Skip to content

Waspadai TBC Anak, Yamali TB Sulsel Dorong Pemberian TPT Bagi Balita

Kamaruddin MEL Sulsel (1)

 

MAKASSAR– Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok yang menakutkan baik bagi orang dewasa, maupun anak-anak. Program penanggulangan penyakit Tuberculosis (TB) baik melalui Kementerian Kesehatan maupun Program TB Komunitas kini memberi perhatian khusus terhadap fenomena perkembangan penyakit ini di kalangan anak-anak khususnya usia balita.

Staff Monitoring, Evaluasi dan Leraning (MEL) SR Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel, Kamaruddin, melaporkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka penderita TB di Indonesia saat ini mencapai 845 ribu jiwa dengan sekitar 30 ribu di antaranya merupakan sumbangan kasus dari Sulsel. Sementara khusus untuk TB anak, ia menyebutkan bahwa dalam perkiraan WHO, penderita TB Anak mencapai 10% dari prevalensi TB umum di setiap negara. “Jadi di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 80 ribu anak di bawah 15 tahun yang menderita TB. Di Sulsel data terakhir tahun 2020 yang dilaporkan tahun 2021 tercatat ada 386 kasus,” jelas Kama, saat ditemui di kantor Yamali TB kota Makassar, Senin (3/1/2022).

Ia menambahkan, masalah yang rumit bagi penderita TB anak adalah sulitnya deteksi kuman TBC dan penularannya pada anak. “Bila ciri yang dianggap umum sebagai gejala TBC umumnya adalah batuk yang tak kunjung sembuh, maka justru pasien TBC anak seringkali tidak menunjukkan itu. Yang banyak dikeluhkan para orang tua, adalah turunnya berat badan selama terus-menerus selama tiga bulan, nafsu makan berkurang dan kelenjar getah bening yang membengkak. Bahkan kalau batuk pun, pemastian kuman TBC pun tidak mudah,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Kama, melalaui program TB Komunitas Yamali TB bekerjasama dengan Dinas Kesehatan ada dua hal yang saat ini perlu dikuatkan, yakni deteksi dini serta pencegahan melalui pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) bagi anak di bawah usia lima tahun.

“Untuk membantu deteksi TBC anak maupun pencegahannya, kita mendorong setiap kader TB yang menemukan penderita TBC, diminta untuk menguatkan sikrining terhadap populasi rumah tangga pasien. “Kalau bapak atau ibunya positif TBC, maka semua anak-anaknya sebaiknya diperiksan juga, agar jika positif TBC maka segera bisa diobati dan jika hasilnya negatif dapat diberikan TPT sebagai pencegahannya, ini yang sangat penting saya kira sebagai upaya mewujudkan eliminasi TBC,” tutupnya.

Bagikan Artikel

Cermati Juga