Skip to content

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Padukan Fokus Kolektif Mewujudkan Eliminasi Tuberkulosis

unnamed (6)
(Direktur Program Nasional didampingi oleh para manajer memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh SR)

DENPASARTuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan  solusi  multisektoral, salah satunya dengan  keterlibatan masyarakat sipil dan komunitas  Data resmi dari Kementerian Kesehatan menunjukkan Indonesia adalah episentrum TBC terbesar ketiga di dunia pada tahun 2021. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI yang secara resmi telah menjadi Principal Recipient (PR) Komunitas program TBC melalui kerjasama dengan Global Fund Tahun 2021-2023 memiliki mandat untuk berkontribusi menurunkan beban TBC melalui peran serta masyarakat. Pada 5-10 Desember 2023, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI melaksanakan Lokakarya Asistensi Implementasi Teknis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas manajemen program, keuangan, serta monitoring, evaluation, and learning (MEL) 30 Sub-Recipient (SR) untuk mengembangkan rancangan strategi dan perencanaan implementasi program hibah ini di tahun 2022. Acara tersebut berlangsung selama 5 hari melibatkan 93 peserta di Hyatt Regency Bali, Sanur.

(Dr. dr. Rita Kusriastuti, Wakil Ketua CCM Indonesia memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Lokakarya Asistensi)

Acara ini dibuka oleh Dr. dr. Rita Kusriastuti selaku Wakil Ketua CCM Indonesia, Nurul Nadia selaku Authorized Signatory Yayasan STPI, dan Budi Susilo mewakili Eko Komara selaku Authorized Signatory Yayasan Penabulu untuk memberikan arahan dan motivasi kepada PR dan SR untuk mencapai kinerja yang lebih baik di tahun 2022. Beliau-beliau juga mengajak para peserta agar dapat adaptif dengan situasi dan kondisi di lapangan, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang menghambat kegiatan di lapangan. 

(Ibu Heny Akhmad memberikan sambutan pada hari kedua acara Lokakarya)

Acara hari kedua pada Senin 6 Desember 2021 dimulai dengan pembukaan dari Direktur Program Nasional  Ibu Heny Akhmad yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang program TBC dalam empat panel dengan topik berbeda. Panel pertama membahas tentang Situasi Terkini Penanganan TBC dengan menghadirkan dr. Endang Lukitosari MPH (Wakil Koordinator Substansi TBC Resisten Obat Kementerian Kesehatan) dan dr. Setiawan Jati Laksono (WHO Indonesia Country Office). Dilanjutkan panel kedua tentang Kebijakan Multisektor TBC yang disampaikan oleh Dr. Agus Suprapto (Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan), dr. Tiara Tiffany Pakasi, M.A. (Koordinator Substansi TBC Kementerian Kesehatan), R. Budiono Subambang, S.T., MPM (Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III, Kementerian Dalam Negeri) dan Ir. Eppy Lugiarti, MP Plt. (Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan). Panel ketiga membicarakan tentang Peran Serta Komunitas Mendukung Pasien TBC Sektor Swasta dengan materi yang disampaikan oleh dr. Mohammad Bey Sonata (USAID Indonesia TB Lead), dan dr. Carmelia Basri, M. Epid (Ahli Penanggulangan Penyakit Menular Langsung dan Sistem Kesehatan). Panel terakhir adalah  pembahasan terkait Gambaran Besar Keterkaitan Program TBC di Indonesia yang disampaikan oleh dr. Setiawan Jati Laksono (WHO Indonesia Country Office) dan Prof. DR. Adang Bachtiar, MD, MPH, D.S (Ketua TWG Tuberkulosis Indonesia). Setelah penyampaian materi, seluruh peserta aktif dalam mengutarakan pemikiran, pertanyaan dan pendapat mereka terkait dengan topik-topik yang telah disampaikan oleh para pembicara pada sesi refleksi dan tanggapan yang dipimpin oleh Donald Pardede (Management Advisory Team) dan  Heny Akhmad (National Program Director PR PB-STPI). 

(Dwi Aris Subakti selaku Manajer Monitoring, Evaluation and Learning memberikan materi tentang Kerangka Strategi Implementasi Program TBC Komunitas 2022)

Selanjutnya di hari ketiga, Dwi Aris Subakti  selaku Manajer Monitoring, Evaluation, and Learning menjelaskan Kerangka Strategi Implementasi Program TBC Komunitas 2022 serta menghimbau kepada seluruh peserta agar terus berupaya meningkatkan kualitas kerja agar mencapai target yang ditentukan dengan maksimal. Selanjutnya, Barry Adhitya selaku Manajer Program menyampaikan arahan programatik untuk meningkatkan upaya SR dan SSR merancang dan melaksanakan kegiatan di daerah serta berkoordinasi dengan SR Tematik. 

Pemaparan selanjutnya adalah update dan arahan tentang implementasi program yang  disampaikan oleh perwakilan setiap divisi PR Konsorsium Penabulu-STPI. Koordinator Field Program PR PB-STPI, Rahmat Hidayat menyampaikan Update Panduan Implementasi Program, dilanjutkan dengan Bunga Pelangi sebagai Koordinator Advokasi dan Kemitraan PR PB-STPI memaparkan Rencana Advokasi Komunitas. Di sesi selanjutnya, dua perwakilan dari divisi MEL yaitu Thoriq Hendrotomo selaku Koordinator Data Management menyampaikan tentang Update Pencatatan dan Pelaporan TBC Komunitas 2022, kemudian dilanjutkan oleh Thea Hutanamon selaku Koordinator Knowledge Management yang menjelaskan tentang Tata Kelola Pengetahuan Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Sedangkan, mewakili  Finance & Operations, Subhan selaku Koordinator Internal Control yang menyampaikan Update Mekanisme Pembiayaan dan Pembayaran Aktivitas TBC Komunitas 2022. Pada hari ketiga acara ini empat SR dengan capaian terbaik turut membagikan pengetahuan kepada peserta  lainnya upaya yang telah mereka lakukan untuk melakukan investigasi kontak, berkontribusi menemukan kasus TBC baru, dan mengupayakan balita mendapatkan Terapi Pencegahan TBC (TPT). Setelahnya, tim Internal Control memfasilitasi SR wilayah provinsi dan SR Tematik mereview Budget dan Plan of Action 2022.

(Barry Adhitya selaku Manajer Program memberikan materi tentang penyaluran Enabler oleh komunitas)

Hari keempat diawali oleh Barry Adhitya selaku Manajer Program  menjelaskan tentang Update Rancangan Pembiayaan Enabler Pasien TBC RO yang akan diberikan oleh Konsorsium Penabulu STPI kepada pasien TBC Resisten Obat mulai Januari 2022 hingga Desember 2023 di 190 kabupaten/kota wilayah kerja Konsorsium. Setelah pemaparan enabler selesai, peserta melanjutkan diskusi kelompok didampingi oleh fasilitator dari Tim Field Program untuk menyusun Annual Work Plan dan presentasi rencana kegiatan triwulan 1 2022. 

(Perwakilan kelompok menyampaikan diskusi implementasi program 2022)

Mengakhiri lokakarya ini, pada 9 Desember 2021 setiap SR mempresentasikan hasil diskusi tentang rencana implementasi program triwulan 1 tahun 2022 di daerah masing-masing. Setiap SR memaparkan tentang estimasi target yang akan mereka capai, menjelaskan cara-cara yang akan mereka lakukan untuk mencapai target tersebut dalam waktu tertentu, serta estimasi serapan anggaran implementasi program.  Direktur Program Nasional, Ibu Heny, didampingi para manajer menutup acara lokakarya dengan mengajak setiap individu dalam pertemuan ini berjanji memberikan upaya terbaik dalam mencapai Eliminasi TBC dan menyampaikan rasa terima kasihnya atas giat serta komitmen   31 SR untuk bekerja secara cepat dan tepat di 2022.

Bagikan Artikel

Cermati Juga