Skip to content

TBC Tak Kunjung Usai, Kita Perlu Gaya Baru dalam Penyuluhan

photo_6246963107092083062_y
Pegiat Pemerhati Anak bercerita tentang TBC kepada siswa SD Inpres Tamamaung 3 Makassar

MAKASSAR– Jumlah Pasien Tuberkulosis (TBC) di Indonesia semakin tahun semakin bertambah. Demikian ditegaskan langsung oleh Kasri Riswadi selaku ketua Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulawesi Selatan.

Hal tersebut ia sampaikan pada kegiatan Yamali Goes to School dengan Tema Tuberkulosis Bercerita, Generasi Bebas TBC 2030 pada Senin (24/10).

“Saat ini Indonesia menjadi salah satu dengan dengan jumlah kasus TBC yang terus bertambah tiap tahunnya,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), Indonesia berada di urutan Ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di Dunia.

“Pada tahun 2022, Indonesia masih menempati urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia. Tentunya ini menjadi konsentrasi kita bersama,” ujarnya pada kegiatan yang diselenggarakan di SD Inpres Tamamaung III, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Dengan jumlah kasus yang terus bertambah tersebut, perlu adanya pengenalan mengenai TBC sedini mungkin dengan model penyuluhan yang disesuaikan dengan kesukaan anak-anak.

“Mengingat jumlah yang tinggi tersebut, kita perlu melakukan pengenalan mengenai bahaya penyakit ini pada anak-anak sedini mungkin dengan metode yang bisa disesuaikan seperti pengenalan TBC dengan bercerita,” tambahnya pada kegiatan tersebut.

“Tuberkulosis bercerita” merupakan salah satu terobosan baru untuk mengenalkan penyakit TBC kepada anak-anak dengan konsep bercerita yang digagas oleh Yamali TB yang bekerja sama dengan (Komunitas Pecinta Anak) Kompak.


Penulis: Ahmad Badaruddin

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)

Bagikan Artikel

Cermati Juga