Permintaan Penawaran Lelang Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah organisasi non laba penerima hibah dari Global Fund untuk program Eliminasi TB di Indonesia. Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkedudukan di Jakarta Selatan dan memiliki wilayah kerja di 30 propinsi dan 190 kabupaten – kota di Indonesia.

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mempunyai target dalam pelaksanaan program Eliminasi TB yaitu untuk menurunkan pasien TB di Indonesia. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah :

Produksi dan Distribusi Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

Terdapat tujuh jenis Media KIE yaitu;

  1. Kartu nama kader
  2. Gamesboard
  3. Lembar balik
  4. Poster CBMF
  5. Buku agenda kader
  6. Buku Saku PPI
  7. Poster PPI

Tujuan dari Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) adalah untuk :

  1. Memproduksi dan mendistribusi media KIE sebagai media sarana pendukung program penanggulangan TBC di masyarakat.
  2. Mempertahankan dan meningkatkan informasi komprehensif TBC yang benar kepada masyarakat, pasien dan keluarga pasien.
  3. Mengajak masyarakat agar sadar dan berperan serta dalam upaya penanggulangan TBC di lingkungan kehidupan sehari-hari.
  4. Mendidik pasien dan keluarga pasien untuk mampu disiplin dan membantu dalam proses kesembuhan pasien
  5. Memperluas cakupan penyebaran infomasi yang benar terkait TBC di masyarakat dengan media KIE yang beragam.
  6. Mendorong keterlibatan aktif pemangku kepentingan lainnya dalam upaya eliminasi TBC di masyarakat.
  7. Mendukung kader dalam memberikan edukasi Tuberkulosis bagi pasien, keluarga dan masyarakat.
  8. Memproduksi dan mendistribusi media KIE sebagai media sarana pendukung program penanggulangan TBC melaui Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di masyarakat terutama di congregate settings

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI dengan ini mengundang anda untuk memberikan penawaran harga Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

RINGKASAN LINGKUP LELANG

 Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mencari penyedia barang / jasa yang berpengalaman dalam penyediaan dan memproduksi Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

Spesifikasi dan standart kualitas:

Desain Media KIE tersedia di tautan berikut: https://bit.ly/4bpEZqv

TEMPAT PENGIRIMAN, SYARAT DAN KETENTUAN

Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), sesuai uraian diatas harus diselesaikan dalam jangka waktu 45 hari kalender setelah penandatanganan kontrak.

Dengan lokasi distribusi ada di bagian lampiran dokumen ini.

KETENTUAN PELAKSANAN

KRITERIA PESERTA LELANG

  1. Mempunyai pengalaman pengadaan barang / jasa di bidang sejenis.
  2. Menyertakan salinan akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhirnya, Nomor Induk Berusaha (NIB), Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan.

TATA CARA LELANG

Peminat serius dapat mengirimkan Dokumen Surat Penawaran dan Legalitas Perusahaan dengan persyaratan sebagai berikut :

  1. Tiap Perusahaan hanya boleh mengirimkan 1 (satu) Surat Penawaran.
  2. Melampirkan Surat Penawaran Harga dan termin pembayaran.
  3. Penawaran dikirim melalui email ke alamat: procurement@penabulu-stpi.id, dengan subject email: Dokumen Penawaran Lelang Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
  4. Hard copy penawaran, dikirimkan kepada “Panitia Lelang Pengadaan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)” Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI
    Jl. H Saidi III No.15, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12410
    Tel: +62 21 – 765 6888
  1. Waktu pemasukkan terakhir Dokumen Penawaran adalah hari Jumat, tanggal 17 Mei 2024 pukul 17.00 WIB cap pos.

Persyaratan administratif peminat lelang dapat dilihat pada Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Dokumen Lelang. Silahkan unduh Kerangka Acuan Kegiatan dan Dokumen Lelang dibawah ini :

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Bergerak Bersama Kementerian Kesehatan RI dalam Hari Tuberkulosis Sedunia 2024

Setiap tahun, tepatnya tanggal 24 Maret seluruh dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS). Hari Tuberkulosis Sedunia tentunya menjadi momentum terhadap upaya-upaya berbagai pihak untuk mengeliminasi penyakit Tuberkulosis terutama di Indonesia. Kegiatan HTBS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara terus menerus tentang dampak kesehatan,  ekonomi dan sosial dari penyakit Tuberkulosis (TBC).

Pada hari Kamis, 2 Mei 2024 kegiatan puncak Hari Tuberkulosis Sedunia nasional berlangsung dari pukul 08.00 – 15.00 WIB di Pos Bloc, Jakarta Pusat. PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk berpartisipasi dalam kegiatan Hari Tuberkulosis 2024.  PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI juga mengadakan sesi talkshow dengan beberapa narasumber, flashmob Jingle TBC, dan membuka booth edukasi di acara HTBS. Booth berisi poster edukasi dengan kegiatan games yang menarik untuk mendapatkan hadiah merchandise berupa mug, bolpen, stiker, dan pin. 

Acara dimulai dengan tarian tradisional sebelum akhirnya dibuka oleh MC. Setelah acara resmi dimulai, dr. Imran Priambudi selaku Direktur P2PM memberikan sambutan sekaligus membacakan data-data terkait penyakit TBC selama beberapa tahun terakhir. Dr. dr. Maxi Rein Rondonowu, DHSM, MARS selaku Direktur Jenderal P2PM juga turut memberikan sambutan dan arahan pembukaan acara. Beliau juga menjelaskan program terbaru untuk mengeliminasi penyakit TBC di Indonesia untuk tahun 2024 dan rencana kedepannya. 

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemberian apresiasi dan hadiah kepada pemenang lomba HTBS oleh Direktur Jenderal P2PM. Apresiasi juga diberikan kepada Kader, Koordinator Kader, Pasien Supporter, dan Manajer Kasus terbaik dari 30 provinsi dan 190 Kabupaten/Kota wilayah intervensi Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Apresiasi ini diberikan guna memberikan penghargaan dan semangat kepada seluruh elemen komunitas yang telah bekerja keras selama ini di lapangan. 


Setelah sesi pemberian apresiasi, acara dilanjutkan dengan melakukan Flashmob Jingle TOSS TBC untuk memeriahkan acara. Flashmob dipimpin oleh instruktur dari komunitas yang diikuti oleh seluruh Kader yang hadir sejumlah 50 orang serta diikuti oleh seluruh pengunjung yang hadir dalam acara puncak HTBS tersebut.

Acara disambung dengan sesi Talkshow “Gerakan Indonesia Akhiri TBC” yang dipimpin oleh moderator selebriti Sarah Sechan dan dihadiri oleh beberapa narasumber, yakni dr. Imran Priambudi selaku Direktur P2PM Kemenkes, Samsul Jamaluddin selaku QAGC PT. JNE, dr. Nurdin selaku pejabat Walikota Tangerang, dan Mas Raja selaku Penyintas TBC. Tema “Gerakan Indonesia Akhiri TBC” diusung dengan harapan seluruh komponen dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, swasta, perusahaan dan masyarakat dapat bergotong royong mencapai Indonesia Bebas TBC 2030.  

Pada sesi ini, dr. Imran Priambudi menjelaskan kondisi penyakit TBC di Indonesia yang terus bertambah sekitar 1.000.000 kasus setiap tahunnya. Tahun lalu, penyakit TBC sudah berhasil ditemukan sebanyak 80%. Saat ini, dengan kebaruan yang ada di bidang kesehatan penyakit TBC dapat disembuhkan dengan lebih cepat. Pak Samsul juga menyampaikan bahwa di bidang kurir tentunya tingkat penyebaran penyakit sangat tinggi. PT. JNE cukup aktif dalam penanggulangan penyakit TBC bahkan melakukan pencegahan dan penindakan lebih lanjut.. 

Mas Raja turut menceritakan pengalamannya sebagai penyintas TBC Ekstra Paru yang dialaminya pada tahun 2022. Terakhir, Pak Nurdin menjabarkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap penanggulangan penyakit TBC berupa payung kebijakan, anggaran yang cukup, dan program-program untuk menangani kasus TBC. 

Sesi kedua acara dilanjutkan setelah istirahat siang dengan talkshow yang dimoderatori oleh Lina Harahap selaku perwakilan komunitas. Talkshow dihadiri oleh beberapa narasumber yakni Bu Ertin sebagai Koordinator Kader terbaik, Pak Bunli sebagai TB Army terbaik, Bu Poppy sebagai Manajer Kasus (MK) terbaik, Bu Kamisah sebagai Kader terbaik, dan Pak Sofyan sebagai Pasien Supporter (PS) terbaik.

Pada sesi ini, para narasumber melakukan sharing tentang pengalaman yang telah mereka lalui selama ini. Salah satu narasumber, Bu Poppy menceritakan keluh kesahnya selama menjadi Manajer Kasus (MK), baik itu kendala di lapangan maupun secara internal. Tidak sedikit pasien TBC yang tidak mau melakukan pengobatan, bahkan sampai melakukan perlawanan ketika diberikan edukasi. Bu Poppy tidak menyerah sampai disitu, beliau memberikan edukasi secara terus menerus untuk membujuk pasien hingga mau berobat. Dengan kegigihan yang dimilikinya, Bu Poppy berhasil menjadi Manajer Kasus (MK) terbaik.

Selanjutnya kegiatan sampai juga pada penghujung acara yang dimeriahkan oleh guest star yaitu Salma Salsabil yang membawakan beberapa lagu untuk menghibur para peserta yang hadir. Semoga kegiatan ini dapat memberikan edukasi tentang TBC yang masif kepada seluruh masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Dinkes Ngawi Apresiasi Yabhysa Ngawi atas Kontribusi Tanggulangi TBC

Dalam peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia (25/4) lalu, Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Ngawi menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten. Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi Yabhysa pada program penanggulangan penyakit TBC di Kabupaten Ngawi.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Ngawi dr. Ana Mursyida menyerahkan secara langsung penghargaan kepada Ketua Yabhysa Ngawi Muhammad Via Pratama. Adapun acara inin digelar di Kurnia Convention Hall Ngawi.

”Kami sampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan atas apresiasi yang diberikan kepada kami, tentunya ini menambah semangat kami dalam menanggulangi TBC di Ngawi,” ujarnya.

Kerja sama Yabhysa Ngawi bersama dengan Dinas Kesehatan berjalan sejak 2021. Kolaborasi tersebut salah satunya dalam kegiatan pada akhir tahun 2023 lalu, yakni Skrining TBC berbasis masyarakat dengan menggunakan mobile rontgen di 10 kecamatan di Ngawi.”Kami tidak berpuas diri dengan apa yang sudah kami lakukan 4 tahun berjalan ini,” ungkapnya. Via mengatakan, upaya yang dilakukan masih merupakan awal kontribusinya dalam penanggulangan TBC di Ngawi. Khususnya untuk mensukseskan eliminasi TBC tahun 2030. ”Untuk tujuan yang lebih jauh lagi Ngawi bebas TBC,” katanya.

Ketua TP PKK Kabupaten Ngawi dr.Ana Mursyida menyebut TBC berkaitan dengan masalah stunting. Pun, kasusnya masih banyak. Bahkan, infeksi TBC jika tidak diobati akan menulari sekitarnya hingga menimbulkan kematian.

“Kita berkolaborasi baik dari PKK tingkat desa, kecamatan dan kabupaten memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk sadar tentang TBC,” ungkapnya.

Kepala Seksi P2PMPTM Dinkes Jawa Timur dr. Faridha Cahyani mengapresiasi kegiatan program penaggulangan TBC di Ngawi.

”Di Jawa Timur masih ada 11 persen yang sudah didiagnonsa tapi belum diobati, kalau tidak diobati, menjadi sumber penularan,” terangnya, sembari menyebut satu kasus TBC bisa menular ke 10 orang disekitarnya.