Skip to content

Pelaksanaan Tes Tuberkulin dan Pemberian TPT di Pemukiman Pengungsian

IMG_1066-1024x576
Foto bersama tim SR PERDHAKI NTT bersama dengan Petugas Puskesmas Siso dan Kader TBC Komunitas

Kesetnana – Timor Tengah Selatan.  Tuberculin Skin Test (TST) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kuman penyebab penyakit tuberkulosis pada tubuh. Tes ini sangat disarankan bagi individu yang kerap melakukan kontak langsung dengan pasien tuberkulosis. Dalam implementasinya, SSR PERDHAKI TBC TTS bekerja sama dengan Puskesmas Siso melakukan pemeriksaan tuberkulin terhadap balita-balita yang berada dalam sebuah perkampungan pengungsian.

Program tersebut dilakukan karena terdapat satu pasien TBC yang meninggal dunia dalam perkampungan pengungsi tersebut. Setelah kematian pasien TBC terungkap, SSR PERDHAKI TBC TTS segera berkoordinasi dengan Puskesmas Siso dan Wasor TBC untuk melakukan rencana tindak lanjut.

 

Kunjungan dari rumah ke rumah yang dilakukan petugas di wilayah pengungsian

Sebelumnya di awal bulan September 2022, Tim SSR PERDHAKI TBC TTS dalam hal ini staf program bersama perwakilan kader wilayah Puskesmas Siso sudah terlebih dahulu mengunjungi pemukiman pengungsian tersebut untuk melihat secara langsung kondisi tempat tinggal dan kehidupan para pengungsi. Setelah di telurusuri lebih dalam, terlihat bahwa satu rumah terdapat 3-4 kepala keluarga dan masing-masing memiliki anak balita. Mirisnya lagi, sebelum pasien TBC tersebut meninggal, beliau sering berinteraksi erat di dalam lingkungan sekitar srperti orang sehat pada umumnya, terlebih lingkungan pengungsian ini tergolong sempit dan sangat padat. Anak-anak disana juga saling memiliki hubungan yang erat karena sering bersama-sama, termasuk denfan anak dari pasien TBC yang meninggal tersebut.

Pemberian edukasi terkait TBC kepada warga dan anak-anak sekitar

Selanjutnya, Tim SSR PERDHAKI TBC TTS segera memberikan edukasi dan pemahaman terhadap hampir 20 kepala keluarga yang berada dalam wilayah pemukiman tersebut untuk menjelaskan kondisi yang terjadi dan penanganan yang harus diberikan terhadap anak-anak mereka jika memiliki hubungan erat dengan pasien TBC. Untuk memantangkan proses identifikasi kasus serta edukasi, pada awal Oktober 2022 , SSR PERDHAKI TBC TTS melakukan kegiatan koordinasi bersama Dinas Kesehatan serta Tim dari Puskesmas Siso yang bersiap untuk melakukan pemeriksaan tuberkulin pada balita-balita yang telah dikumpulkan oleh kader TBC komunitas pada posyandu untuk dilakukan pemeriksaan pada hari itu juga.

Proses pemeriksaan tes tuberkulin untuk seluruh anak-anak di wilayah pengungsian

Pada saat pemeriksaan tes tuberkulin, Tim SR PERDHAKI TBC NTT yakni PMEL Coordinator dan MEL Staff berkesempatan hadir dan melihat langsung proses pemeriksaan tuberkulin terhadap para balita serta melihat kondisi pemukiman pengungsian yang memang benar sempit dan padat.

Tim SR PERDHAKI NTT melihat langsung kondisi wilayah pemukiman pengungsian

Sebelum dilakukan pemeriksaan, petugas kembali memberikan edukasi dan pemahaman mengenai kondisi yang terjadi dilingkungan mereka, terutama mengenai tes tuberkulin yang akan dilakukan hingga pemberian TPT kepada anak-anak mereka. Bahkan TIM SR PERDHAKI TBC NTT juga ikut memberikan penyegaran mengenai TBC menggunakan mdie KIE yang di distribusikan oleh PR Konsorsium Penabulu-STPI yang bisa digunakan kader/orang tua penerima TBC sebagai kalender pemantauan proses TPT yang dijalani.

Pemberian edukasi terkait TPT kepada warga pengungsian disampaikan oleh Tim SR PERDHAKI

Baiknya adalah semua orang tua didalam pemukiman tersebut kooperatif dan membawa anak-anaknya untuk diperiksa. Tim SR juga sedikit berbincang-bincang dengan para orang tua mengenai hubungan mereka dengan pasien TBC yang telah meninggal bahwa memang benar mereka sering berkontak erat bersama anak-anak mereka karena didalam lingkungan yang kecil dan dalam satu rumah terdiri dari 3-4 keluarga. Total balita yang diperiksa pada saat itu yakni sebanyak 32 balita termasuk 1 balita yang merupakan anak dari pasien yang meninggal tersebut. Walaupun agak sulit dalam melakukan pemeriksaan karena banyak balita yang rewel dan takut untuk disuntik namun dengan sabar akhirnya berhasil melakukan pemeriksaan terhadap semua balita yang telah dikumpulkan.

Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil dari pemeriksaan tersebut negatif namun berdasarkan kesepakatan bersama para orang tua dan kejujuran dari para orang tua akan kontak atau interaksi yang erat bersama pasien TBC yang meninggal tersebut mereka setuju untuk memberikan TPT pada balita yang dilakukan pemeriksaan. Pemberian TPT ini juga sebagai salah satu bentuk usaha pencagahan penularan TBC apalagi dengan kondisi pemukiman yang sangat padat, adanya kasus TBC dalam lingkungan tersebut dan interaksi antar kontak yang sangat erat satu dengan yang lain.

Kesadaran orang tua juga sangat diperlukan dalam hal ini yang utama adalah menjaga kesehatan mereka dan mengurangi kontak mereka terhadap anak-anak mereka apabila sedang sakit , dan juga memastikan hidup sehat dan bersih agar anak-anak mereka terhindar dari sakit. Hal penting yang harus diingat adalah untuk segera memeriksaakan diri baik orang tua maupun anak-anak apabila merasakan gejala sakit apapun itu agar mendapatkan penanganan yang jelas.


Penulis: Andre Louis Stenly Seran

Editor: Winda Eka Pahla

Bagikan Artikel

Cermati Juga