Skip to content

Di Balik Kisah Ibu Musdalifah, Pasien Suporter TBC RO yang Membaktikan Dirinya Untuk Membantu Pasien TBC Sembuh

unnamed

Ibu Musdalifah merupakan salah satu dari patient  supporter (PS) untuk pasien Tuberkulosis  Resisten Obat (TBC RO) di Makassar, Sulawesi Selatan. Ibu Musdalifah mendedikasikan dirinya sebagai PS semenjak tahun 2018. Berasal dari latar belakang pendidikan Psikologi yang mana mempelajari terkait kegiatan maupun interaksi manusia dalam hubungannya dengan konteks sosial, Ibu Musdalifah mulai tergerak untuk berpartisipasi aktif di dunia sosial salah satunya dengan menjadi pasien supporter TBC RO. “Karena background di fakultas psikologi, jiwa sosial tersebut akhirnya muncul untuk membantu sesama. Terlebih terdapat beberapa tetangga yang mengalami penyakit TBC dan melihat mereka putus asa dan tidak meminum obat, saya kasihan dan terketuk hati untuk membantu mereka,” ucap Bu Musdalifah.

Dalam kesehariannya, Ibu Musdalifah memulai aktivitasnya  hingga siang hari dengan mengajar Bimbingan Konseling di Pondok Pesantren Ummul Mukminin, Sudiang. Setelahnya, Ibu Musdalifah mengunjungi pasien dalam sehari maksimal 5 pasien menggunakan kendaraan bermotor hingga sore sebelum maghrib. “Iya saya sudah menjalankan aktivitas menjadi guru dan PS selama kurang lebih 5 tahun. Walaupun jarak antar rumah pasien ada yang dekat dan cukup jauh, namun semua itu terasa nyaman asalkan dijalankan dengan ikhlas,” sambung beliau.

Pendampingan pasien TBC RO yang Ibu Musdalifah jalankan pun tidak semudah yang dilihat. Panjangnya durasi pengobatan serta efek samping yang diakibatkan dengan adanya penggunaan obat anti TBC (OAT) menjadikan beberapa pasien menyerah dan tidak berkenan untuk melanjutkan pengobatan lagi. “Saya kadang kasihan lihat mereka putus asa. Tapi dengan efek samping yang mereka rasakan saya pun paham dengan rasa sakit yang mereka alami,” tutur Ibu Musdalifah. Namun, hal tersebut tidak menjadi hambatan yang berarti. Beliau secara konsisten terus memberikan semangat dan edukasi tidak hanya ke pasien, namun juga ke keluarga dan lingkungan tempat tinggal pasien agar dapat membantu memberikan afirmasi positif kepada pasien tersebut untuk sembuh.

Keluarga yang mendukung profesi Ibu Musdalifah memberikan suntikan semangat yang membuat segala kesulitan yang dihadapi menjadi mudah. Dengan segala resiko yang mungkin terjadi di lapangan, Ibu Musdalifah juga mengaku pasrah dan ikhtiar karena beliau yakin dengan menggunakan masker dan menjalankan protokol kesehatan, Ibu Musdalifah dapat terhindar dari penularan penyakit TBC. Hal tersebut pun terbukti dari kiprah beliau selama 4 tahun mendampingi pasien TBC tanpa tertular. “Yang penting pakai masker dan prokes ketat diterapkan saya akan merasa aman, alhamdulillah saya juga tidak dan semoga jangan sampai tertular untuk kedepannya,” utas beliau. 

Saat ini, Ibu Musdalifah sedang mendampingi 13 pasien TBC RO. Di tahun 2021, Ibu Musdalifah berhasil menemani pasien TBC RO hingga sembuh sebanyak 15 pasien. “Tahun lalu saat pandemi, saya cukup kewalahan karena adanya PPKM sehingga saya hanya mendatangi pasien selama 4 kali dalam satu bulan,” ucap Ibu Musdalifah. Namun hal tersebut tidak membuat beliau menyerah dan terus bersemangat mendampingi pasien minum obat, edukasi seputar penyakit, dampak, serta penularannya. 

Sebagai PS, kebahagiaan yang dirasakan adalah ketika menemukan ada pasien yang sembuh karena pendampingan yang dilakukan. “Saya merasa senang karena saya berhasil bisa membuat pasien sembuh dan tidak mangkir. Ada pasien dengan pengobatan 2020 hingga 2022 baru sembuh dan itu salah satu contoh perjuangan yang cukup panjang dengan kerjasama keluarga dan lingkungan pasien,” tandas beliau.

Untuk kedepannya, Ibu Musdalifah berharap bahwa seluruh PS dapat terus bersemangat untuk mendampingi pasien hingga sembuh. Beliau juga mengatakan bahwa meskipun menjadi PS bukanlah hal yang mudah dilakukan, tetapi selagi melaksanakan tugas dengan baik dan tulus ikhlas, beliau yakin semuanya akan aman dan nyaman untuk dijalani. 


Ditulis oleh: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communications Staff)

Editor: Permata Silitonga

Bagikan Artikel

Cermati Juga