MAKASSAR– Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulawesi Selatan, menggandeng Yayasan Kareba Baji dalam upaya penguatan pendampingan pasien TBC Resisten Obat serta penemuan kasus TBC baru melalui kegiatan penyuluhan dan sikrinig TBC di wilayah kota Makassar.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan kerjasama atau MOU yang dilakukan di sekretariat Yamali TB, Jl. Cemara No. 2 Makassar, pada Jumat, 25 Maret 2022.
Ketua Yamali TB, Kasri Riswadi menjelaskan bahwa keberadaan Kareba Baji sebagai organisasi penyintas TB sangat relevan dalam pemberian dukungan psikososial kepada pasien TBC yang sedang menjalani pengobatan.
“Beban pasien TBC itu tak terkira, meliputi lama proses pengobatan serta tantangan efek samping obat, karenanya memang perlu pendampingan. Kami meminta mereka untuk tergabung sebagai patient Supporter, sebab kehadiran Peer educator dari Kareba Baji dapat menjadi pemantik pasien tetap semangat berobat, punya asa sembuh dan bangkit,” tutur kasri.
Ketua Kareba Baji, Chandra Mustamin, menimpali bahwa aktivitas yang dilakukan Yamali TB selama ini memang sangat selaras dengan tujuan dan keberadaan Kareba Baji. Karenanya, ia mengaharapkan agar kerjasama ini juga dapat senantiasa selaras, saling support dengan orientasi yang sama meningkatakan angka kesembuhan pasien TBC RO serta mewujudkan misi eliminasi TBC 2030.
“Setelah ini, kami akan koordinasikan kegiatan yang bisa dilakukan bersama, juga kesedian dan kesiapan teman-teman di Kareba Baji sebagai peer educator,” terangnya.
Kareba Baji merupakan organisasi yang dibentuk oleh kelompok penyintas TBC RO sejak tahun 2014 untuk pendampingan pasien TBC Resistan Obat di RSUD Labuang Baji, yang kemudian merambah kota Makassar dan wilayah Sulsel. Mereka juga tergabung dalam jejaring POP TB Indonesia. Adapun Yamali TB adalah pelaksana program Global Fund TBC Komunitas untuk wilayah kerja se-Sulawesi Selatan kemitraan dengan Konsorsium Penabulu-STPI.