Dalam memerangi penyakit tuberkulosis (TBC), Principal Recipient (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI (PB-STPI) bergerak bersama 14 organisasi masyarakat sipil serta 17 kelompok ranting perwakilan Konsorsium di tingkat nasional serta di 30 provinsi sebagai Sub-Recipient (SR) dan 138 Sub-Sub Recipient (SSR) di 190 kota/kabupaten. Dalam mendukung upaya penanggulangan TBC di 22 kota/kabupaten baru, yang belum pernah diintervensi oleh komunitas TBC, PR PB-STPI melaksanakan “Pelatihan Tuberkulosis bagi Pengelola Program Penanggulangan Tuberkulosis di Komunitas”. Pertemuan diselenggarakan pada 26 September sampai dengan 1 Oktober 2021 di Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Pelatihan dibuka oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr. Siti Nadia Tarmizi, MPH bersama Heny Prabaningrum, Direktur Program Nasional Konsorsium PB-STPI. Direktur P2PML menyampaikan kepada peserta, “Kita harus menemukan kasus TBC dan memberikan terapi pencegahan sebanyak-banyaknya untuk memutus mata rantai penularan. Kita tidak bisa menunggu pandemi COVID-19 selesai. Komunitas perlu bersama tokoh agama & tokoh masyarakat mengatasi TBC sebagai upaya pemenuhan hak asasi manusia untuk mencapai eliminasi.”
Kegiatan diawali dengan dua Mata Pelatihan Dasar (MPD) yaitu ‘Kebijakan Program Penanggulangan Tuberkulosis’ yang disampaikan oleh Koordinator Substansi Tuberkulosis, dr. Tiffany Tiara Pakasi dan ‘Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)’ oleh Sub Koordinator Puskesmas, dr. Wing Irawati, dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI).
Melanjutkan kedua MPD tersebut, Mata Pelatihan Inti (MPI) pertama tentang ‘Informasi Dasar Tuberkulosis’ disampaikan oleh dr. Sulistya Widada, Subkoordinator Tuberkulosis Sensitif Obat Kemkes RI. Peserta juga mengikuti enam MPI lain yang disampaikan fasilitator dari PR PB-STPI yang didampingi oleh Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH widyaiswara Kemkes RI sebagai berikut: a) ‘Eliminasi TBC Berbasis Hak Asasi Manusia’, b) ‘Eliminasi TBC Responsif Gender’, c) ‘Jejaring TBC di Komunitas’, d) ‘Perencanaan Program Eliminasi TBC Berbasis Komunitas’, e) ‘Monitoring dan Evaluasi Program Eliminasi TBC Berbasis Komunitas, f) ‘Sensitisasi Tuberkulosis di Masyarakat’.
Saat akhir pelatihan, PR PB-STPI memberikan apresiasi kepada beberapa peserta terbaik. Tim SR Bali mendapatkan apresiasi dengan skor test terbaik, SR Manager Sulawesi Barat mendapatkan apresiasi dengan penilaian teknik fasilitasi terbaik, dan SR Manager Jambi terpilih sebagai peserta yang paling aktif dan inspiratif selama sesi pelatihan.
Beberapa peserta menyampaikan kesan pesan saat penutupan kegiatan, “Senang ada banyak sekali materi yang didapatkan, dari pagi sampai malam”, ujar Damayanti, SR Manager Sulawesi Tengah. Wiwin dari Bali menambahkan, “Tetapi materi bisa dicerna dan dinikmati, fasilitatornya juga sangat menginspirasi”, ujar staf Program dan MEL dari SR Bali ini. Selain itu, SR Manager Sumatera Utara, Zubaidah menyampaikan, “Senang bisa berbagi pengalaman, berbagi ilmu, tanpa batasan-batasan umur. Kita bersama di sini dengan satu tujuan mengeliminasi TBC.”
Setelah mengikuti kegiatan ini, 15 SR akan melatih staf SSR dan koordinator kader di wilayah intervensi baru di provinsi Sumatera Utara, Bangka Belitung Jambi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.