Berbuat kepada sesama, tak harus menunggu sampai memiliki waktu senggang. Dengan apa yang ia miliki semua bisa segera mungkin untuk melakukan kebaikan dan memberi kebermanfaatan. Tak perlu jabatan atau status yang tinggi untuk bisa memberikan kontribusi kepada orang lain. Kebaikan bisa muncul dari mana saja, termasuk dari sosok sederhana dalam keseharian.
Nurika Novi Yanti atau akrab di panggil Nurika merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di jalan Veteran Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Lampung. Selain menjadi Ibu rumah tangga yang baik untuk keluarganya, Nurika juga di kenal lingkungan wanita yang aktif, ramah serta peduli dengan kesehatan yang ada di lingkungannya.
Ibu dua anak ini patut di apresiasi karena terlibat aktif menunjukan kepeduliannya terhadap lingkungan terutama dalam dunia kesehatan lingkungan. Sejak tahun 2011 lalu, Nurika telah memulai perjuangannya di bidang kesehatan, terutama memberikan semangat bagi masyarakat yang mengidap penyakit Tuberkolosis ( TBC ). Namun perjuangannya itu sempat terhenti pada tahun 2013 hingga 2014 akhir.
Pada awal tahun 2017, Nurika kembali meneruskan perjuangannya ia bergabung dengan komunitas TB-HIV Care milik Aisyiyah. Hal ini berlangsung hingga akhirnya di tahun 2020 Nurika pun terlibat dan ikut berperan pada Inisiatif Lampung Sehat Kabupaten Pringsewu. Nurika sangat aktif berkeliling dan membantu masyarakat. Ia juga dibantu oleh Pemerintah dalam pemberantasan penyakit TBC yang ada di Pringsewu. Pola yang digunakan Nurika sangatlah sederhana, seperti pelacakan dari orang Positif TBC ( Tracing TBC ) hingga sosialisasi bahaya Tuberkolosis kepada masyarakat yang ada di lingkungannya.
Satu dekade sudah dirinya berperan aktif di lingkungan tempat ia tinggal bersama keluarga. Dengan cita-cita sederhana, ia mampu menjadi pribadi yang bermanfaat dengan menciptakan lingkungan sehat bebas TBC. Meski dirinya telah lama berperan aktif dalam pemberantasan TBC namun menurutnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan secara bersama dengan semua pihak. Satu hal yang menjadi catatan dalam perjuangannya ini, yaitu membangun dan menciptakan kesadaran masyarakat yang peduli akan hidup sehat dan terbebas dari stigma negatif TBC. Edukasi kepada masyarakat terkait TBC adalah penyakit yang bisa di sembuhkan serta bukanlah penyakit yang perlu di anggap memalukan apabila di ketahui orang lain ataupun lingkungan sekitarnya ini menurutnya belum tuntas ia wujudkan.
“Membangun kesadaran masyarakat itu yang sulit, kalau hanya tracing dan tracking itu kan kita sudah tahu peta nya. Namun setelah kita berkunjung lalu memberikan pejelasan sampai puncaknya masyarakat yang kita cerahkan tersebut terpanggil kesadarannya pergi ke Puskesmas ini yang berat dan butuh kesabaran extra,” ungkap Nurika.
Kesadaran dirinya yang tinggal di lingkungan padat penduduk yang berada di pusat kota Pringsewu, keberagaman serta sikap acuh lingkungan masyarakat perkotaan menambah berat perjuangan. “Namun jika hal ini membuat lemah diri kita sudah barang tentu jauh api dari panggang tercipta lingkungan sehat dan terbebas dari TBC”, pungkasnya.
Penulis : Muhammad Iqbal Wahid Triyono (SSR Kab. Pringsewu)
Editor: Winda Eka Pahla