Kunjungan Kader TBC Komunitas ke rumah pasien
Berawal dari keluarga bapak, ibu, suami dan anak saya sendiri terkena TBC menjadi motivasi dan penyemangat bagi saya menjalankan amanah menjadi kader TBC. Pertama kali dilapangan mencari suspek, saya ditemani oleh programer TBC Puskesmas Ngroto, Blora, Jawa Tengah. Ketika dilapangan, saya menemui berbagai macam karakter orang yang terkena TBC. Setiap pencarian suspek dilingkungan tempat tinggal indeks kasus, alhamdulilah saya selalu mendapatkan hasil 20 kontak yang di investigasi. Hal tersebut dapat dicapai karena saya selalu memotivasi keluarga yang tinggal satu rumah dengan indeks kasus untuk mengikuti tes laboratorium atau tes dahak. Adapun yang balita, untuk keluarga saya arahkan untuk diberikan TPT (terapi pencegahan TBC). Setelah melakukan investigasi kontak, saya selalu memberikan nomor handphone saya dan meninggalkan pesan kepada mereka jika ada yang batuk lebih dari dua minggu untuk segera menghubungi saya agar mengikuti tes dahak.
Sistem investigasi kontak saya sudah berjalan dengan lancar selanjutnya terhambat pandemi COVID-19. Perjalanan saya tak selancar sebelumnya. Ketika pandemi, saya dipercaya untuk menjadi tim treacer dalam membantu penanganan pandemi COVID-19. Pada momen inilah saya pergunakan dengan baik untuk mendapatkan suspek sebanyak-banyaknya. Mereka yang gagal vaksin kami arahkan langsung mengikuti tes dahak, yang akhirnya kami mendapatkan suspek positif TBC dari proses tersebut. Setelah menemukan suspek positif, saya bersama programer dan dibantu petugas bidan desa serta kader setempat langsung melakukan investigasi kontak di lingkungan sekitar indeks kasus tersebut. Hasilnya sesuai dengan kecurigaan saya, yang mana saya menemukan pasien positif TBC 6 orang dan 1 kasus positif TBC anak di lingkungan tersebut.
Setelah kejadian ini baik dari pihak puskesmas, programer dan saya selalu dilibatkan pada setiap kegiatan yang berhungan dengan TBC seperti mengadakan program mantoux di Desa maupun Kelurahan wilayah Puskesmas Ngroto. Adapun sasaran mantoux adalah balita yang kekurangan gizi, balita stunting dan balita yang tinggal 1 rumah dengan indeks kasus. Melalui program mantoux, kami bisa menemukan kasus TBC anak lebih dini dan memotivasi keluarga indeks kasus lainnya yang baru ditemukan. Kami juga memberikan TPT pada balita dari keluarga indeks kasus satu rumah. Program mantoux dan pemberian TPT berjalan sampai sekarang dan membuat beberapa masyarakat berinisiatif untuk meminta di mantoux dan diberi TPT.
Program Mantoux dan Pemberian TPT
Selanjutnya saya, programer TBC dan Petugas Promosi Kesehatan selalu melakukan kunjungan ke pasien positif TBC dan pasien TPT yang sedang menjalani pengobatan. Kami selalu memantau perkembangan kondisi kesehatan pasien serta PMO dengan menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Selain itu, saya juga menggandeng petugas promosi kesehatan untuk pengecekan gula darah berkala karena kami menemukan sebagian pasien positif TBC mempunyai gula darah yang tinggi, sehingga dengan pengecekan teratur diharapkan kadar gula darah pasien TBC dapat lebih terkontrol.
Dengan kondisi pasien yang dalam pengobatan berbeda-beda, kamipun selalu siap membantu terutama untuk pengambilan obat ke Puskesmas sampai pengobatan selesai. Dalam pencarian suspek di indeks kasus, kami menemukan sebagian besar mereka belum mempunyai jaminan kesehatan dan rata-rata ekonomi mereka masih kurang dan belum tercover oleh bansos dari pemerintah. Sehingga dengan kasus tersebut, kami memfasilitasi pembuatan BPJS dan pemberian bansos lainnya seperti sembako. Disini saya di bantu oleh teman-teman relawan yang ikut terjun langsung di dalamnya.
Perjalanan kami tidak sampai disitu , kami selalu mengadakan penyuluhan di lingkungan sekitar indeks kasus supaya mereka paham tentang penyakit TBC, cara penularan penyakit TBC, cara pengobatan penyakit TBC dan ciri-ciri orang yang terkena penyakit TBC. Penyuluhan kesehatan ini di tujukan agar masyarakat paham dan tidak takut melakukan pencegahan sejak dini untuk mengindari resiko tertular TBC. Disini kami bekerjasama dengan Bidan Desa di wilayah Puskesmas Ngroto dalam proses penemuan kasus TBC, semisal Bidan menemukan pasien demam dan batuk lebih dari 2 minggu maka disarankan untuk mengikuti tes dahak dan saya yang bertugas di lapangan untuk mengambill sample dahak dan dibawa ke laboratorium.
Sebagai kader TBC, saya tidak pernah bosan berkeliling di lingkungan indeks kasus untuk mencari suspek dan mengunjungi pasien-pasien yang masih dalam masa pengobatan. Kami selalu mengedukasi pasien dan keluarga pasien untuk tidak putus pengobatan dan menerapkan perilaku hidup bersih. Nah, itulah kegiatan yang saya laksanakan dilapangan sampai saat ini. Semoga saya bisa menjalankan tugas sebagai kader TBC dengan amanah dan berjalan dengan hati yang ikhlas bukan hanya karena reward namun juga berlandaskan kemanusiaan. Toss TBC! Temukan Obati Sampai Sembuh.
Penulis: Ulfah Dianawati
Editor: Winda Eka Pahla