(Ibu Heny didampingi oleh para manajer menyampaikan arahan kepada 30 SR Provinsi dan 1 SR Tematik dalam acara Rakornas 2022)
Jakarta, 26 Maret 2022– Principal Recipient (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan tema “Komunitas Berdaya, Akhiri TBC di Indonesia” di Bogor. Acara dimulai pada hari Senin (18/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022). Pertemuan Rakornas tahun 2022 menjadi agenda penting bersama untuk melakukan pembaharuan informasi, strategi implementasi sesuai dengan perkembangan dan capaian kontribusi komunitas dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia . Selain itu, Rakornas digunakan sebagai ruang untuk memperkuat kemampuan pengelola program dalam menggunakan tools perencanaan, monitoring dan evaluasi dari aspek program, keuangan, pengelolaan pengetahuan dan manajemen data.
Dalam acara pembukaan, Bapak Muhammad Hanif selaku Authorized Signatory PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menyampaikan bahwa penanganan eliminasi TBC adalah tantangan yang luar biasa menantang banyak sekali hambatannya, namun beliau yakin bahwa setiap elemen komunitas mempunyai peran pentingnya masing-masing. ”Kita sudah mencapai sesuatu, tapi masih ada tantangan dan waktu untuk memanfaatkan sisa waktu. Kader, Patient Supporter (PS) dan Manager Kasus (MK) TBC adalah ujung tombak melakukan Investigasi Kontak, rujukan dan meyakinkan warga dan masyarakat serta membantu memastikan pengobatan TBC sampai selesai. Dan Rakornas ini adalah suatu upaya untuk menemukan solusi dan jalan keluar atas segala hambatan yang terjadi di lapangan,” ucap beliau.
(Ibu Heny Prabaningrum sebagai National Program Director menyampaikan sambutannya di Rakornas)
Dilanjutkan oleh Ibu Henny selaku National Program Director dari PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, beliau menambahkan bahwa “Rapat Koordinasi adalah momentum untuk melakukan refleksi terkait segala pembelajaran yang sudah dilakukan di semester lalu. Kita juga harus mencari dan memutuskan strategi seperti apa yang akan kita ambil dalam upaya peningkatan implementasi program sehingga capaian yang diperoleh juga maksimal,” tambahnya.
Setelah sambutan dari Authorized Signatory dan National Program Director acara dilanjutkan dengan pemaparan situasi Konsorsium Q5 2022 yang disampaikan oleh para manager. Dwi Aris Subakti (Monitoring Evaluation and Learning (MEL) Manager PR PB-STPI) menjelaskan terkait Capaian Indikator Utama Wilayah Kerja Konsorsium Komunitas Q5 2022, dilanjutkan dengan pemaparan Kontribusi Pelaksanaan Kegiatan serta Pengelolaan Kader dalam Capaian Indikator Utama yang disampaikan oleh Barry Adhitya (Program Manager PR PB-STPI), kemudian update Perkembangan Serapan Anggaran yang dijelaskan oleh Farhan (Finance and Operation Manager PR PB-STPI), dan yang terakhir yaitu pemaparan Perkembangan Kemitraan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Konsorsium Komunitas yang disampaikan oleh Sugeng (Human Resources and Administration Manager PR PB-STPI).
(Bapak Setiawan Jati Laksono dari WHO Indonesia menjadi moderator Diskusi Panel 1 dengan tema : Kemitraan Komunitas dengan Pemerintah Menuju Eliminasi TBC di Indonesia)
Selanjutnya di hari kedua, acara dilaksanakan dengan pemberian materi dan diskusi yang disampaikan oleh para narasumber ahli. Diskusi panel 1 di moderatori oleh Setiawan Jati Laksono dari WHO Indonesia dengan mengusung tema “Kemitraan Komunitas dengan Pemerintah Menuju Eliminasi TBC di Indonesia”. Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu drg. Agus Suprapto, M.Kes. yang menjelaskan tentang Program Terpadu Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis (PROTEKSI) dan Pelibatan Konsorsium Komunitas untuk Percepatan Eliminasi TBC, kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari dr. Tiffany Tiara Pakasi selaku Direktur P2PM Kementerian Kesehatan RI yang memaparkan terkait Strategi Kolaborasi Active Case Finding (ACF) Pemerintah dan Konsorsium Komunitas untuk Percepatan Eliminasi TBC, disambung dengan pemaparan dari Ketua Umum PP Asosiasi Dinas Kesehatan, dr. M. Subuh, MPPM dengan materi Strategi Kolaborasi Adinkes dan Konsorsium Komunitas dalam Pencapaian dan Pemantauan Standar Pelayanan Minimal (SPM) TBC, dan diakhiri dengan penjelasan dari TWG TB, Adang Bachtiar, MPH, DSc. dengan materi Harmonisasi Target, Capaian, Strategi Implementasi GF TB Pemerintah, Adinkes dan Komunitas.
Setelah diskusi panel 1 berakhir, acara disambung dengan diskusi panel 2 yang dipimpin oleh Meirinda Sebayang dari Jaringan Indonesia Positif. Narasumber yang hadir yaitu Zero TB yang menjelaskan terkait Pembelajaran dan Kolaborasi Zero TB dengan Komunitas dalam ACF Menggunakan Chest X-Ray di DIY, dilanjutkan pemaparan dari USAID TB Private Sector (TBPS) dengan materi Peluang Kolaborasi USAID TBPS dengan Komunitas dalam Pendekatan Public Private Mix dan diakhiri dengan penyampaian materi dari SWG TB-HIV dengan tema Strategi Kolaboratif Implementasi RAN TB HIV. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemberian Tanggapan Kolaborasi Konsorsium dan Program Eliminasi di Indonesia yang disampaikan oleh dr. Carmelia Basri, M.Epid (Ahli Tuberkulosis).
Kemudian di hari kedua, pemaparan materi dan update juga disampaikan kembali oleh para manajer dan SR Tematik. Dwi Aris Subakti (MEL Manager PR PB-STPI) menjelaskan terkait Hasil Kajian dan Pembelajaran Konsorsium, Farhan (FO Manager PR PB-STPI) memaparkan Hasil Temuan dan Rekomendasi Auditor, Budi Hermawan (Sub-Recipient Manager Tematik POP TB) mempresentasikan Peran Strategis SR Tematik dalam Community System Strengthening TBC (CRG, CBMF, Paralegal, Hotline), dan yang terakhir Barry Adhitya (Program Manager PR PB-STPI) menyampaikan terkait Sinkronisasi Program Konsorsium terhadap Strategi Nasional Konsorsium Komunitas dalam Eliminasi TB. Setelah semua presentasi telah selesai disampaikan, peserta diarahkan untuk saling mengelompok per grup dengan fasilitator masing-masing di wilayahnya. Dalam grup tersebut, peserta diwajibkan untuk melakukan forum diskusi terkait status situasi Konsorsium, berdasarkan anvar, hasil monthly meeting SR 2022 terkait dengan indikator utama dan proses Konsorsium Komunitas PB-STPI serta tantangan dan peluang implementasi program Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, antara lain: pencatatan dan pelaporan, managemen, kapasitas dan sumber daya internal SR dan faktor pihak eksternal.
(Anton dari SR Riau mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi)
Berlanjut di hari ketiga, seluruh peserta melanjutkan forum diskusi sesuai dengan pertanyaan yang telah diberikan sebelumnya. Setelah sesi diskusi berakhir, Barry Adhitya sebagai Program Manager memoderatori jalannya presentasi untuk menyampaikan hasil diskusi dari setiap grup. Terdapat empat perwakilan yang mempresentasikan hasil diskusi dari setiap grup yaitu Hidayat SRM NTB, Lukman SRM Banten, Anton SRM Riau dan Beni SRM Jambi. Setelah pemaparan presentasi dari peserta selesai, dr. Carmelia Basri, M.Epid , Authorized Signatory & Management Advisory Team, National Program Director, serta para Manajer menanggapi hasil presentasi yang disampaikan oleh peserta.
(Thoriq Hendrotomo dari DM Coordinator menyampaikan materi terkait dengan situasi dan kebijakan enabler)
Mengakhiri lokakarya ini, acara masih dilanjutkan dengan pemberian materi dari beberapa narasumber. Pemaparan yang pertama yaitu tentang Refreshment Kader yang disampaikan oleh Field Program Coordinator, Rahmat Hidayat. Kemudian disusul dengan penjelasan tentang situasi dan kebijakan enabler oleh Raisa Afni Afifah (MDR-TB Coordinator), Thoriq Hendrotomo (DM Coordinator) dan Subhan (IC Coordinator), dan diakhiri oleh penjelasan tentang update Strategi dan Produk Komunikasi Konsorsium oleh Permata Silitonga (KM Coordinator) dan Winda Eka Pahla (Communication Staff).
Di akhir kegiatan rakornas, dr. Carmelia Basri, M.Epid juga memberikan nasihat dan petuah kepada seluruh peserta agar terus bekerja dengan semangat dalam mencapai tujuan. Dan setelah sesi tanggapan berakhir, Eko Komara selaku Authorized Signatory juga menyampaikan bahwa pemberdayaan komunitas akan dapat terus tercipta jika terdapat kesinambungan dan keselarasan bekerja baik antara pemerintah, organisasi masyarakat dan lainnya. Oleh sebab itu, setelah acara Rakornas berakhir, beliau berharap bahwa seluruh elemen dapat berkoordinasi secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian, Direktur Program Nasional, Ibu Heny, didampingi para manajer menutup acara rakornas 2022 dengan meminta seluruh peserta untuk bekerja secara kompak. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir untuk bersama-sama mengevaluasi dan menentukan strategi yang akan dilakukan di semester selanjutnya agar mendapat capaian yang lebih baik kedepannya.