Foto bersama dalam kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah SR Sulawesi Selatan
MAKASSAR– Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit infeksi yang paling mematikan di Indonesia. Penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menimbulkan masalah pada tulang, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Penanggungjawab Program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Julia Junus mengungkapkan bahwa Indonesia adalah salah satu penyumbang terbanyak kasus TB di dunia. Ia mengutip Laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, di mana Indonesia pertahun 2023 adalah negara dengan penyumbang kasus TBC nomor dua di dunia dengan estimasi beban kasus 969.000 dengan kematian di angka 144.000 atau 16 orang meninggal setiap jamnya.
“Khusus Sulawesi Selatan, kita berdada di posisi ke-9 sebagai provinsi penyumbang kasus terbesar di Indonesia, jumlah kasusnya 15.088 kasus, target kita sebenarnya 31 ribu kasus lebih,” kata Uli, sapaanya saat menyampaikan laporan situasi TBC pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) SR Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel di Makassar, 12 Februari 2023.
Uli menjelaskan, bahwa capaian tersebut sebenarnya sudah lebih baik, namun masih perlu dikuatkan lagi. Ia menerangkan bahwa capaian itu tidak terlepas dari peran serta dan aktif komunitas dalam hal ini Yamali TB di 9 daerah kabupaten-kota di Sulsel. Uli juga mengungkapkan tentang startegi nasional penanggulangan TBC dan target eliminasi TBC 2030. Menurutnya salah satu yang menjadi perhatian besar saat ini adalah pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT).
“Dalam rangka percepatan penemuan kasus TBC, perlu dilakukan selain investigasi kontak pada seluruh pasien TBC, juga perluasan pemberian TPT untuk target eliminasi TB 2030, kita akan pastikan bahwa logistik seudah tersedia dan terdistribusi ke layanan tingkat PKM,” ungkapnya.
Menyambut harapan Uli, SR Manager Yamali TB Sulsel, Wahriyadi menimpali bahwa edukasi pemberian TPT memang menjadi salah satu target penting dari SR komunitas Yamali TB. Ia menegaskan bahwa kader-kader TB yang ada di lapangan dalam melakukan kegiatan investigasi kontak juga memastikan bahwa kontak pasien yang edukasi untuk diberikan TPT, khususnya untuk kontak balita usia 0-5 tahun serta usia 5-14 tahun.
Koordinator Program SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi menambahkan bahwa upaya pemberian TPT bagi kontak pasien TB khususnya balita usia 0-5 tahun sudah dilakukan sejak tahun 2021, hasilnya tahun 2022 dari upaya yang dilakukan sudah ada sebanyak 92 balita yang diberikan TPT hasil edukasi yang dilakukan oleh kader TB. “Angkanya memang sangat sedikit dan jauh dari target, namun ada hal yang bisa kita pelajari, yaitu dari sulitnya meyakinkan pemberian TPT namun tetap ada yang bersedia, artinya hal yang perlu diperkuat adalah edukasi dan kepercayaan masyarakat serta ketersediaan logistik di layanan,” pungkasnya.
Rakorwil SR Yamali TB Sulsel dilaksanakan pada tanggal 11-12 Februari 2023 di hotel Khas Makassar dengan diikuti 36 peserta dari unsur SR provinsi dan SSR dari 9 kabupaten dan kota wilayah program GF-TB Komunitas se-Sulsel.
Penulis: Kasri Riswadi
Editor: Winda Eka Pahla