut, kita perlu melakukan pengenalan mengenai bahaya penyakit ini pada anak-anak sedini mungkin dengan metode yang bisa disesuaikan seperti pengenalan TBC dengan bercerita,” tambahnya pada kegiatan tersebut.

“Tuberkulosis bercerita” merupakan salah satu terobosan baru untuk mengenalkan penyakit TBC kepada anak-anak dengan konsep bercerita yang digagas oleh Yamali TB yang bekerja sama dengan (Komunitas Pecinta Anak) Kompak.


Penulis: Ahmad Badaruddin

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)

Pasien TBC RO Mendapatkan Bantuan dari BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman

Pengobatan TBC itu GRATIS, karena dibiayai melalui program Global Fund (GF)-TB. Tapi bagaimana dengan pasien yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti, jantung, diabetes, ginjal, dll? Apakah juga dibayarkan oleh GF? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya setiap mendampingi pasien TBC Resistan obat (RO) dengan komorbid. Pertanyaan itu sudah pernah saya sampaikan ke petugas Rumah Sakit Paru Sumatera Barat dan saya mendapat jawaban untuk “silahkan klaim ke GF”. Tapi saat pasien saya di pindahkan ke RSUD Padang Pariaman,  dari pihak Rumah sakit bertanya “kartu BPJS-nya mana?” Pertanyaan itu yang menggondok di pikiran saya. Sampai saya mencari informasi ke berbagai lini terkait Pengobatan TBC ini, akhirnya saya mendapat jawaban dan saya menyimpulkan bahwa pengobatan TBC gratis, tapi untuk komorbid di tanggung BPJS.

Tapi, pemikiran saya tidak sampai disitu saja. Saat memulai pendampingan pasien terkonfirmasi TBC RO, masalah baru muncul yaitu pasien saya memiliki tunggakan  BPJS lebih dari tiga tahun. Dilihat dari tunggakannya, jumlahnya sangat fantastis yaitu 3,7 jutaan. Dari situlah saya mencoba berfikir panjang bagaimana pasien dampingan saya mendapatkan pengobatan yang sebaik-baiknya tanpa dibebankan dengan tunggakan BPJS tersebut karena pasien saya dengan komorbid jantung dan diabetes yang dalam tanda kutip harus menggunakan BPJS.

Saya baca kembali Surat Perjanjian Kerja (SPK) saya sebagai Manajer Kasus (MK), disitu ada point yang tertulis bahwa MK melakukan rujukan psikososial dan ekonomi ke lembaga lain yang bisa memberi dukungan psikososial dan ekonomi untuk pasien TBC RO, dan bekerja sama dengan lembaga filantrofi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Lama saya merenungkan inti dari tugas ini dan bergumam “apakah saya bisa akan implementasikan point ini?” . Akhirnya saya hubungi SR Manajer dan PMEL Koordinator saya dan saya sampaikan permasalahan ini. Dengan optimis, mereka mengizinkan saya untuk berkoordinasi dengan instansi terkait bantuan untuk pasien ini yaitu BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman.

Dengan dukungan dari Tim SR Sumbar, saya memulai perjuangan dari nol, yaitu ke BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman. Saya mencoba mencari informasi prosedur pengajuan bantuan untuk pasien pengobatan TBC RO yang terkendala pada tunggakan BPJS dan dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk pengajuan tersebut. Staff BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman memberikan saya list dokumen yang dibutuhkan antara lain: Surat Keterangan Tidak Mampu dari Wali Nagari, Surat Keterangan  Penyakit dari Rumah Sakit dan Puskesmas, beberapa surat keterangan pendukung lainnya. Berdasarkan list yang sudah diberikan, estafet saya dimulai. Dengan bantuan Kader, saya melakukan kunjungan ke Nagari Bisati Sungai Sariak sesuai domisili pasien. Kepada Wali Nagari Bisati Sungai Sariak, saya menyampaikan maksud dan tujuan saya datang yaitu membantu salah seorang warga Nagari Bisati Sungai Sariak yang dalam pengobatan TBC RO dengan terkendala pada tunggakkan BPJS untuk pengobatan komorbidnya. Dengan respon positif, Wali Nagari Bisati Sungai Sariak bersedia menyiapkan Surat Keterangan Tidak Mampu untuk pasien dampingan saya.

Butuh 5 hari saya dan kader melengkapi kelengkapan dokumen tersebut. Setelah dokumen untuk pengajuan tersebut sudah lengkap, tepat pada tanggal 10 Oktober 2022, saya memasukkan proposal pengajuan bantuan tersebut ke BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman. Setelah kelangkapan dokumen saya di cek dan diverifikasi oleh petugas BAZNAS, saya diminta datang kembali besoknya ke kantor BAZNAS pukul 2 siang, dengan membawa surat kuasa dari yang bersangkutan (pasien saya). Dengan perasaan puas, saya meyakinkan diri saya bahwa proposal tersebut diterima dan mendapatkan pencairan dananya. Hal ini saya sampaikan kepada TIM SR Sumbar, khususnya SR Manajer dan PMEL Koordinator bahwa proposal bantuan pasien saya diterima oleh BAZNAS dan dapat dicairkan.

“Alhamdullilah…, Mantap Ayie, satu sudah jebol dan lanjutkan kepasien lainnya” apresiasi  TIM SR Sumbar kepada saya. Dan ditanggal 11 Oktober 2022, paginya saya ke rumah pasien dan ke kantor Wali Nagari Bisati Sungai Sariak dulu sebelum pencairan dana bantuan tersebut untuk menandatangani surat kuasa pengambilan dana. Dengan membawa Surat Kuasa tersebut saya berangkat ke Kantor BAZNAS Padang Pariaman. Tidak butuh waktu yang lama untuk antrian pencairan. Saat nama pasien saya dipanggil, saya menyerahkan surat kuasa tersebut ke pada Staff BAZNAS dan dana bantuan tersebut saya terima dengan nominal Rp. 1.000.000,00.

Setelah menerima dana tersebut, saya mencoba berdialog dengan staff BAZNAS sesuai dengan pesan dari TIM SR Sumbar dimana saya bertanya apakah bisa dilakukan untuk seluruh pasien TBC RO dampingan saya di Kabupaten Padang Pariaman. Saya mendapat jawaban dari staff yaitu “selagi KTP Kabupaten Padang Pariaman, kami BAZNAS Padang Pariaman akan membantu sesuai kebutuhan yang diajukan”. Jawaban tersebutlah yang membuat saya yakin, bahwa langkah saya sudah tepat dalam menjalankan tugas sesuai SPK saya demi pengobatan Pasien TBC RO sampai tuntas dan dinyatakan SEMBUH.


Penulis : Ayie (Manajer Kasus TBC RO Padang Pariaman)

Editor : Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)

PERDANA! Pasien TBC RO di RSUD Padang Pariaman dinyatakan SEMBUH

 

RSUD Padang Pariaman adalah salah satu Rumah Sakit Programmatic Management of Drug resistance TB (RS PMDT) di Provinsi Sumatera Barat semenjak tanggal 1 April 2022. RS PMDT adalah RS rujukan untuk pasien TBC Resistan obat (RO). Saat Pertama dibuka, RSUD langsung menerima pasien terkonfirmasi TBC RO di wilayah Kabupaten Padang pariaman dan menjalani baseline selama 5 hari. Setelah itu berlanjut dengan menerima pasien pindahan dari RS Paru Sumatera Barat sebanyak 7 orang dengan alasan pemindahan sesuai dengan kartu BPJS yang dimiliki pasien, salah satunya pasien bernama Dandi.

Saat dipindahkan, Dandi sudah menyelesaikan fase intensif dalam pengobatannya yaitu 6 bulan pertama dengan lama pengobatan 11 bulan. Semenjak di RS Paru, Dandi sudah didampingi oleh Manajer Kasus (MK) RO dan Pasien Supporter (PS) dari SR Konsorsium Penabulu -STPI Sumatera Barat. Meskipun dipindahkan ke RSUD Padang Pariaman, Dandi tetap didampingi oleh SR Konsorsium Penabulu-STPI. Selain itu, Dandi yang berdomisili di Kecamatan Sungai Garinggiang tepatnya di Koto Bangko rutin dilakukan kunjungan rumah oleh PS, padahal jarak tempuh dari RS PMDT ke Rumah Dandi membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam.

Namun, hal tersebut tidak mengurangi semangat PS dalam mendampingi pasien hingga sembuh. Tepat pada tanggal 20 Oktober 2022, Dandi dinyatakan pengobatan lengkap dan sembuh oleh Dokter Paru di RSUD Padang Pariaman.  Kesembuhan Dandi tersebut, menjadi nilai kepuasan dan  kebanggaan untuk Tim Poli DOTS RSUD Padang Pariaman karena Dandi adalah pasien pertama yang dinyatakan sembuh selama RSUD menjadi RS PMDT dan mendapat sertifikat sembuh TBC RO.

Tidak hanya RSUD Padang Pariaman yang merasa puas dengan keberhasilan pengobatan Dandi tersebut, MK RO dan PS SR Konsorsium Penabulu -STPI Sumatera Barat juga merasa bangga bahwa dengan pendampingan pasien yang mereka lakukan mulai dari awal pengobatan, pindah RS PMDT, kunjungan rumah, kunjungan puskesmas dan sampai pasien dinyatakan sembuh merupakan nilai plus bahwa pendampingan psikososial yang dilakukan oleh TBC Komunitas efektif mendampingi pasien dalam pengobatan TBC RO karena semangat pendampingan merupakan semangat juga untuk kesembuhan pasien. TOSS TB!!! Temukan Obati Sampai Sembuh!


Penulis : Ayie (Manajer Kasus TBC RO Padang Pariaman)

Editor : Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)

Permintaan Penawaran Lelang Pengadaan Jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk Audit Laporan Keuangan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Tahun 2022

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah organisasi non laba penerima hibah dari Global Fund untuk program Eliminasi TB di Indonesia. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkedudukan di Jakarta Selatan dan memiliki wilayah kerja di 30 propinsi dan 190 kota/kabupaten di Indonesia.

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mempunyai target dalam pelaksanaan program Eliminasi TB yaitu untuk menurunkan pasien TB di Indonesia.

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan melaksanakan Pelelangan Pekerjaan Jasa Audit Laporan Keuangan program Eliminasi TB di Indonesia oleh auditor independent, dengan ketentuan sebagai berikut:

Persyaratan Calon Peserta Pelelangan

  1. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai izin resmi yang berlaku di Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku;
  2. KAP dan tenaga auditornya tidak sedang tersangkut sanksi profesi dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, BPK atau lembaga negara lainnya;
  3. Tenaga auditor KAP tidak sedang tersangkut masalah hukum pidana di wilayah Republik Indonesia;
  4. Tenaga auditor KAP tidak memiliki konflik kepentingan dengan auditee;
  5. Tim audit KAP memiliki kompetensi dibidangnya sesuai persyaratan teknis dan professional untuk melaksanakan audit;
  6. Tim audit KAP mempunyai staf/personil dengan jumlah yang memadai untuk penugasan ini sehingga audit dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati Bersama;
  7. Tim audit KAP lebih disukai memiliki pengalaman audit keuangan yang cukup pada organisasi nirlaba atau not-for-profit.
  8. Pendaftaran dan pengambilan dokumen lelang (ToR, jadwal, dll) dikirim secara elektronik melalui email berikut:
    Email: procurement@penabulu-stpi.id
    Dengan subject :  Pendaftaran Lelang Pengadaan Jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Laporan Keuangan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Tahun 2022
    Pendaftaran diluar batas waktu yang telah ditentukan, tidak akan dilayani;

Penjelasan pekerjaan (aanwijzing) akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2022 pada pukul 14.00 WIB melalui zoom meeting.

Silahkan unduh Dokumen Kualifikasi Lelang, Jadwal Lelang dan Term of Reference dibawah ini :