Skip to content

Semangat Meraih Cita- Cita bersama Menteri Kesehatan untuk Indonesia Bebas TBC

WhatsApp Image 2023-02-13 at 21.27.17
Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Kita ketahui bersama, Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular dan salah satu penyebab kematian di dunia. Bahkan saat dilanda pandemi coronavirus (COVID-19) beberapa tahun belakangan ini, TBC tetap menjadi infeksi bakteri penyebab kematian setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui percikan air liur atau droplet saat orang sakit TBC batuk atau bersin.

Global Report Tuberculosis menyatakan bahwa tahun 2021 kondisi secara global sebanyak 969.000 orang terinfeksi TBC, 28.000 orang terinfeksi TBC Resistan Obat (TBC RO), 144.000 kematian akibat TBC dan angka keberhasilan pengobatan sebesar 86%. Indonesia pada akhir tahun 2022 kembali menjadi negara peringkat ke 2 (dua) setelah India dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia. Dimana kondisi sebanyak 969.000 estimasi kasus TBC, 443.235 kasus telah ternotifikasi, sebanyak 8.268 terkonfirmasi TBC RR/MDR, 42.187 kasus TBC anak, 8. 344 kasus TBC HIV, sebanyak 15.186 pasien TBC meninggal dunia dan angka kesuksesan pengobatannya 86%. Di provinsi Jawa Tengah sendiri, angka penemuan kasus TBC yang ternotifikasi (Case Notification Rate) sebanyak 66.333 kasus, jumlah yang terkonfirmasi TBC RO sebanyak 971 kasus, dan 771 kasusnya melakukan pengobatan. Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2021, estimasi tuberkulosis sebanyak 2.056 kasus, teridentifikasi 706 kasus, sedang pengobatan 35% kasus, teridentifikasi tuberkulosis resisten obat (RO) atau Multiple Drugs Resistance (MDR) 6 kasus dengan 5 kasus melakukan pengobatan serta angka kematian 13 kasus. Berdasarkan data tersebut, artinya banyak kasus yang belum terkonfirmasi serta banyak kasus yang sudah terkonfirmasi namun pasien belum melakukan pengobatan sebagaimana mestinya.

Kondisi tersebut memiliki resiko untuk terus terjadi penularan terhadap yang lain. Adanya situasi pandemic COVID-19 beberapa tahun belakangan ini juga berpengaruh terhadap penemuan kasus dan pengobatan. Selama pandemic COVID-19, pelacakan kasus secara aktif tidak bisa dilaksanakan dengan optimal, jumlah kunjungan pasien TBC di layanan juga mengalami penurunan. Kekhawatiran masyarakat dan petugas kesehatan terhadap gejala TBC yang hampir mirip dengan gejala COVID-19. Hal tersebut membuat masyarakat enggan untuk diperiksa akhirnya petugas kesulitan mendiagnosa penyakit pasien.

Sebagaimana yang dijelaskan di Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis bahwa salah satu strategi nasional eliminasi TBC adalah peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multisektor lainnya dalam penanggulangan tuberkulosis.

Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Dalam implementasi hal tersebut serta sebagai bentuk dukungan terhadap cita- cita bersama Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin bahwa 90% kasus tuberkulosis harapannya ditemukan pada tahun 2024, Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, Puskesmas Sigaluh 1 dan SSR Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara berkolaborasi melakukan edukasi skrining tuberkulosis dan HIV di salah satu perusahaan di Kab. Banjarnegara. Kegiatan dilaksanakan pada 11 dan 13 Februari 2023. Kegiatan tersebut berhasil melakukan skrining pada kurang lebih 500an karyawan perusahaan dengan jumlah terduga sebanyak 53 orang. Kemudian, untuk tindak lanjut, jika hasil keluar dan ada yg terkonfirmasi positif, maka Kader TBC Komunitas akan mendampingi ke Puskesmas untuk diberikan edukasi kembali oleh Pengelola Program Puskesmas sembari di tuntun untuk memulai pengobatan. Kader TBC Komunitas pun akan mendampingi minimal 6 bulan ke depan dan memastikan pasien melakukan pengobatan sesuai standar.

Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Di Banjarnegara sendiri, edukasi dan skrining ke perusahaan sudah dilakukan beberapa kali, seperti di semester lalu terdapat 4 perusahaan yang di kunjungi. Tidak hanya terngiang- ngiang cita- cita yang kandas bersama mantan, cita- cita bersama Menteri Kesehatan juga harus diwijudkan. Sehingga, SSR Mentari Sehat Indonesia sedang terus melakukan advokasi ke lembaga, sekolah, maupun perusahaan untuk dapat melakukan skrining dan edukasi TBC di tempat terkait.


Penulis : Saroh, S.Kep

Editor : Winda Eka Pahla

Bagikan Artikel

Cermati Juga