BONE– Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkolosis (KMP-TB) Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone merancang pembentukan Desa peduli TBC. Rancangan itu tertuang dalam lembar program kerja yang disusun dalam pertemuan peningkatan kapasitas KMP TB, di Aula Puskesmas Kahu, belum lama ini.
Ketua KMP TB Kahu, Ahmad Zailan menuturkan bahwa rancangan pembentukan desa bebas TBC ini merupakan satu ikhtiar untuk meningkatakan penemuan kasus baru dan upaya eliminasi TBC khususnya di Kecematan Kahu, Bone.
“Hal ini didasari oleh usulan dan dorongan yang massif dari pengurus KMP-TB itu sendiri maupun dari pihak Yamali TB, pekerjaan ini memang berat dan butuh waktu mengingat struktur aparat pemerintahan desa harus membuka diri untuk bekerja sama, maka ada proses lobi dan negosiasi kedepannya untuk kita wujudkan program ini,” ungkapnya.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Kasri Riswadi selaku Koordinator Program dan MEL SR Yamali-TB Sulsel. Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya strategi pengawalan dan pendampingan kasus TBC di Kecamatan Kahu melalui ragam model kegiatan yang relevan dan kekinian, seperti kampanye di media sosial, gerakan fundraising, kolaborasi instansi, dan penyuluhan.
“Saya kira pembentukan Desa bebas TBC adalah satu langkah awal yang baik, semoga dapat terealisasi sehingga hal yang sama dapat juga dilakukan di desa sekitarnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Kahu, H.A Masrura Skm, M.Kes., mengaku sangat menyambut baik apa yang direncanakan KMP TB dan Yamali TB. Dari sisi layanan, pihaknya menyatakan kesiapan dan apa saja yang dapat dikontribusikan.
“Kami Kami sangat senang dengan kehadirtan KMP TB ini dan keterlibatan SSR Yamali-TB dalam proses penemuan dan penanganan pasien selama ini, itu sangat membantu dan kami harap kedepannya akan terus berjalan dan kami akan terus mendukung,” ungkapnya.
Ia menyambung, bahwa penanganan khusus kasus TB di Kecamatan Kahu untuk penemuan kasusnya, suspek TB tahun ini sangat meningkat dibanding tahun lalu, hal itu tidak terlepas dari kehadiran kader-kader yang aktif di masyarakat.
“Target di PKM Kahu dengan jumlah penduduk 18 ribu lebih, suspek ada 378 orang sedangkan untuk penderita sebanyak 70 orang, yang penting bagi pihak yamali-TB kedepannya adalah teknik pengambilan dahak bagi pasien, karena jumlah kasus suspek yang ditemukan kurang yang positif setelah dilakukan tes dahak, yang seharusnya 10 orang suspek, terdapat 1 orang yang positif, sedangkan yang ditemukan pihak yamali masih kurang, harapannya ada teknik khusus seperti misalnya pasien disuruh berlari-lari kecil sebelum diambil dahaknya,” tutupnya.