Di masa pandemi COVID-19, semua orang harus cepat melakukan adaptasi dengan kondisi yang tidak menentu ini. Berbagai perubahan – perubahan turut menuntut penyesuaian-penyesuaian yang tidak hanya terjadi pada aspek kesehatan namun juga berimbas pada sosial, ekonomi juga perencanaan pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.
Dalam bidang kesehatan, beban para tenaga kesehatan pun menjadi semakin bertambah dengan adanya pandemi COVID-19 ini. Adanya risiko-risiko seperti tertular penyakit, kelelahan dalam merawat pasien serta timbulnya stigma negatif sangat berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas pelayanan medis tenaga kesehatan. Selain itu, petugas disibukan dengan kegiatan vaksinasi COVID-19 di lapangan. Keterbatasan tenaga khususnya tenaga labor di Puskesmas mengakibatkan terhambatnya proses pemeriksaan TBC di Puskesmas. Oleh karena itu, Puskesmas Sembawa, khususnya petugas labor, memberikan pelatihan pembuatan slide sputum TBC yang dilakukan sejak bulan September 2021. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pemeriksaan di Puskesmas Sembawa, sehingga, sampel dahak dapat segera diperiksa dan tidak melebihi batas waktu ideal pemeriksaan
Staff PMEL SR Sumatera Selatan menjelaskan proses implementasi kegiatan slide sputum TBC:
“Iya untuk prosesnya, sampel dahak yang dibawa kader, kompor spiritus, kaca preparat, ose atau tusuk sate, masker, dan OPD yang telah dipersiapkan, merupakan beberapa peralatan yang digunakan untuk memulai fiksasi. Pada Kaca Preparat diberi nomor identitas slide sesuai dengan keterangan yang tertulis di Pot Dahak. Pot dahak dibuka dan sampel dahak diambil dengan menggunakan ose/tusuk sate dipindahkan di kaca preparat. Sampel dahak yang dibentuk di kaca preparat dibuat membentuk oval berukuran kurang lebih 2 x 3 CM. Kemudian sejenak didiamkan mengering di udara terbuka. Setelah kering, sediaan dahak tersebut difiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api sebanyak 2-3 kali. Setelah selesai, sediaan disimpan di dalam kotak slide.”
Pelaksanaan kegiatan ini terbilang cukup efektif karena selain menambah keterampilan kader, hal ini juga dinilai mempermudah dan membantu mempercepat proses pemeriksaan di Laboratorium. “Tentunya kegiatan ini berdampak kepada jumlah sputum yang dapat dilakukan pemeriksaan pada setiap hari, minggu, atau bulan. Jika biasanya ada penjadwalan pengantaran sputum bagi kader ke puskesmas, maka sekarang tidak,” tambah Andreansyah. Dengan keterampilan yang ada, kader dapat mengantar sputum kapan pun, dan membuat fiksasi sendiri tanpa menunggu petugas labor, yang mana sputum yang sudah difiksasi disimpan oleh kader ditempat yang telah ditentukan oleh Petugas Labor, untuk kemudian dilakukan pewarnaan dan pemeriksaan oleh Petugas Labor.
Andreansyah juga menjelaskan bahwa adanya pelatihan ini memberikan dampak yang baik pada angka capaian terduga di Puskesmas Sembawa. “Yang biasanya kami dalam sebulan hanya dapat melakukan pemeriksaan bekisar pada angka 40-50an, kini kami dapat mencapai angka lebih dari 50 bahkan menyentuh angka ratusan setiap bulannya,” tutur Andreansyah. Sehingga kegiatan ini dinilai cukup efektif untuk menemukan angka ternotifikasi karena semakin banyak yang diperiksa, semakin banyak kemungkinan kasus TBC yang akan ditemukan.
Adanya kegiatan ini tidak terlepas dari kerjasama multi-sektor yang dijalin oleh SR Sumatera Selatan dengan Puskesmas di daerah intervensinya tersebut. Awalnya, komunikasi dibangun atas dasar pengabdian yang terbentuk dalam wadah Komunitas Desa Peduli TBC (Komdes) yang dibentuk pada November 2020. Komdes bermula dari Desa Pulau Harapan Kec. Sembawa yang berisi dari Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, Petugas Puskesmas dan Kader TBC yang kemudian membawa aktivitas kader menjadi berkembang ke wilayah kerja Puskesmas lainnya seperti Desa Lalang Sembawa, Desa Mainan, dan Desa Rejodadi. Kerjasama Kader antar Desa ini juga dikoordinir oleh Petugas Puskesmas Sembawa yang juga merupakan bagian dari Komdes.
Kegiatan tersebut dirasa sangat positif bagi para kader. Menurut Andreansyah, kader merespon dengan sangat antusias karena diberikan keterampilan yang menunjang hasil kinerja di lapangan dan capaian yang mereka peroleh. Kader juga mengapresiasi tinggi ada ilmu yang diberikan oleh Petugas Puskesmas kepada mereka, karena tidak semua kader mempunyai kesempatan yang sama seperti mereka. Andreansyah juga berharap bahwa semoga SR lain dapat menerapkan kegiatan serupa, atau mungkin kegiatan lainnya dengan mengidentifikasi potensi lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kader, merekatkan hubungan baik dengan fasyankes, atau hal lainnya yang menunjang untuk meningkatkan capaian target.
Cerita ini dikembangkan dari SR Sumatera Selatan
Ditulis oleh: Winda Eka Pahla Ayuningtyas (Communications Staff)
Editor: Permata Silitonga