KMP TB di Bone Programkan Desa Bebas TBC

Proses pendatangan dokumen kerjasama antara KMP TB Kahu Bone dengan Pemerintah Desa Mangenrang.

BONE – Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkolosis atau disingkat KMP-TB Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar program Desa Bebas TB sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat dan pasien Tuberkolosis di Kecamatan Kahu. Salah satu desa dijadikan sebagai percontohan adalah Desa Maggenrang. Kegiatan ini diinisiasi bersama lembaga afiliasi Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkolosis Sulawesi Selatan (Yamali TB Sulsel) sejak tahun 2021 lalu, dengan menggandeng masyarakat dari beberapa kalangan dalam suatu kelompok kepedulian.

Seperti diungkapkan Ahmad Zailan S.P.,M.P. selaku Ketua KMP-TB, ini adalah bentuk kepedulian yang implemetatif. Ia mengakui tidak mudah menargetkan kebersihan tingkat desa dari sebuah kasus penyakit yang mudah menyebar seperti Tuberkolosis, akan tetapi ini adalah program jangka panjang yang akan terus dilakukan.

“Program ini akan kita laksanakan dalam beberapa tahun ke depan. Sebagaimana yang kami sepakati bersama pemerintah desa, orang tua kami di Desa Maggenrang,” ujar Zailan.

Gayung bersambut, Kepala Desa Mangenrang, H Nurdin menyampaikan antuasisnya dan menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bernilai dan mengedepankan pendekatan kekeluargaan yang membutuhkan banyak proses dan kesabaran.

“Terlebih kita harus mengenal aspek pemahaman masyarakat desa terkait kasus penyakit menular memang sangat sensitif untuk membahasnya,” katanya.

Forum KMP TB Kahu membahas rencana program Desa Bebas TBC

Turut hadir mengawal kegiatan tersebut pihak dari Puskesmas Kecamatan Kahu, Nuraidah E.S.Kep.NS., Saiful S.P., selaku SSR Yamali TB Kabupaten Bone bersama dengan Narasumber yang dihadirkan untuk membawakan materi peningkatan Kapasitas Anggota KMP-TB, Muhlis M.Kom.I.

Dalam materinya, Muhlis menyampaikan pentingnya melebur dengan masyarakat untuk menyentuh dan melihat pendekatan apa yang cocok digunakan bagi anggota KMP -TB untuk mewujudkan masyarakat Desa Bebas TB ini.

“Terkait keorganisasian Ketua dan Anggota Kelompok Peduli TB ini harus dinamis dan elastis dalam pergerakannya,” ujar Muhlis.


Penulis: Kasri Riswadi

Editor: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communication Staff)