Skip to content

Kader sebagai TB Warrior Sejati Guna Mencapai Eliminasi TBC di Kabupaten Sidoarjo

WhatsApp Image 2022-12-22 at 08.09.40
Kader SSR Sidoarjo melakukan skrining di tempat indeks kasus

Penyakit TBC tetap menjadi salah satu penyakit menular dan mematikan di dunia. Kasus tersebut juga menjadi bayangan kelam untuk Kabupaten Sidoarjo dimana angka notifikasi kasus TBC di Sidoarjo hingga Oktober 2022 mencapai 3.287 kasus berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Angka tersebut juga menempatkan Kabupaten Sidoarjo berada di urutan ke tiga dengan Kabupaten/Kota yang memiliki kasus TBC tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Berbagai program pencegahan dan penanggulangan TBC telah dilakukan melalui peran lintas sektor maupun lintas program. Membangun jejaring dengan komunitas dan organisasi masyarakat pun menjadi strategi jitu untuk menghadapinya. Bentuk implementasi nyata adalah keterlibatan Kader kesehatan dalam Pencegahan dan Penanggulangan TBC di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

Kader kesehatan adalah ujung tombak pelaksanaan segala program kesehatan di masyarakat dan tenaga sukarela sejati yang dipilih dari, oleh, serta untuk masyarakat dimana Kader harus senantiasa bekerja secara ikhlas, mau dan mampu melaksanakan program kesehatan, mengedukasi dan memotivasi masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat. Begitu pula dengan Kader TBC komunitas yang juga merupakan bagian dari kader kesehatan yang fokus melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan TBC di masyarakat dan biasa kami sebut dengan nama TB Warrior. Istilah Warrior sejujurnya tidak cukup untuk mengungkapkan begitu besarnya perjuangan dan pengorbanan Kader TBC guna mencapai eliminasi TBC di Sidoarjo. Sosok yang tidak pernah putus asa, bekerja tanpa pamrih, konsisten dalam mencapai tujuan yang ditargetkan, serta penuh keyakinan dan tekad ini tidaklah cukup dihargai oleh apapun. “Peran 39 kader sebagai TB Warrior di Kabupaten Sidoarjo sangatlah besar. Perkembangan capaian pelaksanaan investigasi kontak dan case finding dari semester 1 tahun 2022 ke semester 2 tahun 2022 sangatlah nampak, dimana terdapat peningkatan 10,85% untuk case finding dan 7,92% untuk pelaksanaan investigasi kontak rumah tangga di Kabupaten Sidoarjo”, ungkap Ayu, Staf Program SSR Yabhysa Sidoarjo.

Penyebutan Kader SSR Yabhysa Sidoarjo sebagai TB Warrior tentunya dilandaskan karena beberapa hal. Adanya 18 Kecamatan dan 27 Puskesmas yang terletak di Sidoarjo ternyata dapat diintervensi oleh 39 Kader SSR Yabhysa Sidoarjo. Bahkan Kecamatan dengan wilayah terluas yaitu Kecamatan Jabon hanya memiliki 2 kader aktif. Begitu pula dengan Kecamatan Sedati yang hanya memiliki 3 kader aktif. Selain cakupan wilayah Kabupaten Sidoarjo yang sangat luas, kelengkapan identitas indeks kasus turut menjadi tantangan bagi kader SSR Yabhysa Sidoarjo. Identitas alamat indeks kasus yang hanya menyebutkan RT dan RW tanpa adanya nomor rumah menjadi kendala dan sekaligus tantangan dalam hal pelacakan atau investigasi kontak. Hal ini nampak dari pernyataan Ibu Dyah kader SSR Yabhysa Sidoarjo saat berkomunikasi dengan staff program. “Wilayah Kecamatan Sukodono sangatlah luas. Rumah saya ujung utara, sedangkan indeks kasus berada di ujung timur, selatan dan barat. Saya sudah jauh-jauh kesana, hujan dan malam hari karena pagi mayoritas bekerja ternyata tetap saja tidak ketemu orangnya. Otomatis investigasi kontak 1 indeks kasus tidak cukup hanya dilakukan sehari. Besok dan besoknya lagi saya kunjungi ulang. Itu yang sering saya temui saat investigasi kontak,” ucap beliau. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan daerah industri dengan total 961 perusahaan yang terdiri dari 664 perusahaan industri besar dan 297 perusahaan industri kecil yang tentunya banyak masyarakat nomaden sehingga ketika pendatang yang berdomisili di Kabupaten Sidoarjo ini menjadi indeks kasus maka akan lebih susah untuk melacak karena sering berpindah-pindah.

Kader SSR Sidoarjo berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain untuk memberikan edukasi terkait TBC

Kendala ini ternyata sering dihadapi oleh Kader. Hal tersebut pun dipertegas oleh penyataan Ibu Siti Setiyani selaku Kepala SSR Yabhysa Sidoarjo dalam diskusi kegiatan DPPM tanggal 8 Desember 2022 lalu. “Informasi identitas pasien LTFU di RT A setelah dilacak hingga ditanyakan kepada ketua RT ternyata tidak ada nama pasien tersebut. Kemudian bertanya ke Ketua RT B ternyata namanya saja yang sama namun setelah dikunjungi orangnya bilang tidak pernah sakit TBC dan ternyata NIK berbeda. Sebelumnya dihubungi via telepon tidak diangkat akhirnya ditanyakan di semua Ketua RT di RW bersangkutan dan ketemulah di RT C yang ternyata pasien merupakan warga nomaden yang kos di RT tersebut dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar sehingga jarang ada yang mengenal. Walaupun susah mencari, bersyukurnya pada kunjungan kedua, pasien mau melanjutkan pengobatan”. Nah, hal-hal seperti ini yang patut diapresiasi dari kinerja kader SSR Yabhysa Sidoarjo.

Selain tantangan dalam hal pelacakan atau investigasi kontak, tantangan memotivasi kontak serumah atau kontak erat bergejala untuk tes dahak pun ikut berperan. Kader tidak hanya datang satu kali bahkan bisa sampai tiga kali agar kontak berkenan melakukan tes dahak. Hal ini serupa dengan tantangan pelacakan kasus Lost to Follow Up (LTFU) di Kabupaten Sidoarjo. Namun karena tekad Kader yang besar, maka segala kegiatan baik investigasi kontak ataupun penemuan kasus tetap bisa dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga sesuai dengan beberapa hasil penelitian dimana menurut Sulaeman dkk (2016) dalam Jurnal Kedokteran Yarsi menjelaskan bahwa modal sosial kader yang meliputi dimensi relasional, kognitif, dan struktural berperan dalam penemuan kasus TB (Case Detection Rate/CDR). Dimensi relasional meliputi komunikasi dan kerjasama. Dimensi kognitif meliputi saling percaya, kepedulian dan perasaan memiliki dalam keluarga, masyarakat, kader serta petugas kesehatan. Dimensi struktural meliputi perkumpulan masyarakat serta jaringan sosial.

Semua perjuangan dan pengorbanan Kader TB Warrior SSR Yabhysa Sidoarjo di semester 2 tahun 2022 ini berujung pada peningkatan capaian program pada indikator output dan peningkatan rating Global Fund SSR Yabhysa Sidoarjo 1 tingkat dari rating semester sebelumnya. Peran Kader inilah yang patut diberikan apresiasi melalui penghargaan TB Warrior. Apresiasi ini penting sebagai bentuk motivasi kepada Kader untuk lebih semangat lagi dan karena kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai dan menghargai suatu karya. Seorang pejuang harus menjaga agar tidak pernah patah semangatnya. Untuk memperoleh sekuntum bunga mawar yang indah, kita harus rela duri menusuk jari kita. Begitulah pengorbanan dan kerja keras kader TB warrior SSR Yabhysa Sidoarjo dimaknai dalam perjuangannya mencapai eliminasi TBC di Kabupaten Sidoarjo.


Penulis : Sri Rahayu, S.KM (Staf Program SSR Yabhysa Sidoarjo)

Editor: Winda Eka Pahla

Bagikan Artikel

Cermati Juga