Sabdanews.net, Serang Raya – Sub Recepient (SR) Konsorsium Komunitas Penabulu dan Siap Tuberculosis (TB) Partnership Indonesia (STPI) Provinsi Banten menggelar pertemuan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, ASSRI, Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan TB (KOPI TB), Distric Public Private Mix (DPPM) TB Provinsi Banten dalam rangka melakukan pemetaan dan kerjasama pelaksanaan investigasi kontak (IK) TB dan pemantauan pasien TB, Senin, (29/11).
Lukman Hakim, Manager SR konsorsium Penabulu Provinsi Banten mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan format pendampingan pasien TB yang memerlukan kesepakatan semua pihak yang terlibat dalam pendampingan pasien TB. Selain itu, kegiatan tersebut juga untuk mengidentifikasi indeks kasus TB di rumah sakit swasta yang ada di Provinsi Banten.
“Banyak sekali pasien TB di rumah sakit swasta yang tidak terdata di Sistem Informasi TB (SITB) yang akhirnya tidak ada yang mendampingi dan membuat mereka mangkir berobat,” ucap Lukman Hakim.
Lukman mengatakan kedepannya setelah kegiatan tersebut akan dilakukan sosialisasi panduan pendampingan pasien TB di sektor swasta.
“Nanti akan ada sosialisasi pendampingan pasien TB dengan formatnya dari kita SR Banten dan juga format yang ditentukan nanti dari forum ini,” ujar Lukman.
Sementara itu, Kasi P2P Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr. Nenden Diana mengatakan TB sampai saat ini masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia bahkan dunia dan saat ini di Indonesia Provinsi Banten menempati posisi ke-5 kasus TB tertinggi.
“Kita tahu penyakit TB ini sangat menular sehingga membuat kita sulit sekali menanggulangi persoalan ini, apabila tanpa bantuan semua pihak,” ucap Dr. Nenden Diana dalam sambutannya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini kasus TB di Provinsi Banten semakin turun dan Provinsi Banten menjadi daerah yang bebas TB.
“Harapan kita kasus TB di Provinsi Banten bisa turun dan semoga ke depan Provinsi Banten bebas TB,” harapnya.