Skip to content

Entaskan TBC di Ngawi, Bakrie Center Foundation Kolaborasi dengan Yabhysa

WhatsApp-Image-2023-08-18-at-165239-1456704137

NGAWIJawa Pos Radar Madiun – Pengentasan Tuberculosis (TB/TBC) di wilayah Ngawi terus dimaksimalkan. Bakrie Center Foundation (BCF), sponsor program Campus Leader, menggandeng Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YabhysaNgawi, dalam mendukung penanggulangan TBC di daerah setempat.

KOORDINASI: Yabhysa Ngawi berkoordinasi dengan Dinkes terkait program Campus Leader dalam pengentasan TBC bersama perwakilan Dinkes Ngawi dan mahasiswa. (SATRIO/RADAR NGAWI)

Dalam program ini, BCF juga berkolaborasi dengan mahasiswa, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi. Adapun program ini dilaksanakan di enam provinsi termasuk Jawa Timur, khususnya Ngawi. Kegiatan ini diikuti oleh 200 mahasiswa magang. Di Ngawi, ada empat mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat yang mengikuti program tersebut. ”Nantinya para mahasiswa diharapkan bisa memberikan kritik, saran, masukan dan inovasi dalam penanggulangan TBC di Ngawi,” kata Muhammad Via Pratama, Ketua Yabhysa Ngawi.

Dia mengatakan, Yabhysa sudah tiga tahun bekerjasama dengan Dinkes Ngawi dalam upaya penanggulangan TBC. Dalam kegiatan yang rencanya berlangsung lima bulan tersebut para mahasiswa dituntun untuk mengikuti kerja lapangan. Diantaranya koordinasi dan komunikasi dengan para kader TBC juga Dinkes, serta pengelola program di 24 Puskesmas (PKM) se Ngawi. “Dilakukan bersama-sama dalam satu tim,” sebutnya.

Via mengatakan dari program ini kedepan bisa dibentuk paguyuban bagi mantan pasien TBC di Ngawi. Sebab selama ini belum pernah terrealisasi. Dia berharap para mahasiswa menjadi inisiator pembentukan paguyuban tersebut. ”Harapannya adalah bisa mendukung pengobatan bagi pasien TBC lainya,” ujar Via.

KOLABORASI: Ketua Yabhysa Ngawi, Muhammad Via Pratama (ke dua dari kiri) dan Pengelola Program TBC Dinkes Ngawi, Ririn Noviyanti dan para mahasiswa magang Program Campus Leader

Pengelola Program TBC Dinkes Ngawi, Ririn Noviyanti menyatakan pihaknya menyambut baik program kolaborasi tersebut. Hal itu sejalan dengan upaya pengentasan TBC yang dilaksanakan Dinkes. Menurutnya sejauh ini Dinkes masih mengalami kendala dalam menjaringan kasus dan mendiagnosis pasien secara menyeluruh. ”Dari survei Kementerian Kesehatan estimasinya ada 1.428 namun sementara ini baru sekitar 740,” paparnya. Karena itu, pihaknya berharap melalui program magang nantinya mampu menjaring pasien lebih banyak. Ririn mengatakan perlunya pengobatan TBC secara tuntas. Sebab TBC merupakan penyakit menular. Terlebih bagi pasien yang tak tuntas mengikuti treatment pengobatannya. Mereka justru bisa lebih berisiko mengalami resistensi obat TBC. ”Malah pengobatan yang dilakukan bisa lebih lama dan efek samping obat yang lebih parah,” ujarnya, sembari mengimbau pasien TBC supaya disiplin dalam mengonsumsi obat.

Sementara itu, Rani Siyratu, Program Staff BCF, mengungkapkan bahwa Campus Leader Program merupakan bagian dari upaya BCF mendukung program nasional. BCF sudah tersebar di 238 kabupaten/kota se-Indonesia. Dia mengatakan tahun ini Ngawi merupakan percontohan sebagai wilayah yang aktif eliminasi TBC. ”Di Ngawi banyak aktivis yang turun untuk menanggulangi TBC karena itu kami turut mendukung melalui lembaga sosial yang ada,” katanya.

Rani menyebut bahwa program magang BCF sudah berjalan selama kurang lebih 3,5 tahun di Jawa Timur. Pun tahun depan pihaknya mengupayakan penambahan program serupa untuk kabupaten/kota lain. Khususnya penambahan di wilayah Jawa Timur. Sebab saat ini Jawa Timur berada di posisi ke-dua pengidap TBC terbanyak. ”Harapannya tahun 2024 mendatang bisa melingkupi seluruh kabupaten/kota dalam eliminasi TBC,” pungkasnya.

Bagikan Artikel

Cermati Juga