Konsultan Peneliti Riset Operasional Investigasi Kontak dan TPT PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI

Latar Belakang

Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI merupakan Principal Recipient (PR) untuk program eliminasi Tuberculosis (TBC) dengan dukungan dana Global Fund- Komponen TBC periode 2021 – 2023 mendukung pemerintah dalam upaya penanggulangan TBC melalui penemuan kasus secara aktif dan pendampingan pasien TBC oleh komunitas.

PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah Principal Recipient (PR) Komunitas TBC, berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional Penanggulangan TBC yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML). Dalam kerja sama dengan para mitra, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI bertujuan mengakselerasi eliminasi TBC 2030 di 30 provinsi dan 190 kota/kabupaten dengan indikator utama sebagai berikut : 1) Notifikasi kasus rujukan komunitas, 2) Investigasi Kontak, 3) Rujukan Terapi Pencegahan TBC untuk Balita 4) Pendampingan orang dengan TBC Resisten Obat.

Sebagai upaya peningkatan kualitas penemuan kasus melalui investigasi kontak dan mendorong implementasi terapi pencegahan TBC (TPT), maka PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI akan melaksankan riset operasional Investigasi Kontak dan TPT. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada periode Feb – Juni 2023, sekaligus diseminasi hasil dari temuan riset operasionl ini pada seluruh pemangku kepentingan.

Dengan demikian PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI membutuhkan dukungan 3 orang Tenaga Ahli dalam proses riset operasional Investigasi Kontak dan TPT.

Tugas dan Tanggungjawab

Bertanggungjawab mendukung dalam proses riset operasional investigasi kontak dan TPT yang terdiri dari :

  1. Mengembangan protokol dan instrumen riset operasional
  2. Pengumpulan data, termasuk desk review, data kuantitatif dan kualitatif
  3. Menganalisis pengumpulan data
  4. Pembuatan laporan riset
  5. Terlibat aktif dalam kegiatan diseminasi riset operasional ini

Kualifikasi dan Keahlian

  1. Memiliki latar belakang pendidikan kesehatan/kedokteran dengan pengalaman dalam isu Program Tuberkulosis/Penyakit menular khususnya terkait dengan investigasi kontak dan TPT minimal 5 tahun
  2. Memiliki pengalaman dalam menyusun dan/atau mengembangkan riset operasional terkait dengan isu Program Tuberkulosis/Penyakit menular khususnya terkait dengan investigasi kontak dan TPT oleh relawan komunitas.
  3. Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa inggris yang efektif dan benar secara lisan dan tulisan

Durasi Waktu

Periode Penugasan: Maret – Juni 2023

Kirimkan CV dan pernyataan minat ke email:
hr@penabulu-stpi.id dengan subject email: Tenaga Ahli Riset Operasional IK dan TPT

Batas Waktu : 27 Februari 2023 pukul 17.00 WIB

Rakorwil SR Yamali TB Sulsel Tekadkan Penguatan Pencegahan TBC

Rakorwil SR Yamali TB Sulsel

 

Rakorwil SR Yamali TB SulselFoto bersama dalam kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah SR Sulawesi Selatan

MAKASSAR– Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit infeksi yang paling mematikan di Indonesia. Penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menimbulkan masalah pada tulang, otak, dan bagian tubuh lainnya.

Penanggungjawab Program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Julia Junus mengungkapkan bahwa Indonesia adalah salah satu penyumbang terbanyak kasus TB di dunia. Ia mengutip Laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, di mana Indonesia pertahun 2023 adalah negara dengan penyumbang kasus TBC nomor dua di dunia dengan estimasi beban kasus 969.000 dengan kematian di angka 144.000 atau 16 orang meninggal setiap jamnya.

“Khusus Sulawesi Selatan, kita berdada di posisi ke-9 sebagai provinsi penyumbang kasus terbesar di Indonesia, jumlah kasusnya 15.088 kasus, target kita sebenarnya 31 ribu kasus lebih,” kata Uli, sapaanya saat menyampaikan laporan situasi TBC pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) SR Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel di Makassar, 12 Februari 2023.

Uli menjelaskan, bahwa capaian tersebut sebenarnya sudah lebih baik, namun masih perlu dikuatkan lagi. Ia menerangkan bahwa capaian itu tidak terlepas dari peran serta dan aktif komunitas dalam hal ini Yamali TB di 9 daerah kabupaten-kota di Sulsel. Uli juga mengungkapkan tentang startegi nasional penanggulangan TBC dan target eliminasi TBC 2030. Menurutnya salah satu yang menjadi perhatian besar saat ini adalah pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT).

“Dalam rangka percepatan penemuan kasus TBC, perlu dilakukan selain investigasi kontak pada seluruh pasien TBC, juga perluasan pemberian TPT untuk target eliminasi TB 2030, kita akan pastikan bahwa logistik seudah tersedia dan terdistribusi ke layanan tingkat PKM,” ungkapnya.

Menyambut harapan Uli, SR Manager Yamali TB Sulsel, Wahriyadi menimpali bahwa edukasi pemberian TPT memang menjadi salah satu target penting dari SR komunitas Yamali TB. Ia menegaskan bahwa kader-kader TB yang ada di lapangan dalam melakukan kegiatan investigasi kontak juga memastikan bahwa kontak pasien yang edukasi untuk diberikan TPT, khususnya untuk kontak balita usia 0-5 tahun serta usia 5-14 tahun.

Koordinator Program SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi menambahkan bahwa upaya pemberian TPT bagi kontak pasien TB khususnya balita usia 0-5 tahun sudah dilakukan sejak tahun 2021, hasilnya tahun 2022 dari upaya yang dilakukan sudah ada sebanyak 92 balita yang diberikan TPT hasil edukasi yang dilakukan oleh kader TB. “Angkanya memang sangat sedikit dan jauh dari target, namun ada hal yang bisa kita pelajari, yaitu dari sulitnya meyakinkan pemberian TPT namun tetap ada yang bersedia, artinya hal yang perlu diperkuat adalah edukasi dan kepercayaan masyarakat serta ketersediaan logistik di layanan,” pungkasnya.

Rakorwil SR Yamali TB Sulsel dilaksanakan pada tanggal 11-12 Februari 2023 di hotel Khas Makassar dengan diikuti 36 peserta dari unsur SR provinsi dan SSR dari 9 kabupaten dan kota wilayah program GF-TB Komunitas se-Sulsel.


Penulis: Kasri Riswadi

Editor: Winda Eka Pahla

Semangat Meraih Cita- Cita bersama Menteri Kesehatan untuk Indonesia Bebas TBC

Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Kita ketahui bersama, Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular dan salah satu penyebab kematian di dunia. Bahkan saat dilanda pandemi coronavirus (COVID-19) beberapa tahun belakangan ini, TBC tetap menjadi infeksi bakteri penyebab kematian setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui percikan air liur atau droplet saat orang sakit TBC batuk atau bersin.

Global Report Tuberculosis menyatakan bahwa tahun 2021 kondisi secara global sebanyak 969.000 orang terinfeksi TBC, 28.000 orang terinfeksi TBC Resistan Obat (TBC RO), 144.000 kematian akibat TBC dan angka keberhasilan pengobatan sebesar 86%. Indonesia pada akhir tahun 2022 kembali menjadi negara peringkat ke 2 (dua) setelah India dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia. Dimana kondisi sebanyak 969.000 estimasi kasus TBC, 443.235 kasus telah ternotifikasi, sebanyak 8.268 terkonfirmasi TBC RR/MDR, 42.187 kasus TBC anak, 8. 344 kasus TBC HIV, sebanyak 15.186 pasien TBC meninggal dunia dan angka kesuksesan pengobatannya 86%. Di provinsi Jawa Tengah sendiri, angka penemuan kasus TBC yang ternotifikasi (Case Notification Rate) sebanyak 66.333 kasus, jumlah yang terkonfirmasi TBC RO sebanyak 971 kasus, dan 771 kasusnya melakukan pengobatan. Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2021, estimasi tuberkulosis sebanyak 2.056 kasus, teridentifikasi 706 kasus, sedang pengobatan 35% kasus, teridentifikasi tuberkulosis resisten obat (RO) atau Multiple Drugs Resistance (MDR) 6 kasus dengan 5 kasus melakukan pengobatan serta angka kematian 13 kasus. Berdasarkan data tersebut, artinya banyak kasus yang belum terkonfirmasi serta banyak kasus yang sudah terkonfirmasi namun pasien belum melakukan pengobatan sebagaimana mestinya.

Kondisi tersebut memiliki resiko untuk terus terjadi penularan terhadap yang lain. Adanya situasi pandemic COVID-19 beberapa tahun belakangan ini juga berpengaruh terhadap penemuan kasus dan pengobatan. Selama pandemic COVID-19, pelacakan kasus secara aktif tidak bisa dilaksanakan dengan optimal, jumlah kunjungan pasien TBC di layanan juga mengalami penurunan. Kekhawatiran masyarakat dan petugas kesehatan terhadap gejala TBC yang hampir mirip dengan gejala COVID-19. Hal tersebut membuat masyarakat enggan untuk diperiksa akhirnya petugas kesulitan mendiagnosa penyakit pasien.

Sebagaimana yang dijelaskan di Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis bahwa salah satu strategi nasional eliminasi TBC adalah peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multisektor lainnya dalam penanggulangan tuberkulosis.

Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Dalam implementasi hal tersebut serta sebagai bentuk dukungan terhadap cita- cita bersama Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin bahwa 90% kasus tuberkulosis harapannya ditemukan pada tahun 2024, Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, Puskesmas Sigaluh 1 dan SSR Mentari Sehat Indonesia Kab. Banjarnegara berkolaborasi melakukan edukasi skrining tuberkulosis dan HIV di salah satu perusahaan di Kab. Banjarnegara. Kegiatan dilaksanakan pada 11 dan 13 Februari 2023. Kegiatan tersebut berhasil melakukan skrining pada kurang lebih 500an karyawan perusahaan dengan jumlah terduga sebanyak 53 orang. Kemudian, untuk tindak lanjut, jika hasil keluar dan ada yg terkonfirmasi positif, maka Kader TBC Komunitas akan mendampingi ke Puskesmas untuk diberikan edukasi kembali oleh Pengelola Program Puskesmas sembari di tuntun untuk memulai pengobatan. Kader TBC Komunitas pun akan mendampingi minimal 6 bulan ke depan dan memastikan pasien melakukan pengobatan sesuai standar.

Pelaksanaan skrining dan tes TBC/HIV di salah satu perusahaan yang berlokasi di Banjarnegara

Di Banjarnegara sendiri, edukasi dan skrining ke perusahaan sudah dilakukan beberapa kali, seperti di semester lalu terdapat 4 perusahaan yang di kunjungi. Tidak hanya terngiang- ngiang cita- cita yang kandas bersama mantan, cita- cita bersama Menteri Kesehatan juga harus diwijudkan. Sehingga, SSR Mentari Sehat Indonesia sedang terus melakukan advokasi ke lembaga, sekolah, maupun perusahaan untuk dapat melakukan skrining dan edukasi TBC di tempat terkait.


Penulis : Saroh, S.Kep

Editor : Winda Eka Pahla

Membangun Teamwork yang Solid Meningkatkan Kualitas Kerja dan Komitmen Kuat

Foto bersama seluruh aktivis TBC di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

Sikka – Nusa Tenggara Timur. Dalam sebuah komunitas sangat diperlukan kerjasama agar tujuan dari komunitas tersebut dapat tercapai dengan baik. Meskipun demikian, menjalin sebuah kerja sama antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam sebuah kerjasama, tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada hambatan atau kendala yang menguji komitmen anggota dalam sebuah komunitas. Hal-hal tersebut yang akan menyebabkan timbulnya kekecewaan akibat adanya berbagai rintangan yang menghadang. Namun, jika rintangan dihadapi bersama dengan baik, maka hal tersebut akan memperkuat persatuan dalam sebuah komunitas.

Agar membentuk dinamika kerjasama yang baik, SSR PERDHAKI TBC Sikka pada 6 Januari 2023 melaksanakan Kegiatan Natal dan Tahun baru bersama yang dihadiri oleh berbagai peserta mulai dari TIM SSR PERDHAKI TBC Sikka yang terdiri dari Staff Program SSR Sikka sekaligus memimpin kegiatan ini yaitu dr. Joan Tanumihardja, Staff Keuangan SSR, Koordinator Kader, Pasien Supporter TB-RO, Data Entry , Kader – Kader TBC Sikka, dan juga para Pengelola Puskesmas yang juga berkesempatan hadir dalam kegiatan ini.

Acara natal dan tahun bersama ini bukan hanya sebagai ucapan syukur atas Kelahiran Yesus Kristus namun juga mensyukuri atas nikmat bisa bertemu di tahun yang baru bersama-sama. Acara dibuka dengan sambutan dari staf program SSR dr. Joan Tanumihardja yang menceritakan awal terbentuknya komunitas TBC di Sikka Sejak 2021. “Awalnya,kita hanya mengintervensi di 5 PKM, dengan kerja keras tim, saat ini kita sudah bertambah 9 PKM intervensi di akhir 2021 dan 11 PKM di 2022,” tuturnya. Beliau juga menyampaikan bahwa selama ini pertemuan kader belum pernah terjadi secara menyeluruh, sehingga dengan adanya pertemuan ini dapat terbentuk silahturahmi serta mempererat persaudaraan dan solidaritas antara komunitas, Kader dan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan hingga seluruh Fasyankes yang bekerja sama dengan SSR PERDHAKI TBC Kabupaten Sikka. Di akhir pembicaraa, beliau berharap semua yang terlibat dalam proses penanggulangan TBC di Sikka semakin semangat dan berkomitmen kuat sampai akhir 2023 sesuai dengan periode funding SSR.

Sambutan dari staf program SSR Kabupaten Sikka, dr. Joan Tanumihardja

Kemudian, acara dilanjutkan dengan perkenalan antara Tim SSR Kabupaten Sikka, Pengelola Puskesmas dan juga para kader yang mungkin belum terlalu saling mengenal satu dengan yang lainnya.

Salah satu perwakilan dari para pengelola-pengelola puskesmas yang hadir dalam sambutanya mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya selama ini, beliau menyampaikan bahwa Puskesmas, Komunitas dan Kader TBC Komunitas bekerja keras untuk kesehatan masyarakat Sikka. Harapanny, semoga kedepan seluruh aktivis TBC di Kabupaten Sikka semakin giat untuk peningkatan penemuan kasus, pendampingan dan pemantauan pengobatan pasien TBC. “Kader dalam komunitas memiliki peran yang penting dalam proses penanggulangan TBC, mereka-merekalah yang mengetahui kondisi lapangan karena berhubungan langsung dengan proses penanggulangan TBC dilingkungan mereka masing-masing,” tutupnya. 

Sharing Session sebagai bentuk menjalin solidaritas sesama team 

Pada kegiatan ini,  dibuka sesi sharing bersama antara kader, tim komunitas dan para pengelola Puskesmas mengenai suka duka selama berproses dilapangan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk evaluasi dalam meningkatkan kinerja yang masih harus terus berlanjut. Banyak kendala yang dihadapi oleh kader TBC Komunitas, beberapa diantaranya yakni penolakan yang sering mereka alami saat turun ke lapangan memberikan edukasi serta skrining, diberikannya alamat palsu, serta terkendalanya transportasi apabila turun ke beberapa wilayah intervensi yang cukup jauh. Meskipun banyak kendala yang dialami, kader TBC Komunitas terus berupaya melakukan yang terbaik demi kesehatan orang-orang disekitar, mereka tetap tulus dan tetap semangat dalam melakukan tugas-tugas mereka sebagai kader.

Keseruan seluruh peserta dalam kegiatan lomba dan games

Di akhir acara, kegiatan ini di ramaikan dengan games yang diikuti oleh semua peserta kegiatan yang dilanjutkan dengan doa dan makan siang bersama sembari menikmati keindahan Pantai Pintar Asia, Maumere. Seluruh peserta sangat antusias, semangat dan terlihat kompak. Tentunya, momentum inilah yang sangat di harapkan dapat menciptakan keintiman hubungan baik antara kader TBC Komunitas serta pihak lain yang terkait diluar dari kegiatan pekerjaan formal yang mereka lakukan setiap harinya.  


Penulis : Andre Louis Stenly Seran

Editor : Winda Eka Pahla